Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang menciptakan interaksi sosial antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah. Seorang pendidik berkewajiban untuk memberikan, menanamkan, menumbuhkan nilai-nilai positif pada peserta didik untuk menumbuhkembangkan sendiri nilai-nilai yang ada pada dirinya dilingkungan sekolah. 1 Pada usia sekolah sampai usia remaja, seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, dan proses perubahan merupakan hal yang dialami oleh setiap anak. Karena dalam proses kematangan kepribadiannya, remaja secara bertahap memunculkan sifat-sifat yang saling berbenturan dengan rangsangan dari lingkungan sekitar. 2 Dalam menumbuhkan rasa percaya diri, orang tua sebagai keluarga inti harus memperhatikan hal-hal penting, diantaranya adalah dengan mendorong anak untuk selalu berupaya, menerima kelebihan dan kekurangannya, memberikannya pujian dan reward pada setiap aktifitas anak yang mengarah pada kepercayaan diri dan rasa hormat dirinya tersebut. 3 Untuk menumbuhkan rasa percaya diri maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya.

A. Latar Belakang Masalah

“Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah RPP dari UU Sisdiknas Pasal 3 Ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap warga Negara usia wajib belajar berhak mendapat pelayanan program wajib belajar yang bermutu tanpa dipungut biaya. Hal ini merupakan usaha dasar yang terencana dalam pendidikan UU NO.20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik aktif dan 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 3, h. 3. 2 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo, 2005, h. 71, 74 3 Ira Petranto, “Rasa Percaya Diri adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tua”, dalam irapetranto.blogspot.com, 28 April 2006. memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan untuk dirinya di lingkungan masyarakat”. 4 Pendidikan pada dasarnya memiliki peranan penting demi terciptanya individu atau anak didik yang cerdas dan kreatif. Salah satu indikator dari percaya diri, yaitu kreatifitas anak didik. Rasa percaya diri sangat mempengaruhi kreatifitas anak, oleh sebab itu sebagai orang tua maupun pendidik jangan pernah mematikan rasa percaya diri pada seorang anak. Menurut Jack Canfield, apabila seorang anak jika dalam sehari menerima 3- 6 kali komentar negatif dari komentar positif. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki rasa percaya diri yang rendah akan kemampuan yang dimilikinya. 5 Seringkali kita melihat banyak orang yang memberikan julukan, cap atau label pada orang tertentu karena kebiasaannya ataupun karena hal yang lainnya baik hal yang baik maupun hal yang buruk, namun lebih banyak julukan atau label tersebut dikarenakan hal-hal yang buruk. Seperti contohnya labeling karena seseorang itu pernah membolos atau mungkin sesuatu yang lain maka orang itu dicap sebagai pembolos dan lain sebagainya. Tahukah anda bahwa sebenarnya labeling pada seseorang itu akan dapat berdampak buruk bagi orang tersebut untuk jangka panjangnya. Dalam sosiologi ada sebuah teori penyimpangan yakni teori labeling yang dikemukakan oleh Edwin M. Lemert yang menyatakan bahwa seseorang menjadi menyimpang karena proses labeling yang berupa julukan etiket dan merk yang diberikan oleh masyarakat. 6 Maka dari itu penting sekali rasa percaya diri seseorang bisa terbentuk apabila menerima penghargaan yang didapat dari lingkungan sekitarnya, bukan hanya komentar negatif yang diterimanya, melainkan uang terpenting untuk menumbuhkan rasa percaya diri yaitu komentar-komentar positif.. 4 Depdiknas, “Peraturan Pelaksanaan”, dalam http:duniaesai.com , Jakarta 23 Juli 2003 . 5 Bobbi Deporte, ”Quantum Learning”, dalam http:jackcanfield.com , 22 Maret 2000. 6 Riyanto Sanjaya, “Labeling”, dalam http:r-yand-t.blogspot.com2007_09_01_archive.html, Jakarta 28 September 2007. Dalam proses pembelajaran, rasa percaya diri merupakan salah satu faktor intern pendukung keberhasilan siswa akan potensi yang dimilikinya, rasa percaya diri sangat penting untuk ditanamkan kepada setiap siswa, karena kurangnya rasa percaya diri bisa menyebabkan kegagalan siswa dalam melaksanakan tugas di sekolah maupun saat proses belajar di sekolah. 7 Hal tersebut didasari oleh ketidakpercayaan akan kemampuan dirinya dan berdampak pada prestasi hasil belajar yang rendah. Sehingga dengan demikian rasa percaya diri harus ditumbuhkan agar memotivasi siswa menjadi berprestasi.

B. Identifikasi masalah