BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Latex Karet Alam
Latex karet alam didapat dari pohon hevea brasiliensis yang berasal dari keluarga Euphorbia cae ditemukan dikawasan tropikal Amazon Amerika Selatan.
Latex yang berasal dari pohon hevea brasiliensis ini dalam kimia disebut dengan poliisoprena Gazaly, F.K, 1988. Mengacu kepada keteraturan susunan molekul
karet ini tersusun atas isomer yang disebut sebagai 1,4 cis poli isoprena dengan rumus strukturnya :
CH
3
H C = C
CH
2
CH
2
Gambar 2.1. Struktur cis-1,4 poli isoprena
Karet alam adalah poli isoperna dengan ikatan rangkap cis, sedangkan trans polimernya disebut getah perca gutta percha adalah suatu polimer keras yang
digunakan sebagai lapisan luar bola golf Alfa, 1996. Karet alam diperoleh dari hasil olahan terhadap getah atau latex yang keluar dari
pohon hevea brasiliensis. Melihat kepada rumus bangun dari struktur molekulnya karet alam ini memiliki sifat antara lain mudah teroksidasi pada suhu tinggi, karena
memiliki ikatan rangkap, mampu berkristalisasi dan mempunyai suhu rendah,
Universitas Sumatera Utara
fleksibel, tidak tahan terhadap ozon dan minyak non polar. Karet alam mempunyai daya lentur tinggi, kekuatan tarik dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah
Spillane J. James, 1989. Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain ; karet hidrokarbon, protein, lipid
netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dan lain-lain. Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi atau menarik air dalam vulkanisat. Beberapa
lipid ada yang merupakan bahan pencepat atau antioksidan. Protein juga dapat meningkatkan heat buildup tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek
http:www.pohon karet.2008 Faktor-faktor seperti jenis pohon karet, cara menoreh, keadaan tanah juga cuaca
mempengaruhi kandungan karet kering dalam pohon yang ditoreh. Proses pengawetan dilakukan dengan menambah ammonia berkepekatan 0,2. Amonia
dengan kepekatan tinggi digunakan untuk pengawetan bagi penyimpanan untuk jangka masa yang lama. Latex pekat dengan 0,6-0,8 dikenali sebagai amonia tinggi
HA latex manakala latex amonia rendah LA latex mengandung 0,2 amonia. Latex karet alam adalah suatu koloid yang distabilkan oleh formulasi dasar nitrogen
dan formulasi asam karbosilik antara fasa karet serum semasa ia dijadikan filem latex karet alam. Suatu protein akan terbentuk mengelilingi permukaan atas partikel-
partikel karet. Sebaran asam karboksilik dan formulasi dasar nitrogen bertindak sebagai pengaktif bagi vulkanisasi sulfur. Hidrokarbon karet adalah formulasi utama
dan wujud dalam bentuk agregat bermolekul dalam partikel-partikel karet Rangrong Yoksan, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Lateks kebun adalah getah yang baru disadap dengan kandungan karet kering sekitar 30 dan lateks kebun ini umumnya sangat encer, jadi perlu dipekatkan lebih dahulu
hingga kadar karet keringnya sekitar 60. Latex kebun ummnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami penggumpalan.
Ketidakstabilan lateks disebabkan rusaknya lapisan pelindung molekul karet yang terdispersi dalam serum lateks.
Lateks segar cenderung mengalami perubahan kimia. Setelah ditoreh dan setelah proses penambahan amonia lateks karet alam mempunyai densitas antara 0.975-0.980
µg m
-3
dengan pH 6.0-7.0 dan tegangan permukaan 40-45 m Jm
-2
Blackley, 1997. Lateks dikatakan mantap apabila sistem koloidnya stabil yaitu tidak terjadi flokulasi
atau penggumpalan selama penyimpanan pada kondisi yang diinginkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lateks adalah :
1. Adanya kecenderungan setiap partikel karet berinteraksi dengan fase air serum
2. Adanya interaksi antara partikel-partikel itu sendiri
Rusaknya sistem kestabilan lateks dapat terjadi dengan sengaja atau tida sengaja. Beberapa faktor yang sengaja dilakukan untuk membuat lateks menjadi tidak stabil
adalah dengan menambahkan bahan penggumpal. Seperti asam, sari buah dan tawas. Sedangkan faktor ketidaksengajaan misalnya karena terjadinya penguapan air dalam
lateks yang berlebihan dan terkontaminasinya lateks oleh mikroba. Dengan rusaknya sistem kestabilan lateks, maka mutu lateks yang dihasilkan pun
menjadi kurang baik. Untuk tetap menjaga kestabilan lateks, maka lateks pekat pun harus memenuhi persyaratan mutu.
Universitas Sumatera Utara
Menurut ASTM D.1076-80 dan ISO 2004.
Tabel 2.1. Spesifikasi mutu lateks pekat ASTM D.1076
ISO 2004 Parameter
HA LA
HA LA
1. Kandungan padatan total TSC min
61.5 61.5
61.5 61.5
2. Kandungan karet kering DRC min
60.0 60.0
60.0 60.0
3. Kandungan bahan karet max 2.0
2.0 2.0
2.0 4. Kadar
amoniak min 1.6
max 1.0 min 10
max 0.8 5. Waktu pemantapan mekanis
MST detik 650
650 540
540 6. Bilangan KOH max
0.8 0.8
1.0 1.0
7. Tembaga max,
ppm 8
8 8
8 8. Mangan max, ppm
8 8
8 8
Disebut dengan lateks pekat yaitu lateks yang mengalami kepekatan, dimana lateks
pekat ada beberapa persyaratan antara lain : 1.
Warna putih dan berbau karet segar 2.
Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu 3.
Disaring dengan saringan 40 mesh 4.
Lateks pekat mempunyai kadar karet kering berkisar antara 60 5.
Tidak bercampur dengan bubur lateks, air atau serum lateks
Universitas Sumatera Utara
2.2. Mastikasi