99 umumnya adalah menyapu rumah, mengepel lantai, membersihkan tempat tidur,
mengelap kaca, dan yang lainnya.
5.3 Variabel Terikat Pemenuhan Hak Anak
Tabel 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang Masih Ditanggung
No Jumlah Anak
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
1 – 2 3 – 4
5 – 6 7
18 24
2 3
38,30 51,07
4,25 6,38
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 40 menunjukkan jumlah anak yang msih di tanggung oleh orang tua. Maksudnya peneliti adalah anak yang belum dewasa, baik secara usia maupun
emosional dan belum mendapatkan pekerjaan, dan masih tinggal bersama dengan orangtua. Adapun data dari tabel 40, dapat dilihat bahwa jumlah anak yang menjadi
tanggungan tanggungan orang tua antara 1 sampai 2 orang sebanyak 18 orang responden atau 38,30, sedangkan yang menjawab 3 sampai 4 orang berjumlah 24
orang responden atau 51,07. Jumlah anak tanggungan orang tua antara 5 sampai 6 sebanyak 2 orang responden atau 4,25 dan yang terakhir , jumlah anak tanggungan
di atas 7 orang anak sebanyak 3 orang atau 6,38.
100 Jenis imunisasi yang wajib dilakukan oleh anak diantaranya adalah BCG,
hepatitis, Polio, dan DTP. Tujuan dari imunisasi adalah untuk meningkatkan kekebalan sistem imun anak yang dengan sengaja dimasukkan ke dalam tubuh anak tersebut.
Imunisasi sangat penting dilakukan karena dapat memberikan efek yang positif bagi kekebalan sistem imun anak. Bagi anak yang tidak melakukan imunisasi pada
umumnya akan memiliki sejumlah kelainan terhadap implus – implus negative dari lingkungan tempat anak tersebut tumbuh dan berkembang hyper-sensitive.
Dari data tabel 41 dapat dilihat bahwa imunisasi yang tidak lengkap pada anak 1 orang atau 50 jenis imunisasi campak dan 1 orang lagi atau 50 pada
imunisasi polio. Adapun faktor yang menyebabkan tidak lengkap imunisasi anak berdasarkan data reponden akan dibahas lebih lanjut pada tabel 43.
Berdasarkan tabel 43, faktor penyebab imunisasi anak tidak lengkap imunisasi 1 orang atau 50 disebabkan oleh waktu, dan satu orang lainnya disebabkan
oleh faktor ekonomi yang tidak mendukung.
Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kamar Anak Sendiri
No Kamar Sendiri
Frekuensi Persentase
1 2
Memiliki Tidak Memiliki
27 20
57,45 42,55
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Kamar tidur untuk anak sangatlah penting. Selain menjadi tempat untuk anak beristirahat pada malam hari, juga menjadi tempat bagi anak untuk melakukan
aktivitas pribadinya secara leluasa. Melalui tabel 45 dapat dilihat bahwa dari 47 orang responden, hanya 27 orang atau 57,45 yang menyediakan kamar tidur bagi anaknya,
101 dan 20 orang atau 42,55 tidak atau belum menyediakan fasilitas kamar tidur sendiri
bagi anak mereka. Bila ditinjau dari sisi psikologi, kamar anak juga merupakan salah satu cara
untuk membuat anak lebih mandiri. Selain itu anak juga akan belajar untuk memberanikan diri tidur sendiri. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap responden khususnya bagi mereka yang tidak memberikan kamar sendiri bagi anak mereka adalah karena anak – anak mereka masih kecil, sehingga masih tidakut
untuk tidur terpisah dari orangtua anak tersebut. Kemandirian anak tentunya harus dipupuk sejak dini. Tidak hanya anak –
anak anda yang membuat keputusan mereka sendiri, tetapi mereka juga harus belajar berpikir secara mandiri Templar, 2002: 56.
Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Kepada Siapa Anak Sering Mengadu
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
Ayah Ibu
Ayah dan Ibu Lainnya
3 34
7 3
6,38 72,30
18,90 6,38
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Semua individu mempunyai masalahnya sendiri. Tidak terkecuali anak – anak. Walaupun
masalah yang dihadapi oleh anak – anak tidak sekompleks masalah yang dihadapi oleh orang dewasa, namun jika anak bermasalah, dan tidak mendapat penanganan yang
tepat, maka akan menimbulkan dampak yang lebih besar di kemudian hari. Anak tentu
102 membutuhkan bantuan orang dewasa orangtua, kakak, saudara, dan lainnnya untuk
menangani masalahnya. Anak akan menceritidakan masalahnya secara jujur dan terbuka kepada orang yang secara emosional dekat dengan anak tersebut.
Berdasarkan tabel 46, dapat dilihat bahwa dari 47 orang responden, anak yang mengadukan masalahnya kepada ayahnya sebanyak 3 orang atau 6,38. Anak
yang mengadu kepada ibunya sebanyak 34 orang atau 72,3. Anak yang mengadukan masalahnya kepada ayah dan ibu sebanyak 7 orang atau 18,9. Dan yang terakhir
anak yang mengadukan masalah mereka kepada sanak saudara dan yang lainnya sebanyak 3 orang atau 6,38.
Tabel 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Makan Malam Bersama Minggu
No Waktu Jam
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 2 – 4
5 – 7 8 – 10
11 Tidak Pernah
21 14
4 1
7 44,68
29,78 8,51
2,13 14,90
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Makan malam bersama merupakan salah satu indicator yang dibuat oleh peneliti untuk mengukur pemenuhan hak anak dalam penelitian ini. Waktu untuk
makan malam bersama ini telah peneliti kalkulasikan dalam hitungan jam minggu. Bardasarkan tabel 47, dapat dilihat bahwa keluarga yang menghabiskan waktu untuk
makan malam bersama antara 2 – 4 jam sebanyak 21 atau 44,68. Keluarga yang
103 menghabiskan waktu antara 5 – 7 jam sebanyak 14 atau 29,78. Keluarga yang
menghabiskan waktu 8 – 10 jam 4 orang atau 8,51. Keluarga yang menghabiskan waktu makan malam di atas 11 jam sebanyak 1 orang atau 2,13. Dan keluarga yang
tidak pernah menghabiskan waktu untuk makan malam bersama sebanyak 7 orang atau 14,9.
Tabel 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Liburan Bersama Tahun
No Waktu
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
1 – 2 3 – 4
5 Tidak Pernah
13 3
3 28
27,66 6,38
6,38 59,59
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Liburan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menenangkan kembali pikiran dari rutinitas pekerjaan setiap hari. Liburan bisa dilakukan dengan
siapa saja, namun untuk anak tentu saja dengan pengawasan orangtua. Liburan juga adalah quality time artinya waktu untuk memperbaiki kualitas hubungan, baik bersama
keluarga, teman dan lainnya. Umumnya, liburan untuk anak adalah liburan ke tempat wisata, seperti kebun binatang, taman, atau sekedar berkunjung ke rumah sanak
saudara yang berada di luar kota. Berdasarkan tabel 48, dapat dilihat bahwa waktu liburan masyarakat di Desa
Belang Malum adalah rendah. Responden yang melakukan liburan 1 – 2 kali di dalam satu tahun adalah 13 orang atau 27,66. Yang melakukan liburan sebanyak 3 – 4 kali
dalam setahun sebanyak 3 orang atau 6,38. Begitu juga yang melakukan liburan di atas 5 kali dalam setahun sejumlah 3 orang atau 6,38. Responden yang tidak pernah
104 melakukan liburan bersama keluarga sebanyak 28 orang atau 59,59. Lebih dari
setengah dari jumlah responden yang tidak melakukan liburan. Adanya anggapan bahwa liburan untuk keluarga hanya untuk membuang – buang uang, dan tidak ada
manfaatnya sama sekali menjadi faktor penyebab enggannya banyak keluarga di Desa Belang Malum tidak pernah melakukan liburan bersama keluarga.
Tabel 5.33 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Cerita Sebelum Tidur
No Waktu Jam
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 2 – 4
5 – 7 8 – 10
11 Tidak Pernah
7 20
1 9
10 14,90
42,55 2,13
19,15 21,27
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 49, dapat dilihat bahwa responden yang melakukan kegiatan cerita sebelum tidur yang menghabiskan waktu 2 – 4 jam minggu sebanyak
7 orang atau 14,90. Responden yang menghabiskan waktu 5 – 7 jam minggu sebanyak 20 orang atau 42,55. Selanjutnya, responden yang menghabiskan waktu 8
– 10 jam sebanyak 1 orang atau 2,13, dan yang menghabiskan waktu di atas 11 jam sebanyak 9 orang atau 19,15. Dan responden yang tidak pernah melakukan kegiatan
bercerita – cerita dengan anak mereka sebanyak 10 orang atau 21,27. Cerita sebelum tidur merupakan salah satu kegiatan yang dapat ditempuh
dengan mudah untuk mengetahui perkembangan anak selama satu hari, apa saja yang di lakukan oleh anak, dan pengalaman – pengalaman baru apa yang mereka lakukan
105 sepanjang hari. Namun orang tua pada umumnya tidak lagi pernah melakukan kegiatan
ini karena lelah bekerja sepanjang hari.
Tabel 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Berenang Bersama Bulan
No Waktu
Frekuensi Persentase
1 2
3 1 – 2
3 – 4 3
4 40
6,38 8,51
85,11 Jumlah
47 100
Sumber : Data Primer, 2015 Berenang bersama juga merupakan suatu alternative bagi orang tua untuk
menghabiskan waktu bersama anak mereka. Namun biasanya anak yang mau berenang bersama orang tua mereka adalah anak yang masih balita, TK, dan anak SD. Seiring
dengan bertambahnya waktu biasanya anak semakin malu pergi berenang bersama orang tua mereka karena masa pubertas yang biasanya menganggap bahwa mereka
sudah mandiri untuk berenang sendiri. Berdasarkan tabel 50, peneliti telah mengkalkukasikan data yang diperoleh
dari kuesioner menjadi waktu yang dihabiskan untuk berenang bulan. Hanya sedikit responden yang melakukan kegiatan berenang bersama anak mereka. Responden yang
berenang 1 – 2 kali dalam sebulan sebanyak 3 orang atau 6,38. Responden yang berenang 3 – 4 kali dalam sebulan sebanyak 4 orang atau 8,51. Yang tidak pernah
berenang bersama anak mereka sebanyak 40 responden atau 85,11. Alasan dibalik banyaknya ibu rumah tangga yang tidak lagi memilih untuk
berenang bersama anak mereka, kebanyakan karena dari sekolah anak – anak mereka
106 yang mempunyai kelas ekstra berenang. Jadi anak – anak mereka diijinkan berenang
bersama guru dan pelatih renang dari sekolah anak mereka.
Tabel 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga yang Mempunyai Anak Bersekolah
No Anak Bersekolah
Frekuensi Persentase
1 2
Memiliki Tidak Memiliki
38 9
80,85 19,15
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Pendidikan merupakan salah satu hak anak yang harus dipenuhi. Orang tua wajib untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak hingga ke jenjang yang paling
tinggi yang diinginkan anak mereka. Bahkan banyak program pemerintah untuk meringankan beban orangtua dalam membiayai pendidikan anak – anaknya. Mulai dari
program Dana BOS, beasiswa bagi siswa atau mahasiswa yang berprestasi, beasiswa bagi yang kurang mampu, bahkan biaya CSR sejumlah perusahaan besar seperti PT.
Djarum dan Tanoto Foundation memberikan bentuk apresiasi kepada mahasiswa yang berprestasi berupa beasiswa.
Berdasarkan tabel 51, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki anak yang masih mengenyam pendidikan sejumlah 38 orang atau 80,85. Sedangkan
responden yang tidak memiliki atau belum memiliki anak yang masuk ke jenjang pendidikan berjumlah 9 orang atau 19,15.
107
Tabel 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang Bersekolah
No Jenjang Pendidikan
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 TK
SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
4 36
17 16
12 4,70
42,35 20,00
18,82 14,13
Jumlah 85
100 Sumber : Data Primer, 2015
Jenjang pendidikan formal di Indonesia yang wajib ada 3 yaitu : SD, SMPSederajat, dan SMASederajat. Namun, seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, sudah banyak daerah yang mewajibkan bagi anak yang akan memasuki jenjang Sekolah Dasar harus mengikuti pendidikan di Taman Kanak –
Kanak, bahkan di sejumlah daerah sudah banyak kita temuikan sekolah untuk balita dan batita yaitu Pendidikan Anak Usia Dini. Sedangkan untuk jenjang pendidikan
Perguruan Tinggi adalah masih pilihan, tergantung atas keinginan dari anak. Berdasarkan tabel 52, dari 38 responden yang masih memiliki 85 anak yang
bersekolah, di tingkat TK sebanyak 4 orang atau 4,7, di tingkat Sekolah Dasar sebanyak 36 orang atau 42,35, di tingkat SMP 17 orang atau 20, di tingkat SMA
16 orang atau 18,82, dan yang terakhit tingkat Perguruan Tinggi sebanyak 12 orang atau 14,13.
108
Tabel 5.37 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempuh Sekolah dan Rumah
No Jarak
Frekuensi Persentase
1 2
3 Jauh
Dekat Jauh dan Dekat
18 12
55 21,17
14,11 64,72
Jumlah 85
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 53, dapat diketahui bahwa dari 85 anak yang masih bersekolah, 18 orang anak atau 21, 17 jarak dari antara rumah dan sekolah atau
perguruan tinggi jauh. 12 orang atau 14,11 menyatakan dekat. Dan responden yang mempunyai anak di jenjang pendidikan lebih dari satu menyatakan jarak yang di
tempuh ada yang jauh dan dekat sebanyak 55 orang atau 64,72.
Tabel 5.38 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Ke Sekolah
No Cara ke Sekolah
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
Jalan Kaki Naik Angkot
Antar Jemput Kos
49 12
17 7
57,64 14,12
20,00 8,24
Jumlah 85
100 Sumber : Data Primer, 2015
Cara yang di tempuh oleh responden untuk anak mereka dalam menempuh jarak rumah ke sekolah atau perguruan tinggi anak mereka bermacam – macam. Ada
109 yang memilih untuk menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, naik angkot, antar
jemput, bahkan kos. Dari tabel 54, cara anak menempuh jarak ke sekolah dengan berjalan kaki
sebanyak 49 orang atau 57,64, sedangkan yang naik angkot sebanyak 12 atau 14,12. Anak yang di antar jemput oleh orang tua mereka, ataupun jasa antar jemput
anak sekolah sebanyak 17 orang atau 20. Buat anak yang menempuh pendidikan jauh dari orang tua mereka atau bahkan di luar kota, menempuh cara menjadi anak kos
sebanyak 7 orang atau 8,24.
Tabel 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Berkomunikasi dengan Anak
Bersekolah di Luar Kota Minggu
No Telepon Jam
Frekuensi Persentase
1 2
3 1 – 2
3 – 4 5 – 6
4 1
2 57,15
14,28 28,57
Jumlah 7
100 Sumber : Data Primer, 2015
Bagi mereka responden yang memiliki anak yang menjadi anak kos diluar kota menempuh cara untuk berkomunikasi melalui telepon. Adapun waktu yang di
habiskan responden untuk sekedar menyakan kabar mereka, atau menanyakan kebutuhan bulanan mereka. Responden yang menghabiskan waktu 1 – 2 jam minggu
adalah sebanyak 4 orang atau 57,15. Yang menghabiskan waktu 3 – 4 jam minggu sebanyak 1 orang dan yang terakhir menghabiskan waktu 5 – 6 jam minggu sebanyak
2 orang atau 28,57.
110
Tabel 5.40 Distribusi Responden Berdasakan Anak yang Mengkuti Kelas Kursus
No Kelas Kursus
Frekuensi Persentase
1 2
Mengikuti Tidak Mengikuti
7 78
8,24 91,76
Jumlah 85
100 Sumber : Data Primer, 2015
Pendidikan Nonformal adalah suatu pendidikan yang tidak mempunyai kurikulum, dan dilakukan di luar jam pendidikan formal yang dipadapatkan oleh
siswa. Berdasarkan tabel 56, dari 85 anak yang masih bersekolah hanya 7 orang atau 8,24 yang mengikuti kelas kursus. Dan 78 orang lainnya atau 91,76 tidak
mengikuti kelas tambahan di luar sekolah.
Tabel 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelas Kursus
No Jenis Kursus
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 Ilmu Pengetahuan
Olahraga Seni
Bela Diri Lebih dari satu
1 1
1 1
3 14,28
14,28 14,28
14,28 42,88
Jumlah 7
100 Sumber : Data Primer, 2015
Adapun kelas nonformal yang umum diikuti oleh anak yaitu: kursus Ilmu Pengetahuan, Olahraga, Seni, dan Bela Diri. Berdasarkan tabel 57, anak yang
mengikuti kelas Ilmu Pengetahuan, Olahraga, Seni dan Bela Diri berada di angka yang
111 sama yaitu masing – masing 1 orang atau 14,28. Sedangkan yang mengikuti lebih
dari satu kursus sebanyak 3 orang atau 42,88.
Tabel 5.42 Distribusi Responden Berdasarkan menemani Anak Belajar
No Menemani Belajar
Frekuensi Persentase
1 2
Pernah Tidak Pernah
39 8
82,97 17,03
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 58, responden yang pernah menemani anak belajar sebanyak 39 orang atau 82,97, sedangkan responden yang tidak pernah menemani
anaknya belajar sebanyak 8 orang. Kegiatan belajar di rumah umumnya adalah untuk mengerjakan PR dari sekolah ataupun kursus dari anak.
Tabel 5.43 Distribusi Responden Berdasarkan Penyediaan Fasilitas Hiburan untuk Anak
No Fasilitas Hiburan
Frekuensi Persentase
1 2
Menyediakan Tidak Menyediakan
44 3
93,62 6,38
Jumlah 100
100 Sumber : Data Primer, 2015
Fasilitas hiburan merupakan salah satu fasilitas yang penting yang seharusnya disediakan oleh orangtua kepada anak mereka. Tujuannya adalah untuk
menjauhkan anak dari perasaan stress, dan yang lainnya. Namun orang tua juga perlu mengontrol anak dalam memanfaatkan fasilitas hiburan ini.
112 Dari tabel 59, diketahui bahwa responden yang menyediakan fasilitas
hiburan untuk anak mereka adalah sebanyak 44 orang atau 93,62 dan responden yang tidak menyediakan fasilitas hiburan sebanyak 3 orang atau 6,38.
Tabel 5.44 Distribusi Responden Berdasarkan Fasilitas Hiburan yang disediakan
No Fasilitas Hiburan
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 Play Station
Televisi Game Station
Lain – lain Lebih dari Satu
3 28
3 3
7 6,82
63,63 6,82
6,82 15,91
Jumlah 44
100 Sumber : Data Primer, 2015
Ada banyak jenis fasilitas hiburan yang dapat disediakan orang tua untuk anak – anak mereka. Mulai dari permainan tradisional seperti congklak, kelereng.
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, banyak orang tua yang tidak lagi memberikan mainan tradisional kepada anak – anak mereka. Selain dianggap
ketinggalan zaman, mainan tersebut juga sudak menjadi barang yang langka. Orang tua dewasa ini banyak memberikan fasilitas hiburan yang lebih
modern kepada anak – anak mereka. Mulai dari monopoli, gasing, Barbie, miniatur – miniatur dari kisah heroic seperti spiderman, batman, ultra man, dan masih banyak
lagi. Bahkan fasilitas hiburan yang lebih canggih lagi seperti Play station, NintenDoowi, Game Station.
Berdasarkan tabel 60, jenis fasilitas hiburan yang diberikan responden kepada anak mereka lebih banyak di dominasi oleh fasilitas hiburan Televisi yaitu
113 sebanyak 28 orang atau 63,63. Play Station sebanyak 3 orang atau 6,82. Game
Station 3 orang atau 6,82. Ada juga orang tua yang masih memberikan fasilitas hiburan lainnya, seperti congklak sebanyak 3 orang atau 6,82. Dan responden yang
memberikan fasilitas hiburan lebih dari satu sebanyak 7 orang atau 15,91.
Tabel 5.45 Distribusi Berdasarkan Fasilitas Penyediaan Fasilitas Belajar
No Fasilitas Belajar
Frekuensi Persentase
1 2
Menyediakan Tidak Menyediakan
40 7
85,11 14,89
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Fasilitas belajar merupakan salah satu fasilitas penting untuk perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan anak untuk
memahami belajar stimulus – stimulus yang ada di sekitar anak. Untuk itu penyediaan fasilitas belajar untuk anak sangatlah diperlukan agar anak belajar lebih
efektif. Berdasarkan tabel 61, responden yang menyediakan fasilitas belajar untuk
anaknya adalah sebanyak 40 orang atau 85,11, sedangkan 7 orang atau 14,89 tidak menyediakan fasilitas belajar untuk anak.
114
Tabel 5.46 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Fasilitas Belajar
No Fasilitas Belajar
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
Komputer Ruang belajar
Peralatan Alat Tulis Lebih dari satu
3 5
28 4
7,50 12,50
70,00 10
Jumlah 40
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 62, fasilitas belajar yang peneliti ukur adalah Komputer, ruang belajar dan peralatan alat tulis yang lengkap. Dapat diketahui dari 40 responden
yang menyediakan fasilitas belajar untuk anaknya 3 orang atau 7,5 menyediakan computer, yang menyediakan ruang belajar sebanyak 5 orang atau 12,50. Peralatan
alat tulis yang lengkap sebanyak 28 orang responden atau 70, dan yang lebih dari satu sebanyak 4 orang atau 10.
Tabel 5.47 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan
HandPhone untuk Anak
No Penggunaan HP
Frekuensi Persentase
1 2
Menyediakan Tidak Menyediakan
23 24
48,93 51,07
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 63, dapat diketahu bahwa responden yang mengijinkan anaknya untuk menggunakan Handphone atau memberikan fasilitas telekomunikasi
sejumlah 23 orang atau 48,93. Sedangkan yang tidak menyediakan sebanyak 24
115 orang atau 51,07. Adapun alasan responden tidak memberikan fasilitas komunikasi
adalah anak – anak dari responden tersebut belum cukup umur untuk menggunakan handphone.
Tabel 5.48 Distribusi Responden Berdasarkan Anak Mempunyai Waktu Untuk Bermain
No Anak Bermain
Frekuensi Persentase
1 2
Memiliki Tidak Memiliki
45 2
95,74 4,26
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Waktu bermain anak cukup penting untuk perkembangan anak. Selain untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik anak, bermain juga merupakan salah satu
hak anak. Berdasarkan tabel 64 dapat dilhat bahwa anak dari responden yang memiliki waktu bermain sebanyak 45 orang atau 95,74 dan 2 orang atau 4,26 tidak memiliki
waktu bermain. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti 2 dari 45 responden
tidak mengijinkan anak mereka untuk bermain karena menurut mereka, anak mereka sudah cukup umur untuk meninggalkan masa bermain, dan sudah saatnya bagi anak
mereka untuk membantu orang tua mereka bekerja, baik di ladang maupun di rumah.
116
Tabel 5.49 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Bermain Anak Hari
No Waktu Jam
Frekuensi Persentase
1 2
3 1 – 3
4 – 6 7
33 7
5 73,33
15,56 11.11
Jumlah 45
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 65, dapat diketahui waktu yang dihabiskan oleh anak – anak responden untuk bermain. Anak responden yang menghabiskan waktu 1 – 3 jam
hari untuk bermain sebanyak 33 orang atau 73,33. Yang menghabiskan waktu sebanyak 4 – 6 jam ada sejumlah 7 orang atau 15,56. Dan yang mempunyai waktu
bermain di atas 7 jam sejumlah 5 orang atau 11,11.
Tabel 5.50 Distribusi Responden Berdasarkan Anak Tidur Siang
No Anak Tidur Siang
Frekuensi Persentase
1 2
Tidur Siang Tidak Tidur Siang
38 9
80,85 19,16
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Waktu tidur siang untuk anak juga sangat penting dalam masa pertumbuhan mereka. Tumbuh kembang anak lebih optimal jika anak memiliki waktu yang intens
untuk mengistirahatkan badannya setiap harinya. Tidur siang juga merupakan salah satu bentuk hak anak untuk memanfaatkan waktu luangnya.
117 Dikaji dari tabel 66, dari 47 responden 38 orang atau 80,85 anak mereka
mempunyai waktu tidur siang, sedangkan 9 atau 19,16 orang tidak memiliki waktu untuk tidur siang.
Tabel 5.51 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tidur Siang Anak
No Waktu Jam
Frekuensi Persentase
1 2
3 1
2 3
14 18
6 36,84
47,37 15,79
Jumlah 38
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 67, dapat diketahui waktu tidur siang anak. Dari 38 responden yang anaknya tidur siang, anak yang menghabiskan waktu tidur siang
selama 1 jam sebanyak 14 orang atau 36,84. Yang menghabiskan waktu sebanyak 2 jam sejumlah 18 orang atau 47,37. Dan yang menghabiskan waktu tidur siang lebih
dari 3 jam adalah sebanyak 15,79.
Tabel 5.52 Distribusi Responden Berdasarkan Menentukan Model Baju
No Model Baju Anak
Frekuensi Persentase
1 2
Ya Tidak
37 10
78,72 21,28
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
118 Salah satu hak anak adalah hak untuk di dengar pendapatnya. Untuk itu
peneliti mengukur hak anak untuk di dengar pendapatnya melalui pemilihan model baju yang disukai oleh anak. Berdasarkan tabel 68, responden yang mengikut
sertidakan anaknya untuk memilih model baju kesukaannya sebanyak 37 orang atau 78,72. Dan yang tidak mengikut sertidakan anak mereka ada sebanyak 10 orang atau
21,28. Selain tolak ukur hak untuk di dengar pendapatnya, dalam menentukan
model baju kesukaan anak adalah merupakan hak untuk mengekspresikan apa yang ada dipikiran anak tersebut. Seorang anak yang tidak diijinkan mengekspresikan
pikirannya tidak akan mampu menyingkirkan, bahkan orang dewasa kesulitan menghadapi hal ini. Yang dapat dilakukan sang anak adalah memendam keinginannya
tersebut, dan hal ini dapat mengarah kepada masalah sosial bahkan masalah fisik Tampler, 2002: 99.
Tabel 5.53 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Anak Membantu Orang Tua
No Membantu Orang Tua
Frekuensi Persentase
1 2
Pernah Tidak Pernah
35 12
74,47 25,53
Jumlah 47
100 Sumber : Data Primer, 2015
Keterlibatan anak dalam segala aspek kehidupan adalah salah satu hak mereka untuk mengetahui dan belajar. Anak berhak untuk dilibatkan dalam
sumbangsih pemikiran dan tenaga terlebih jika mereka telah merasa mampu untuk melakukan apa yang mereka yakin untuk dilakukan. Dalam hal ini peneliti akan
119 mengukur hak anak untuk dilibatkan melalui keterlibatan anak membantu orang tua
mereka. Berdasarkan tabel 69, dapat dilihat bahwa 35 orang atau 74,47 responden
sudah dibantu anak mereka dalam melakukan pekerjaan mereka. Dan 12 orang atau
25,53 tidak dibantu oleh anak.
Tabel 5.54 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan yang dilakukan Anak
No Jenis Pekerjaan
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
5 6
Memasak Mencuci Peralatan Makan
Membersihkan Rumah Merawat Hewan Peliharaan
Lainnya Lebih dari Satu
5 7
10 1
5 7
14,28 20,00
28,58 2,86
14,28 20,00
Jumlah 35
100 Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 70, dapat dilihat bahwa anak – anak terlibat membantu orang tua dalam hal memasak sebanyak 5 orang atau 14,28, mencuci peralatan makan
7 orang atau 20, membersihkan rumah 10 orang atau 28,58, merawat hewan peliharaan 1 orang atau 2,86, lainnya 5 orang atau 14,28, dan anak yang membantu
orangtua mereka lebih dari satu pekerjaan sebanyak 7 orang atau 20.
120
5.2 Uji Data