Hak Anak Anak Putus Sekolah dan Rawan DO

33 untuk bergantung. 2. Kelompok anak yang menjadi korban langsung tindak kekerasan. 3. Anak – anak yang dipaksa terlibat sebagai pelaku tindak kekerasan seperrti layaknya orang dewasa yang tengah berperang melawan musuh.

k. Anak Putus Sekolah dan Rawan DO

Ketika tekanan kemiskinan makin meluas, dan kondisi keuangan pemerintah terbatas, maka dampaknya bagi anak – anak adalah 1. Akses yang kesempatan anak – anak dari keluarga miskin untuk memperoleh pelayanan pubik di bidang pendidikan jelas makin berkurang, dan bahkan tidak mustahil sama sekali pupus karena terpaksa masuk dalam situasi yang teramat sulit dan dilematis antara meneruskan sekolah atau membantu orang tua untuk menutupi kebutuhan hidup yang semakin mencekik akibat krisis. 2. Bersamaan dengan terjadinya gelombang anak putus sekolah dan tingginya angka siswa yang tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak mustahil menyebabkan anak – anak dari keluarga miskin potensial terpuruk dalam kondisi hubunngan kerja yang merugikan, eksploitatif, dan bahkan tidak menutup kemungkinan mereka terpaksa terperangkap pada kegiatan produktif atau sektor yang sesungguhnya sangat tidak dapat ditoleransi. 3. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia bukan tidak mungkin menyebabkan batas toleransi kasus eksploitasi dan pelibatan anak dalam kegiatan produktif menjadi makin longgar, sebab situasi dan kondisi yang ada dinilai sebagai faktor pendorong yang tidak terelakkan.

2.1.3 Hak Anak

Hak anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi, dan dipenuhi baik oleh keluarga, masyarakat, dan juga pemerintah, maupun negara.berikut ini adalah hak – hak anak yang dijabarkan di dalam Undang – Undang Republik Indonesia sebagai jaminan atas pelaksanaan hak anak di Indonesia, antara lain : 34 1. Deklarasi Hak – Hak Anak PBB 20 November 1959, sedikitnya ada 10 asas tentang hak anak dalam Gultom, 2014:54 yaitu : a. Anak berhak menikmati semua hak – haknya sesuai ketentuan yang terkandung dalam deklarasi ini. Setiap anak tanpa pengecualian harus dijamin hak – haknya tanpa membedakan suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pandangan politik, kebangsaan, tingkatan sosial, kaya miskin, kelahiran, atau status lainnya baik yang ada pada diri maupun pada keluarganya. b. Anak berhak memperoleh perlindungan khusus dan harus memperoleh kesempatan yang dijamin oleh hukum dan sarana lainnya, agar menjadikannya mampu mengembangkan diri secara fisik, kejiwaan, moral, spiritual, dan kemasyarakatan dalam situasi yang sehat, normal sesuai dengan kebebasan dan harkatnya. Penuangan tujuan itu ke dalam hukum, kepentingan terbaik atas diri anak harus merupakan pertimbangan utama. c. Anak sejak dilahirkan berhak akan nama dan kebangsaan. d. Anak berhak dan harus dijamin secara kemasyarakatan untuk tumbuh kembang secara sehat. Untuk ini baik sebelum maupun setelah kelahirannya harus ada perawatan dan perlindungan khusus bagi anak dan ibunya. Anak berhak mendapat gizi yang cukup, perumahan, rekreasi, dan pelayanan kesehatan. e. Anak yang cacat fisik, mental, dan lemah kedudukan sosialnya akibat keadaan tertentu harus memperoleh pendidikan, perawatan, dan perlakuan khusus. f. Agar kepribadian anak tumbuh secara maksimal dan harmonis, ia memerlukan kasih sayang dan pengertian. Ia harus dibesarkan dibawah 35 asuhan dan tanggungjawab orang tuanya sendiri, dan bagaimanapun harus diusahakan agar tetap berada dalam suasana yang penuh kasih sayang, sehat jasmani dan rohani. Anak di bawah usia lima tahun tidak dibenarkan terpisah dari ibunya. Masyarakat dan pemerintah yang berwenang berkewajiban memberikan perawatan khusus kepada anak yang tidak mampu. Diharapkan agar pemerintah atau pihak lain memberikan bantuan pembiayaan bagi anak – anak yang berasal dari keluarga besar. g. Anak berhak mendapat pendidikan wajib cuma – cuma sekurang – kurangnya di tingkat dasar. Mereka harus mendapat perlindungan yang dapat meningkatkan pengetahuan umumnya, dan yang memungkinkan, atas dasar kesempatan yang sama untuk mengembangkan kemampuannya, pendapat pribadinya , dan perasaan tanggungj awab moral dan sosialnya, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang berguna. Kepentingan anak haruslah dijadikan pedoman oleh mereka yang bertanggungjawab terhadap pendidikan dan bimbingan anak yang berangkutan: pertama – tama tanggungjawab tersebut terletak pada orangtua mereka. Anak harus mempunyai kesempatan yang leluasa untuk bermain dan berekreasi yang diarahkan untuk tujuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah yang berwenang harus berusaha meningkatkan pelaksanaan hak ini. h. Dalam keadaan apapun anak harus didahulukan dalam menerima perlindungan dan pertolongan. i. Anak harus dilindungi dari segala bentuk kealpaan, kekerasan, penghisapan. Ia tidak boleh dijadikan subyek perdagangan. Anak tidak boleh bekerja sebelum usia tertentu, ia tidak boleh dilibatkan dalam pekerjaan yang dapat 36 merugikan kesehatan atau pendidikannya, maupun yang mempengaruhi perkembangan tubuh, jiwa, dan akhlaknya. j. Anak harus dilindungi dari perbuatan yang mengarah ke dalam bentuk diskriminasi sosial, agama, maupun bentuk – bentuk diskriminasi lainnya. Mereka harus dibesarkan di dalam semangat penuh pengertian, toleransi, dan persahabatan antar bangsa, perdamaian, serta persaudaraan semesta dengan penuh kesadaran bahwa tenaga dan bakatnya harus diabdikan sesama manusia. 2. Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Pasal 1 menentukan bahwa : “Kesejahteraan Anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara jasmani, rohani maupun sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama terpenuhinya kebutuhan pokok anak.” 3. Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 Pasal 2 menentukan bahwa: a. Anak berhak atas kesejahteraan , perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar b. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna c. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan 37 d. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar. 4. Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 Pasal 3 menentukan bahwa dalam keadaan yang membahayakan, anaklah yang pertama – tama berhak mendapat pertolongan, bantuan, dan perlindungan. 5. Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 Pasal 6 menentukan bahwa anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan menolongnya guna mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan dan asuhan juga diberikan kepasa anak yang telah dinyatidakan bersalah melakukan perlanggaran hukum berdasarkan keputusan hakim. 6. Undang – Undang Nomor 1 tahun 1979 tentang Pokok – Pokok Perkawinan menentukan : a. Perlindungan dan jaminan hak anak untuk tetap memperoleh pemeliharaan dan pendidikan dalam hal perceraian, dengan pembebanan biaya pemeliharaan dan pendidikan anak pertam – tama dan terutama kepada bapak Pasal 41. b. Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya Pasal 43 ayat 1 c. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak – anak mereka sebaik – baiknya Pasal 45 ayat 1 d. Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang – barang tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18 38 delapan belas tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu menghendakinya Pasal 48 e. Anak yang belum mencapai umur 18 delapan belas tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali, perwalian ini mengenai peribadi anak yang bersangkutan maupun hartabendanya Pasal 50 f. Wali bertanggung jawab tentang harta benda anak yang berada di bawah perwalian serta kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelaliannya Pasal 51 ayat 5 g. Wali yang telah menyebabkan kerugian kepada harta benda anak yang berada di bawah kekuasaannya, atas tuntutan anak atau keluarga anak tersebut denga keputusan pengadilan yang berangkutan dapat diwajibkan untuk mengganti kerugian tersebut Pasal 54. 7. Undang – Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia mentukan: a. Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman – hukuman yang tidak manusiawi b. Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana yang masih anak c. Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasanya secara melawan hukum d. Penangkapan, penahanan, atau pidana penjara hanya boleh dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir 39 e. Setiap anak dirampas kebebasannya berhak mendapat perlakuan secara manusiawi dan dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan uasianya dan harus dipisahkan dari orang dewasa, kecuali demi kepentingannya f. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku g. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. 8. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menentukan: a. Berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Pasal 4 b. Berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan Pasal 5 c. Berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan ornagtua Pasal 6 d. Berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan di asuh oleh orang tuanya sendiri. Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjadmin tumbuh kembang anak, atau anak anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku Pasal 7 40 e. Berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial Pasal 8 f. Berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, khusus bagi anak yang menyandang cacat juga memperoleh pendidikan khusus Pasal 9 g. Berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai – nilai kesusilaan dan kepatutan Pasal 10 h. Berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi, sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri Pasal 11 i. Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial Pasal 12 j. Berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi, eksploitasi, dan penganiayaan, ketidakadilan, perlakuan salah lainnya pasal 13 k. Berhak untuk di asuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan danatau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak merupakan pertimbangan terakhir Pasal 14 l. Berhak untuk memperoleh perlindungan dari: penyalahgunaan dalam kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, dan pelibatan dalam peperangan Pasal 15 41 m. Berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi; berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum; penangkapan, penahanan atau pidana penjara hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terkahir Pasal 16 n. Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk; mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa; memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan Pasal 17 o. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana mendapat bantuan hukum dan bantuan lainnya Pasal 18. Secara singkat Konvensi Hak anak merangkum Hak Anak sebagai berikut : a. Hak atas kelangsungan hidup, yaitu hak – hak anak dalam KHA meliputi hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup dan hak – hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan sebaik – baiknya. b. Hak perlindungan, yaitu hak – hak anak dalam KHA yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, tindak kekerasan dan ketelantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga bagi anak – anak pengungsi. c. Hak tumbuh kembang, yaitu hak – hak anak dalam KHA yang meliputi segala bentuk pendidikan formal maupun nonformal dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental spiritual, moral, dan sosial anak. 42 d. Hak untuk berpartisipasi, yaitu hak – hak dalam KHA yang meliputi hak anak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempegaruhi anak.

2.1.4 Kesejahteraan Anak