Temuan Penelitian TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Temuan Penelitian

1. Hasil Studi Kuantitatif Penelitian dilakukan berdasarkan data pada Akta Nikah yang terdapat di Kecamatan Pamulang pada tahun 2010 hingga Juni 2011. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan dependent variable dan independent variable penelitian, yaitu data usia pernikahan pertama, dan pendidikan terakhir pasangan. Tabulasi data dilakukan dengan mengubah data yang ada menjadi data numerik, yaitu: Angka Pendidikan 1 SD,MI 2 SMP, MTs 3 SMA,SMK,SMEA,MA,MAN, SMIP 4 D1 5 D3 6 D4,S1 7 S2 Angka Usia 1 16-21 2 22-28 3 29-35 4 36-41 5 41 Tabel 15 menunjukkan frekuensi dari usia responden yang diambil berdasarkan metode acak sederhana dari buku Akta Nikah KUA Kecamatan Pamulang pada tahun 2010-Juni 2011. Tabel 15 Frekuensi Usia Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 16-21 153 30.6 30.6 30.6 22-28 277 55.4 55.4 86.0 29-35 62 12.4 12.4 98.4 36-41 5 1.0 1.0 99.4 42 3 .6 .6 100.0 Total 500 100.0 100.0 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang berusia 16-21 tahun sebanyak 153 orang, atau 30,6. Usia 22-28 tahun 277 orang, atau 55,4. Usia 29-35 tahun 62 orang atau 12,4. Usia 36-41 tahun 5 orang atau 1 dan lebih dari 41 tahun adalah 3 orang, atau 0,6. Sedangkan untuk frekuensi pendidikan responden, dapat dilihat di tabel 16. Metode yang digunakan adalah acak sederhana pada buku Akta Nikah Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan. Tabel 16 Frekuensi Pendidikan Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulativ e Percent Valid SD 21 4.2 4.2 4.2 SMP 60 12.0 12.0 16.2 SMA 304 60.8 60.8 77.0 D1 2 .4 .4 77.4 D3 45 9.0 9.0 86.4 S1 65 13.0 13.0 99.4 S2 3 .6 .6 100.0 Total 500 100.0 100.0 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir SD saat menikah adalah sebanyak 21 orang, atau sebesar 4,2. Responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP atau MTs pada saat pernikahan terakhirnya adalah 60 orang atau 12. Responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA dan sederajatnya saat menikah adalah 304 orang, atau 60.8. responden yang memiliki pendidikan terakhir D1 sebanyak 2 orang, atau 0,4. Responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 sebanyak 45 orang atau 9. Responden yang telah menempuh gelar Sarjana Strata 1 S1 pada saat menikah sebanyak 65 orang atau 13, dan responden yang telah menempuh studi S2 sebanyak 3 orang, atau sebesar 0,6. Penelitian ini memfokuskan diri untuk melihat hubungan antara dua variabel, sehingga menggunakan penelitian non parametriks dengan SPSS versi 16 untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk menguji kedua data tersebut, yang pertama kali dilakukan peneliti adalah melihat distribusi data dengan menggunakan analisa non parametriks one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasilnya adalah: Tabel 17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Usia Pendidikan N 500 500 Normal Parametersa,b Mean 1.8560 3.3940 Std. Deviation .71012 1.32902 Most Extreme Differences Absolute .280 .387 Positive .280 .387 Negative -.274 -.221 Kolmogorov-Smirnov Z 6.253 8.644 Asymp. Sig. 2-tailed .000 .000 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Distribusi data dapat dilihat melalui besar peluang kesalahan Asymp. Sig atau istilah tersebut disimbolkan di statistik dalam p. jika nilai p 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan jika p 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal, maka rumus yang digunakan untuk melihat korelasi yang terjadi adalah korelasi Pearson. Sedangkan, jika data tidak berdistribusi normal, maka menggunakan rumus Kendall-tau, dan Spearman-rho. Nilai Usia dari hasil di atas adalah p=0,000 dan p=0,0000.05 maka, berdasarkan teori statistik, maka sebaran data tersebut adalah sebaran data tidak berdistribusi normal, nilai pendidikan adalah p=0,000 dan p=0,0000.05 berdasarkan teori statistik, maka sebaran data tersebut adalah sebaran data tidak berdistribusi normal. Jika data tersebut tidak berdistribusi normal, rumus korelasi statistik yang tepat digunakan adalah menggunakan rumus korelasi Kendall-tau dan Spearman-rho. 61 Hasilnya adalah: Tabel 18 Correlations Usia Pendidikan Kendalls tau_b Usia Correlation Coefficient 1.000 .373 Sig. 2-tailed . .000 N 500 500 Pendidikan Correlation Coefficient .373 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 500 500 Spearmans rho Usia Correlation Coefficient 1.000 .417 Sig. 2-tailed . .000 N 500 500 Pendidikan Correlation Coefficient .417 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 500 500 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan korelasi Kendall tau dapat dilihat bahwa koefisien korelasi r antara usia pernikahan pertama dengan pendidikan adalah 0,373 dan p=0,000. Karena korelasi ini signifikan pada level 0,01, dan p=0,0000,01; maka H o ditolak dan H a diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa di Kecamatan Pamulang, tingkat pendidikan mempengaruhi usia perempuan pada pernikahan pertama. 61 Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial Salemba Humanika,2008 h.184 Berdasarkan Korelasi Spearman, koefisien korelasi r antara usia peenikahan pertama dengan pendidikan adalah 0,417. Dengan nilai p=0,000. Karena korelasi ini signifikan pada level 0,01 dan p=0,0000,01; maka H o ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti di Kecamatan Pamulang, tingkat pendidikan mempengaruhi usia perempuan pada pernikahan pertama. Untuk melihat sejauh apa pengaruh antara usia perempuan pada pernikahan pertama dengan pendidikan, maka penulis menggunakan teori korelasi Pearson dengan menggunakan statistik deskriptif untuk lebih menggambarkan temuan. Hasil temuan tersebut adalah: Tabel 19 Descriptive Statistics Variable Mean Std. Deviation N Usia 1.8560 .71012 500 Pendidikan 3.3940 1.32902 500 Mean atau rata-rata untuk usia adalah range ke-3 atau pernikahan antara 22-27 tahun dan pendidikan adalah range ke-2 atau SMA. Standar deviasi atau simpangan baku untuk umur adalah 0,71 dan untuk pendidikan adalah 1,3. N adalah banyak kasus yang terjadi, yaitu 500. Sedangkan korelasi berdasarkan korelasi Pearson adalah Tabel 20 Correlations Usia Pendidikan Usia Pearson Correlation 1 .336 Sig. 2-tailed .000 N 500 500 Pendidikan Pearson Correlation .336 1 Sig. 2-tailed .000 N 500 500 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Besar korelasi antara usia pernikahan pertama dengan pendidikan adalah 0,336 dengan signifikansi 0,000. Pengujian dilakukan dengan signifikansi level pada 0,01,dengan kasus yang terjadi sebanyak 500. Dalam korelasi Pearson, bila r semakin mendekati angka 1 maka hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat. Dalam perhitungan statistik diatas dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh dengan korelasi Pearson adalah 0,336. Jika dilihat berdasarkan tabel koefisien korelasi, maka dapat disimpulkan, bahwa tingkat hubungan antara usia perempuan pada pernikahan pertama dengan pernikahan adalah rendah. Tabel 21 Koefisien Hubungan Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,19 Sangat Rendah 0,2-0,39 Rendah 0,4-0,59 Sedang 0,6-0,79 Tinggi 0,8-1,00 Sangat Tinggi 2. Hasil Studi Kualitatif Wawancara mendalam dilakukan kepada 6 orang informan yang berada di RW 010 Pondok Benda, Pamulang yaitu 5 orang informan pengantin Perempuan, 1 informan ibu pengantin; serta 2 orang petugas KUA, yaitu Kepala KUA Pamulang dan Kepala Seksi Humas KUA Pamulang. a. Usia Pernikahan Pemahaman tentang batasan usia dalam pernikahan telah dipahami oleh sebagian informan. Ibu informan berpendapat bahwa, “Usia yang tepat untuk menikah ya pas dapet KTP, Perempuan sudah boleh menikah.” Informan lain berpendapat bahwa usia menikah seharusnya dilakukan setelah berusia 21 tahun. Kepala KUA dan Seksi HUMAS berpendapat bahwa usia 21 lebih tepat untuk menikah, walau undang-undang berkata 16 tahun sudah cukup untuk menikah. b. Alasan Menikah Berdasarkan wawancara dengan pihak KUA, mayoritas dari Perempuan yang menikah ketika usia mereka remaja pada tahun 2010 adalah hamil, atau Married by Accident MBA. “Kalau pada tahun 2010 sih, banyak anak SMA yang baru lulus, atau masih SMA nikah, karena yah, adek tahu sendiri, banyak yang hamil duluan baru menikah, yah pergaulan remaja, biasa.” Secara spesifik, berdasarkan data pihak KUA dan pengakuan penghulu, untuk usia pernikahan pertama di bawah 21 tahun sejumlah 52 pasangan dari 98 atau 53,06 pasangan yang menikah dini pada tahun 2010 menikah dengan alasan MBA. 62 Selain alasan MBA, alasan lainnya adalah sudah siap untuk menikah, maupun perjodohan. Berdasarkan wawancara kepada tiga orang informan yang menikah MBA, dapat diketahui bahwa mereka melakukan hubungan pra-nikah dengan pacarnya, sehingga hamil sebelum menikah. “Ya, karena aku cinta sama pacar aku, nah mamaku gak suka sama pacarku, dia lebih suka aku cari cowok kaya di tempat kerja aku, tapi aku cinta banget cowok aku, jadi ya akhirnya hamil deh.” 63 Seorang informan berpendapat bahwa ia menikah karena dijodohkan oleh orang tuanya. Alasan orang tua informan tersebut menjodohkan anaknya adalah “..Yah, daripada di rumah tidak ada kerjaan, kelayaban kemana-mana, bikin malu orang tua, kan mendingan di nikahin aja. ” Bagi informan yang menikah saat umur 25 tahun mengatakan bahwa ia baru siap untuk membina keluarga di usianya yang ke-25 karena di usia tersebut ia baru mampu secara psikis dan materiil untuk membina keluarga. “saya kan harus lulus sarjana dulu, kerja dulu, kalau udah siap, baru saya nikah, dan saya emang baru siap ketika umur segitu ” 62 Berdasarkan wawancara dengan kepala KUA dan Penghulu Kecamatan Pamulang pada 23 Agustus 2011 63 Berdasarkan wawancara dengan informan p dengan pendidikan SMA pada 2 September 2011

B. Analisa Data