yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan kering ialah kalsium nitrat. Pencelupan berkoaglan kering lebih sering digunakan dari pada pencelupan
berkoagulan basah. Keburukan dari koagulan basah ini sering menetes ke dalam tangki lateks
menyebabkan penghilang kestabilan lateks terjadi di dalam tangki lateks dan partikel kecil karet akan terhasil. Tangki lateks yang berisi partikel kecil karet tidak dapat
digunakan untuk menghasilkan produk, karena partikel kecil karet ini akan melekat pada permukaan produk dan mengakibatkan kecacatan Hamidah Harahap, et al,
2006. Ketebalan untuk film yang dihasilkan dengan teknik pencelupan berkoagulan
tergantung pada masa rendaman dwell time, kepekatan koagulan dan juga jumlah kandungan padatan lateks TSC lateks karet alam yang digunakan. Peningkatan nilai
faktor-faktor di atas akan meningkatkan ketebalan film yang terhasil Baharin, 2000.
2.6. Kerang Kipas
Kerang kipas Andara ferruginea terdapat di pantai laut pada substart lumpur berpasir dengan kedalaman 10 m sampai 30 m, termasuk :
Class : Bivalvia
Sub Family : Accacea
Family : Arcidea
Genus : Anadara ferruginea
Universitas Sumatera Utara
Class Bivalvia dikenal juga dengan nama kerang mempunyai dua keping atau belahan yang dihubungkan oleh engsel elastis yang disebut dengan hinge ligament yaitu
semacam pita elastik yang terdiri dari bahan organik seperti zat tanduk conchiolin sama dengan periostrakum yang bersambungan dengan cangkang. Kedua keping
cangkang pada bagian dalamnya juga ditautkan oleh sebuah otot aduktor anterior dan sebuah otot aduktor posterior yang bekerja sama secara antagonis dengan hinge
ligamen. Periostrakum merupakan lapisan cangkang pelecypoda paling luar dan menutupi dua
lapisan kapur atau lebih di dalamnya. Lapisan kapur tersebut terdiri dari aragonit atau campuran aragonit dan calcite, yang tersusun sebagai bentuk prisma atau lembaran,
bentuk lensa atau bentuk lain lebih kompleks. Semua bentuk-bentuk tersebut selalu tertanam dalam suatu kerangka organik Sugiarti, et al, 2005.
Kulit terdiri dari dua bagian yang disebut cangkang yang diikat bersama pada permukaan dorsal oleh hinge ligament elastis. Bagian terluar epithelium dari mental
terdiri dari tiga lapisan yaitu : 1.
Lapisan terluar merupakan lapisan tipis, lapisan tanduk, periostracum yang melindungi lapisan luar dari asam karbonat dalam air serta memberikan bagian
terluar dari cangkang lebih berwarna. 2.
Bagian tengah dari kristal kapur kalsium karbonat disebut lapisan prismatik. 3.
Lapisan dalam naereous terdiri dari banyak kristal kalsium karbonat dan menghasilkan kilau warna warni dalam cahaya Hegner, 1951.
Universitas Sumatera Utara
Class Bivalvia merupakan binatang pemakan tumbuh-tumbuhan tetapi ia tidak mempunyai radula. Makanannya berupa partikel-partikel organis bersama-sama
dengan air dihisap oleh siphon dan di saring melalui insang. Di dalam cangkang selain kalsium karbonat, juga terdapat pigment yang merupakan zat pembuat warna
dari cangkang. Cangkang dari kalsium karbonat biasanya hadir yang dibalut oleh periostracum organik yang terbuat dari conchiolin protein “tanned” oleh guinonos.
Cangkang biasanya terdiri dari satu, dua atau delapan katup. Lapisan terluar dari calcarcous terbuat dari prismatik vertikal dari kalsium karbonat calcite yang
dibatasi oleh matriks tipis proteinaceous. Lapisan terdalam terdiri dari lamella yang sangat tipis dari kalsium karbonat dalam bentuk calcite, aragonite atau keduanya yang
tertanam dalam matriks organik yang tipis. Di dalam cangkang terkandung kalsium karbonat yaitu kira-kira 89-99, sedangkan 1-2 phospate, bahan organik couchiolin
dan air Bunjamin Dharma, 1988. Mantel pada palecy poda berbentuk jaringan tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh
dan terletak di bawah cangkang. Mantel terdapat tiga lipatan, dalam, tengah dan luar. Lapisan luar sebagai penghasil cangkang.
Permukaan dalam lapisan luar menghasilkan periostrakum dan permukaan luarnya menghasilkan lapisan kapur. Antara epitel mantel dan permukaan cangkang bagian
dalam terdapat rongga kecuali pada tempat melekatnya otot palial yang berisi cairan ekstra palial, yang kemudian mengendap menjadi butiran-butiran proses
pembentukan cangkang yang ditunjukkan pada tabel 2.2 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Butiran proses pembentukan cangkang Media
Eksternal Mantel
Cairan Ekstrapalial Cangkang
HCO
3 -
Ca
2+
3
Metab HCO
3 -
Protein Mucopolysoc
Ca
2+
+ CO
3 2-
CaCO
2
HCO
3 -
Ca
2+
+ CO
3 2-
CaCO
CO
2
Protein Mucopolysoc
2.7. Kalsium Karbonat