23
mudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual
”.
a. Rukun Mudharabah
Adapun rukun mudharabah adalah sebagai berikut Adiwarman Karim, 2009:
1 Pelaku Akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama
bertindak sebagai pemilik modal shahibul maal sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha.
2 Objek mudharabah Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah,
sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah
. Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan
bisa berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management skill, dll.
3 Persetujuan kedua belah pihak Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk
mengikatkan diri dalam akad mudharabah. 4 Nisbah keuntungan
Nisbah ini merupakan rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang
tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang ber-mudharabah.
24
Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul
maal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah
keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan. Nisbah
keuntungan ini harus dinyatakan dalam bentuk persentase bukan dalam bentuk nominal Rupiah tertentu. Nisbah keuntungan ditentukan
berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan porsi setoran modal. Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak. Apabila mengalami kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut
bukan dikarenakan kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian si pengelola maka si
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut Antonio, 2009:95.
Sebenarnya pihak mudharib pun menanggung kerugian. Kerugian tersebut antara lain hilangnya pekerjaan, usaha dan waktu yang telah ia
curahkan untuk menjalankan bisnis tersebut Adiwarman Karim, 2009:208. Namun ketentuan tersebut di atas hanya berlaku apabila
kerugian yang terjadi murni diakibatkan oleh risiko bisnis, bukan karena kelalaian ataupun kecurangan dari pihak mudharib. Jika terjadi kerugian,
cara menyelesaikannya adalah Adiwarman Karim, 2009:210 : a Diambil dulu dari keuntungan, karena keuntungan merupakan
pelindung modal.
25
b Bila kerugian melebihi keuntungan, baru diambil dari pokok modal. Besarnya nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing
pihak yang berkontrak. Jadi, angka besarnya nisbah muncul dari hasil tawar-menawar antara shahibul maal dan mudharib Adiwarman,
2009:209.
b. Bentuk-bentuk Mudharabah