Perkembangan Penanaman Modal Asing

58 0,00 50.000.000.000,00 100.000.000.000,00 150.000.000.000,00 200.000.000.000,00 250.000.000.000,00 90 92 94 96 98 2 4 6 8 10 PMA pma Penanaman modal asing yang disetujui pemerintah adalah nilai investasi proyek baru, perluasan dan alih status. PMA terdiri dari saham peserta Indonesia, saham peserta asing, dan modal pinjaman. Jumlah kumulatif rencana PMA adalah jumlah seluruh rencana PMA yang disetujui pemerintah sejak tahun 1967 dengan memperhitungkan pembatalan, perluasan, perubahan, penggabungan, pencabutan, dan pengalihan status dari PMA ke PMDN atau sebaliknya. Grafik 4.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing Sumber : BKPM data diolah 59 Dilihat dari grafik diatas bahwasanya perkembangan PMA di Indonesia pada tahun 1990 hingga 2011 senantiasa berfluktuatif. Nilai PMA tertinggi terjadi pada tahun 1996 sebesar Rp 207,748,0 miliyar kemudian pada tahun 1997 terjadi penurunan yang sangat drastis 15,835,6 milyar yang diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi melanda Indonesia. Nilai terendah PMA terjadi pada tahun 1990 yakni hanya sebesar 1,114,4miliyar . Menurut sukirno dalam Arwiny 2011:52 Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Pengaruh dari peran ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi dalam perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja. Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambahkan kepastian memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan akan memberikan sumbangan penting ke atas kenaikan produktivitas dan pendapatan per kapita masyarakat. 60

B. Hasil Analisis Dan Pembahasan

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu Microsoft Excel dan SPSS untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukan semua variabel yang digunakan dalam model analisis regresi berganda, yaitu variabel Y Pertumbuhanekonomisebagai variabel Dependen, variabel X 1 Utang Luar Negeri, X 2 penanaman modal asing sebagai variabel Independen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah:

1. Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan baik apabila model tersebut telah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik.Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mendukung kebenaran hasil analisis dengan model regresi.Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas data,uji autokorelasi,uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.

A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat pada output berikut ini : 61 Tabel 4.4 Tabel Uji Normalitas Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 22 Normal Parameters a Mean -.2329545 Std. Deviation 2.53157373 Most Extreme Differences Absolute .200 Positive .094 Negative -.200 Kolmogorov-Smirnov Z .937 Asymp. Sig. 2-tailed .343 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan hasil dari output SPSS pada tabel diketahui nilai Z pada uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,937 dan tidak signifikan secara probabilitas karena p= 0,343 0,05. Jadi dapat menolak H a atau dengan kata lain bahwa residual berdistribusi normal Ghozali,2011:160.

B. Uji Multikolinearitas

Dari hasil pengolahan data, informasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini: