6 Penyampaian Dokumen Penawaran
7 Evaluasi penawaran dan Negosiasi
Panitia pengadaan melakukan evaluasi, klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga.
8 Penetapan Penyedia BarangJasa
Panitia pengadaan menyampaikan hasil evaluasi, klarifikasi, dan hasil negosiasi serta usulan penetapan Penyedia BarangJasa kepada Pengguna
BarangJasa. 9
Penunjukan Penyedia BarangJasa Berdasarkan surat penetapan dari Pengguna BarangJasa, Panitia
pengadaan mengumumkan atas penetapan Penyedia BarangJasa yang ditunjuk untuk pekerjaan dimaksud dan kemudian Pengguna BarangJasa
menerbitkan suratpenunjukan Penyedia BarangJasa SPPBJ kepada Penyedia BarangJasa yang ditunjuk.
10 Penandatanganan kontrak
Pengguna BarangJasa menyiapkan dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan.
39
B. Penyusunan Perjanjian Kerjasama Pemborongan Pekerjaan
Penyusunan perjanjian pemborongan pekerjaan dilakukan setelah ada kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai anggaran pelaksanaan perjanjian.
Pada perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN Persero Area Payakumbuh dengan CV.Carmel, penyusunan perjanjian dilakukan setelah
PT.PLN Persero Area Payakumbuh membuat Rencana Anggaran Biaya dan setelah adanya tawar menawar, kemudian disanggupi oleh calon pemborong.
Setelah proses tawar menawar, yang membuat perjanjiannya adalah PT.PLN Persero sendiri, tanpa keikutsertaan dari pihak pemborong. Kemudian dilakukan
penjelasan dari pihak PT.PLN Persero kepada CV.Carmel mengenai pekerjaan penyeimbangan beban trafo yang telah mereka susun. Pemborong hanya tinggal
membubuhkan tanda tangannya pada perjanjian yang sudah selesai tersebut.
40
39
Surat Keputusan Direksi PT.PLN Persero No.305.KDIR2010
40
Wawancara dengan Bapak Azwardi, Pegawai PT.PLN Persero Area Payakumbuh
Universitas Sumatera Utara
Kerangka surat perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut terdiri dari pokok sebagai berikut:
1. Pembukaan
Pembukaan dari surat perjanjian meliputi: a.
Judul Kontrak Judul kontrak menjelaskan tentang judul dari kontrak yang akan
ditandatangani serta menjelaskan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pemborongan pekerjaan yang dilakukan antara PT.PLN Persero Area
Payakumbuh dengan CV.Carmel yang dilakukan secara penunjukan langsung, berjudul: “Surat Penunjukan Jasa Langsung”.
b. Nomor Kontrak
Nomor Surat penunjukan jasa langsung antara PT.PLN Persero Area Payakumbuh dengan CV.Carmel, adalah No.
075SPJL613APYK2013. c.
Kalimat Pembuka Kalimat pembuka dalam kontrak menjelaskan bahwa para pihak
pada hari, tanggal, bulan, dan tahun mereka membuat dan menandatangani kontrak, yaitu pada tanggal 11 Maret 2013.
d. Para Pihak Dalam Kontrak
Menjelaskan identitas dari para pihak yang menandatangani kontrak.Identitas para pihak meliputi: nama, jabatan, dan alamat serta
kedudukan para pihak dalam kontrak tersebut, apakah sebagai pihak pertama atau pihak kedua. Serta menjelaskan bahwa pihak-pihak tersebut
Universitas Sumatera Utara
bertindak untuk dan atas nama siapa dan dasar ia bertindak. Para pihak di dalam perjanjian tersebut adalah:
1 PT. PLN Persero
Dalam hal ini diwakili oleh ZULFADLI, BE. Selaku manager PT.PLN Persero Wilayah Sumbar Cabang Payakumbuh, berdasarkan Surat
Kuasa General Manager PT.PLN Persero Wilayah Sumbar No. 017.SKU432wsb2011, tanggal 29 November 2011, berkantor di Jl.
M. Yamin,SH No.52 Payakumbuh selanjutnya dalam Surat Perjanjian Kerja disebut sebagai Pihak Pertama.
2 CV. CARMEL
Dalam hal ini diwakili oleh WINDRA OCTORIALDY, selaku Direktur CV.Carmel yang bertindak untuk dan atas nama CV.Carmel,
berkantor di Jl. Puti Bungsu No.24 Balain Nan Duo Payakumbuh, yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
2. Isi perjanjian pemborongan pekerjaan
Isi dari perjanjian terdiri atas: a.
Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk mengadakan perjanjian, dengan obyekyaitu Penyeimbangan beban
trafo, dan berdasarkan pada peraturan yang terkait. b.
Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga borongan.
c. Hak dan tanggung jawab para pihak di dalam kontrak.
d. Cara pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
e. Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu
kapan dan diakhirinya pekerjaan tersebut. 3.
Penutup Penutup surat perjanjian memuat:
a. Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen
dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak. b.
Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi materai.
Bagian tanda tangan dalam penutup perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN Persero Area Payakumbuh dengan CV.Carmel hanya
ditandatangani oleh pihak kedua saja, yaitu CV.Carmel. Sedangkan tandatangan dari pihak PT.PLN Persero tidak ada, hanya ada materai yang ditempel di kolom
tandatangan tersebut. Meskipun pada penutup perjanjian telah disebutkan bahwa: “Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak di Payakumbuh, dibuat rangkap 4
empat masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang berlaku yang mana 3 tiga rangkap untuk pihak pertama dan 1 satu rangkap untuk pihak kedua, dan
setalah dibubuhi materai yang cukup dan ditandatangani kedua belah pihak”. Serta pada pasal yang berjudul “Hak dan Tanggung jawab para pihak
dalam Surat Penunjukan Jasa Langsung”, hanya berisikan 3 pasal yang isinya menyatakan bahwa pihak kedua dilarang mengalihkan tanggungjawabnya kepada
pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
C. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerjasama Pemborongan Pekerjaan antara PT. PLN PERSERO dengan CV.
Carmel
Pekerjaan bangunan menurut
Sri Soedewi Masjchun Sofwan
, merupakan pekerjaan yang rumit, sehingga si pemberi tugas harus dengan jelas
memberitahukan apa yang dikehendakinya mengenai bangunan itu kepada pemborong, agar kemudian si pemborong tahu dengan pasti untuk pekerjaan
bangunan yang bagaimana ia mengikatkan diri. Pekerjaan bangunan tersebut dengan terperinci secara teknis diuraikan di dalam bestek. Bestek tersebut disusun
oleh seorang ahliarsitek yang kemudian dapat ditunjuk untuk bertindak sebagai direksi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
bestek yang telah disusun.
41
1. Prinsip kolerasi antara tanggung jawab para pihak dengan kesalahan dan
penyediaan bahan bangunan. Mengenai hak-hak dan kewajiban dari para pihak dalam perjanjian
pemborongan bangunan hanya sedikit sekali diatur di dalam KUH Perdata. Hak- hak dan kewajiban tersebut dimuat secara terperinci di dalam perjanjian
pemborongan, juga dalam bestek dan syarat rencana kerja dan syarat. Secara umum dalam perjanjian pemborongan pekerjaan dapat dilihat dari
prinsip-prinsip hukum yang tertuang dalam kontrak perjanjian yang terkandung dalam KUH Perdata. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
Prinsip ini menyatakan bahwa tanggung jawab masing-masing pihak pihak yang disangkutkan dengan kesalahan para pihak dan pihak mana yang
menyediakan bangunan.
41
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, Op.Cit., hlm.80
Universitas Sumatera Utara
2. Prinsip ketegasan tanggung jawab jika bangunan musnah karena cacat dalam
penyusunannya atau faktor tidak ditopang oleh kesanggupan tanah. Menurut prinsip ini pemborong bertanggung jawab secara hukum atas
bangunan yang dibuatnya jika kemudian bangunan tesebut musnah asal saja memenuhi syarat-syarat yaitu: bangunan tersebut adalah gedung, pekerjaan
telah diborongkan dengan harga tertentu, tanggung jawab pemborong dalam jangka waktu sepuluh tahun, dan kemusnahan tersebut karena cacat dalam
penyusunan dan atau tidak sanggupnya tanah menopang bangunan tersebut.
3. Prinsip larangan perubahan harga kontrak
Perubahan harga kontrak ini tidak dimungkinkan dengan alasan perubahan harga bahan bangunan dan upah yang harus dibayar oleh pemborong kecuali
hal tersebut disetujui oleh pemborong dan diatur dalam aturan peralihan kontrak yang telah disepakati.
4. Prisip kebebasan pemutusan kontrak secara terpisah
Hak untuk memutuskan kontrak secara sepihak hanya diberikan kepada pihak pemberi pekerjaan tetapi tidak diberikan kepada pihak pemborong. Hal ini
dapat dimengerti karena apabila suatu pekerjaan terbengkalai kerugian yang lebih besar akan diderita oleh pihak bouwheer dan kemungkinan akan
menghadapi masalah sulitnya mencari pemborong pengganti. Untuk menghindari masalah inilah maka Undang-Undang tidak memberikan hak ini
kepada pihak pemborong.
5. Prinsip kontrak yang melekat dengan pihak pemborong
Hak dan kewajiban yang terbit dari suatu perjanjian biasanya turun kepada ahli waris. Prinsip ini tidak berlaku bagi perjanjian pemborongan pekerjaan
karena perjanjian pemborongan pekerjaan akan berakhir dengan meninggalnya pemborong. Namun para ahli waris berhak atas harga borongan terhadap
borongan yang telah diselesaikan oleh pemborong, secara proporsional.
6. Prinsip Vicarious Liability
Prinsip tanggung jawab pengganti ini maksudnya suatu tanggung jawab dari atasan terhadap tindakan melawan hukum yang dilakukan bawahan. Bawahan
tersebut haruslah ditafsirkan dalam rangka sedang melakukan tugas yang dibebankan kepadanya atau dijanjikan akan dilakukannya. Jadi dalam hal
subkontraktor yang bertindak secara independen maka tanggung jawab ini tidak berlaku. Hal ini megakibatkan dalam pemilihan subkontraktor bila
diperlukan harus dengan persetujuan pihak bouwheer.
7. Prinsip eksistensi hubungan kontraktual
Prinsip hukum ini menegaskan bahwa pemborong bertanggung jawab atas segala tindakan orang yang dipekerjakannya baik terhadap pihak ketiga
maupun terhadap pihak bouwheer sebab yang menandatangani kontrak adalah pihak pemborong dengan pihak yang memborongkan. Dalam hal ini para
tukang hanya mempunyai hubungan hukum kontraktual dengan pemborong kecuali tukang tersebut bekerja atas tanggung jawab sendiri secara langsung
dengan pihak yang memborongkan dan untuk suatu harga tertentu.
8. Prinsip hak retensi
Para pekerja berhak untuk menahan barang kepunyaan pemberi pekerjaan dalam kekuasaannya selama ongkos pembuatan barang tersebut belum dibayar
Universitas Sumatera Utara
lunas. Bahkan di negara-negara Common Law dimana berlaku teori mechanics’ lien ada ketentuan bahwa pekerja atau subkontraktor dapat
menahan barang atau properti yang telah dibuatnya beserta properti bouwheer lainnya walaupun tidak diperjanjikan demikian dan secara hukum menjadi
jaminan hutang atas upah dan ongkos pembuatannya tersebut dapat dieksekusi dengan cara melakukan pelelangan dimuka umum.
42
1. PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh
pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan dengan pihak lain. Dengan melihat prinsip hukum yang dianut dalam KUH Perdata di atas,
maka akan terlihat adanya hak dan kewajiban para pihak dalam suatu perjanjian pemborongan pekerjaan. Asas kebebasan berkontrak yang dianut dalam
perjanjian, dapat digunakan untuk mengatur secara lebih terperinci hak dan kewajiban dalam perjanjian yang bersangkutan.
Perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN Persero Area Payakumbuh dengan CV.Carmel, pasal 2 yang diberi judul “Hak Dan Tanggung
Jawab Para Pihak Dalam Pelaksanaan Surat Penunjukan Jasa Langsung” isinya sebagai berikut:
2. PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagian
pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disubkontrakkan kepada
penyedia barangjasa spesialis.
3. Terhadap pelanggaran atas larangan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 satu pasal ini dikenakan sanksi denda 5 dari nilai kontrak.
Kamus Besar Bahasa Indonesis KBBI Online menyebutkan pengertian hak adalah benar, milik kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya, kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau
42
Munir Fuady, Kontrak Pembangunan Mega Proyek Bandung: Citra Aditya Bakti, 1988 hlm.85
Universitas Sumatera Utara
martabat,dan wewenang menurut hukum. Kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan, keharusan, pekerjaan, dan tugas
menurut hukum. Larangan adalah perintah aturan yang melarang suatu perbuatan, sesuatu yang terlarang karena dipandang keramat atau suci tabuh,
sesuatu yang terlarang karena kekecualian.
43
1 Menerima penyelesaikan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kedua sesuai
dengan tanggal yang sudah ditetapkan di dalam perjanjian pemborongan, dalam hal pelaksanan pekerjaan pemborongan.
Pasal mengenai tanggung jawab di atas, tidak menyebutkan hak dan kewajiban para pihak secara jelas, dan di dalam
kontrak tidak ada pasal yang mengatur dengan rinci hak dan kewajiban para pihak di dalam suatu pasal dengan jelas.Tetapi dari perjanjian tersebut dapat ditafsirkan
beberapa hal yang merupakan hak dan kewajiban bagi para pihak yang didasarkan pada pengertian dari hak, kewajiban, dan larangan dari KBBI di atas.
Hak-hak pihak pertama sebagai pemberi kerja dapat disimpulkan sebagai berikut:
2 Dalam hal sanksi terhadap waktu penyelesaian kontrak pada pasal 7, hak dari
pihak pertama yaitu: a
Menerima laporan tertulis mengenai sebab-sebab keterlambatan dari pihak kedua apabila terjadi keterlambatan dalam proses penyelesaian pekerjaan
b Menetapkan denda kepada pihak kedua apabila penyerahan pekerjaan
tidak dilakukan tepat waktu
43
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kbbi.web.id
Universitas Sumatera Utara
c Memberikan peringatan tertulis kepada pihak kedua yang sudah mencapai
batas denda maksimum dari keterlambatan d
Apabila surat peringatan terakhir sudah diberikan dan pihak kedua masih tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya, maka pihak pertama berhak
memutuskan pekerjaan Tangung jawab pihak pertama pemberi kerja, sesuai dengan yang
tertuang dalam kontrak adalah: melakukan pembayaran kepada pihak kedua setelah pekerjaan tersebut selesai 100 sesuai yang tercantum dalam perjanjian
pada pasal 5. Hak-hak dari pihak ke dua pemborong adalah: Menerima pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan selesai 100.
Tanggung jawab serta larangan untuk pihak kedua dalam perjanjian ini adalah:
1 Pasal 2 perjanjian pemborongan menjelaskan bahwa dalam hal pengalihan
pekerjaan, Pihak kedua dilarang mengalihkan tanggung jawab baik sebagian atau seluruh pekerjaannya kepada pihak lain.
2 Pasal 3 perjanjian pemborongan mengenai harga borongan, pihak kedua tidak
dapat menuntut perubahan harga borongan walaupun terjadi kenaikan harga barang-barang atau jasa kecuali diumumkan dan diatur secara resmi dalam
peraturan pemerintah 3
Pasal 5 mengenai cara pembayaran, pihak kedua tidak mengajukan permintaan uang muka dalam perjanjian tersebut.
4 Pasal 7 mengenai sanksi-sanksi, pihak kedua harus menyampaikan laporan
tertulis sebab terjadinya keterlambatan, dan menanggung beban tanggung
Universitas Sumatera Utara
jawab akibat pemutusan surat perjanjian kerja yang terjadi akibat keterambatan yang sudah mencapai batas maksimum.
5 Pasal 9 mengenai Peraturan keselamatan Kerja, Pihak kedua harus memasang
rambu-rambu peringatan umum di tempat pekerjaan sedang berlangsung, menyediakan obat-obatan dan alat keselamatan yang diperlukan, dan apabila
terjadi kecelakaan akan menjadi tanggung jawab pihak kedua. 6
Pasal 9 mengenai KewajibanAdministrasi, pihak kedua menanggung semua biaya yang ditimbulkan untuk pembuatan surat perjanjian pemborongan, dan
harus menyampaikan kemajuan pekerjaan kepada pihak pertama.
D. Objek Perjanjian Kerjasama Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN PERSERO Area Payakumbuh dengan CV. Carmel
Objek perjanjian adalah prestasi, berupa memberikan sesuatu, berbuat dan atau tidak berbuat sesuatu. Pada perjanjian untuk memberikan sesuatu, prestasinya
berupa menyerahkan atau memberikan kenikmatan atas sesuatu barang. Berbuat sesuatu, adalah setiap prestasi untuk melakukan sesuatu yang bukan berupa
memberikan sesuatu, adalah jika debitur berjanji untuk tidak melakukan perbuatan tertentu, seperti misalnya tidak boleh merokok di tempat kerja.
44
1. Tertentu atau dapat ditentukan, artinya terjadinya perjanjian karena adanya
suatu objek tertentu atau dapat ditentukan. Hanya perjanjian dengan objek yang dapat ditentukan diakui sah;
Objek perjanjian memerlukan beberapa syarat, yaitu:
44
Mohd. Syaufii Syamsuddin, Op.Cit., hlm.6
Universitas Sumatera Utara
2. Objeknya diperkenankan, perjanjian ini tidak akan menimbulkan
perjanjian jika objeknya bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum atau kesusilaan;
3. Prestasinya dimungkinkan untuk dilaksanakan secara obyektif dan
subyektif. Secara obyektif, setiap orang mengetahui bahwa prestasi mungkin dilaksanakan dan karenanya kreditur dapat mengharapkan
pemenuhan prestasi tersebut. Pada ketidakmungkinan obyektif tidak akan timbul perjanjian.
45
Dilihat dari objeknya, perjanjian pemborongan ini mirip dengan perjanjian lain, yaitu perjanjian kerja dan perjanjian melakukan jasa, yaitu sama-sama
menyebutkan bahwa pihak yang satu menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan bagi pihak yang lain dengan pembayaran tertentu. perbedaannya satu dengan yang
lain ialah bahwa pada perjanjian kerja terdapat hubungan kedinasan atau kekuasaan antara buruh dan majikan. Pada pemborongan pekerjaan dan perjanjian
melakukan jasa tidak ada hubungan semacam itu, melainkan melaksanakan pekerjaan yang tugasnya secara mandiri. Sedangkan perbedaannya dengan
perjanjian melakukan jasa ialah bahwa pada perjanjian untuk melakukan jasa pembayaran dilakukan dengan imbalan pembayaran upah yang tidak
dipersetujukan terlebih dahulu antara para pihak, melainkan ditentukan berdasarkan tarif yang layak. Sedang pada perjanjian kerja dan perjanjian
pemborongan pembayaran dipersetujukan sebelumnya antara para pihak.
46
45
Ibid.
46
Sri Soedewi Masjchun Sofwan, Op.Cit., hlm.53
Universitas Sumatera Utara
Objek dari perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN Persero dengan CV.Carmel adalah penyeimbangan beban trafo. Sistem distribusi
merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama pemakai
energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Biasanya sering kali terjadi beban yang tidak seimbang pada fase-fasenya atau terjadi kelebihan beban
karena pemakaian alat-alat listrik dari konsumen energi listrik. Keseimbangan beban antar fasa diperlukan untuk pemerataan beban sehingga meminimalkan
perubahan yang diakibatkan oleh beban penuh. Hal ini juga penting karena bermanfaat pada teknik optimasi untuk menghasilkan sistem yamg efisien.
47
Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik masyarakat pada umumnya di supplai oleh PT.PLN Persero kecuali untuk daerah-daerah jauh dari jaringan
PLN. Untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu Distribusi kekonsumen banyak digunakan Transformator Distribusi. Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan beban, tegangan pada ujung konsumen turun dan pemeliharaan tidak teratur.
Akibat dari ketidakseimbangan beban pada trafo dapat mengakibatkan losses aliran tenaga listrik dan juga dapat mengakibatkan kerugian bagi PT.PLN
Persero sendiri. Sehingga dilakukanlah penyeimbangan beban trafo untuk meningkatkan efisiensi penggunaan trafo dan menghindari kerugian yang akan
muncul.
47
Wawancara dengan Bapak Azwardi, Pegawai PT.PLN Persero Area Payakumbuh
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT. PLN PERSERO DENGAN CV. CARMEL DALAM HAL
PENYEIMBANGAN BEBAN TRAFO
A. Kepastian Hukum dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan