III. Akibat Hukum Terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung No.2642

BAB III III. Akibat Hukum Terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung No.2642

KPid2006 Bila Mana Didalam Putusan Hakim Mahkamah Agung Tersebut Terdapat Surat Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Yang Diajukan Jaksa Penuntut Umum Tidak Memenuhi Syarat Materil Dari Suatu Dakwaan B. Akibat Hukum Yang Terjadi Terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung Yang Didalam Putusan Hakim Tersebut Terdapat Dakwaan Yang Tidak Memenuhi Syarat Formil Dan Materil Dari Suatu Dakwaan. 1. Pengertian Putusan Hakim. Perihal putusan hakim atau putusan pengadilan merupakan aspek penting dn diperlukan untuk menyelesaikan perkara pidana. Dengan demikian dapatlah dikonklusikan lebih jauh bahwasanya putusan hakim disatu pihak berguna bagi terdakwa memperoleh kepastian hukum tentang statusnya dan sekaligus dapat mempersiapkan langkah berikutnya terhadap putusan tersebut dalam artian dapat berupa: menerima putusan, melakukan upaya hukum Verzet, Banding, atau kasasi, melakukan grasi dan sebagainya. Sedangkan dilain pihak, apabila ditelaah melalui visi hakim yang mengadili perkara, putusan hakim adalah mahkota dan puncak pencerminan nilai-nilai keadilan, kebenaran hakiki, dan hak azasi manusia, penguasaan hukum atau fakta secara mapan, factual, serta visualisasi etika, mentalitas, dan moralitas dari hakim yang bersangkutan. 88 Universitas Sumatera Utara Leden Marpaung 53 , memberikan pengertian tentang putusan hakim: ”Bahwa putusan adalah hasil atau kesimpulan dari sesuatu yang telah dipertimbangkan dan dinilai dengan semasak-masaknya yang dapat berbentuk tertulis maupun lisan”. Bab I Pasal 1 angka 11 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dalam bab ini disebutkan bahwa putusan pengadilan sebagai berikut: ” Pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang-undang ini”. Dengan mengacu pada batasan-batasan sebagaimana penulis formulasikan diatas maka dapatlah lebih mendetail, mendalam, dan terperinci disebutkan bahwa putusan hakim pada hakikatnya merupakan: 54 • Putusan Yang diucapkan Dalam Persidangan Perkara Pidana Yang Terbuka Untuk Umum. Konteks ini putusan diucapkan hakim karena jabatannya yang diberikan oleh Undang-undang untuk mengadili perkara pidana tersebut sebagaimana di perkenalkan ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No.08 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, selanjutnya, agar putusan hakim itu menjadi sah dan mempunyai kekuatan hukum maka haruslah diucapkan dalam persidangan perkara pidana yang terbuka untuk umum Pasal 195 KUHAP dan Pasal 13 ayat 2 Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. 53 Marpaung, Leden, dalam buku Mulyadi, Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana Teori, Praktik, Teknik Penyusunan, dan Permasalahan, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 120 54 Mulyadi, Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana Teori, Praktik, Teknik Penyusunan, dan Permasalahan, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 120 Universitas Sumatera Utara • Putusan Dijatuhkan Oleh Hakim Setelah Melalui Proses dan Prosedural Hukum Acara Pidana Pada Umumnya. Hakikat proses dan prosedural ini penting eksistensinya. Hanya terhadap keputusan hakim yang sudah melalui proses dan prosedural hukum acara pidana pada umumnya saja mempunyai kekuatan hukum mengikat dan sah. Pengertian proses disini substansialnya tendensi pada acara prosesuil hakim menangani perkara pidana yang bersangkutan mulai tahapan: sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan atau terdakwanya anak- anakPasal 153 ayat3 KUHAP. Sedangkan aspek prosedural tendensi pada elemen administratif. • Berisikan Amar Pemidanaan atau bebas atau pelepasan Dari Segala Tuntutan Hukum. Substansial putusan hakim dalam perkara pidana amarnya hanya mempunyai 3 sifat, pertama:pemidanaan apa bila hakimpengadilan berpendapat bahwa terdakwa secara sah dan meyakinkan menurut hukum terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Pasal 193 ayat1 KUHAP. Kedua: putusan bebas jika hakim berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum atas perbuatan yang didakwakan Pasal 191 ayat1 KUHAP. Ketiga:putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum jika hakim berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak pidana Pasal 191 ayat2 KUHAP. • Putusan Hakim Dibuat Dalam Bentuk Tertulis. Universitas Sumatera Utara Praktik peradilan maka putusan hakim haruslah dibuat dalam bentuk tertulis. Persyaratan bentuk tertulis ini implisit tercermin dari ketentuan Pasal 200 KUHAP bahwa: ” Surat keputusan ditanda tangani oleh hakim dan panitera seketika setelah putusan itu diucapkan”. Jadi konkretnya, tentulah jelas dan terang apabila dilakukan penanda tanganan harus dibuat dalam bentuk tertulis. • Putusan Hakim Tersebut Dibuat Dengan Tujuan Untuk Menyelesaikan Perkara Pidana. Apa bila hakim telah mengucapkan putusan, secara formal perkara pidana tersebut pada tingkat pengadilan negeri telah selesai. Oleh karena itu, status dan langkah terdakwa pun menjadi jelas, apakah akan menerima putusan, menolak putusan untuk melakukan upaya hukum bandingkasasi, atau bahkan akan melakukan grasi.

2. Bentuk Putusan Hakim

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Analisis Hukum Terhadap Pidana di Bidang Kehutanan (Studi Putusan No.481/K/Pid.B/2006 PN Jkt.Pst & Putusan Mahkamah Agung No. 2462/K/Pid/2006 dengan terdakwa Darianus Lungguk Sitorus)

6 90 359

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM DI LUAR DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK

0 3 16

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM YANG TIDAK SESUAI DENGAN SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM (Putusan Mahkamah Agung RI No.1958 K/Pid.Sus/2009)

1 21 214

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM YANG TIDAK SESUAI DENGAN SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM (Putusan Mahkamah Agung RI No.1958 K/Pid.Sus/2009)

1 11 16

Pengabaian Pembuktian Dakwaan Primair Pada Dakwaan Subsidaritas Oleh Judex Factie Sebagai Argumentasi Kasasi Penuntut Umum Pada Perkara Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2244K/Pid.Sus/2013).

0 0 14