dijelaskan beliau langsung menyatakan ketidaksetujuannya, meskipun telah dijelaskan bahwa vasektomi tidak sama dengan kebiri.
Berdasarkan wawancara dengan petugas lapangan KB, kesulitan yang paling dirasakan dalam meningkatkan cakupan KB pria terutama adalah faktor agama
kemudian persepsi yang salah tentang KB pria. Masyarakat masih beranggapan bahwa vasektomi dapat menyebabkan kerusakan atau disfungsi seksual. Masyarakat
juga merasa khawatir jika ada keluhan yang dirasakan akibat vasektomi, peluangnya sangat kecil untuk melakukan penyambungan kembali. Petugas juga mengemukakan
jika menggunakan kondom, para suami merasa membutuhkan dana yang tidak sedikit, sedangkan untuk memperolehnya di pelayanan kesehatan yang ada mereka
merasa malu.
5.1.3. Pengaruh Umur Terhadap Partisipasi Suami dalam ber-KB
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel umur suami tidak memiliki pengaruh terhadap
partisipasi dalam ber-KB p=0,999. Hal ini sesuai dengan penelitian Ariyadi 2007, di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo yang menyatakan bahwa umur tidak
berpengaruh terhadap partisipasi suami dalam ber-KB p=0,453. Agustina 2006, dalam penelitiannya di Kabupaten Tapanuli Tengah menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel umur dengan utilisasi pelayanan KB p=0,479.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Mardiani 2006, di Jawa Barat dan Jawa Timur yang menyatakan bahwa ada pengaruh varibel umur
terhadap partisipasi suami dalam ber-KB. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Bertrand 1980, menerangkan bahwa faktor umur memiliki pengaruh yang sangat erat terhadap partisipasi suami dalam ber-KB.
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rafael 2000 dan Sabaruddin 2002, yang menyatakan bahwa utilisasi pelayanan
kesehatan berhubungan dengan umur. Variabel umur merupakan hal yang penting karena biasanya sasaran program pelayanan kesehatan cenderung berkaitan dengan
umur. Seperti diketahui bahwa pada hakekatnya pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh semua golongan umur, tetapi ada pelayanan kesehatan tertentu
yang tidak dapat dimanfaatkan oleh golongan umur tertentu, misalnya rumah bersalin dimanfaatkan oleh ibu hamil untuk bersalin dan klinik KB dimanfaatkan oleh PUS
untuk konsultasi dan memasang alat KB. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
proporsi responden yang berusia produktif 15-64 tahun dengan responden yang berusia nonproduktif 15 dan 64 tahun dalam menggunakan kontrasepsi pria. Hal
ini mungkin disebabkan usia istri dari kedua kelompok responden masih dalam masa reproduksi yang memungkinkan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
kontrasepsi pria.
5.1.4. Pengaruh Suku Terhadap Partisipasi Suami dalam ber-KB