Pembuatan Model Faktor Penentu Partisipasi Suami dalam ber-KB.

Ya Tidak f f f Baik 7 36,8 12 63,2 19 100 0,029 Sedang 8 22,9 27 77,1 35 100 Buruk 2 6,5 29 93,5 31 100 1. Pada variabel agama p=0,007, pendidikan 0,011, dan persepsi p=0,029 menunjukkan p value 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara ketiga variabel tersebut dengan variabel partisipasi suami dalam ber-KB. 2. Pada variabel umur p=1,000, suku p=0,080, pekerjaan p=0,579, pendapatan p=0,522, dan jumlah anak p=1,000 menunjukkan p value 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kelima variabel tersebut dengan variabel partisipasi suami dalam ber-KB. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.25. Tabel 4.25. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen. No Variabel P value 1 Umur 1,000 2 Suku 0,080 3 Agama 0,007 4 Pendidikan 0,011 5 Pekerjaan 0,579 6 Pendapatan 0,522 7 Jumlah Anak 1,000 8 Persepsi 0,029

4.4. Analisis Multivariat

4.4.1. Pembuatan Model Faktor Penentu Partisipasi Suami dalam ber-KB.

Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan determinan tingkat partisipasi suami dalam ber-KB. Dalam pemodelan Universitas Sumatera Utara ini semua variabel kandidat dicobakan secara bersama-sama. Model terbaik akan mempertimbangkan dua penilaian, yaitu nilai signifikansi ratio log-likelihood p ≤ 0,05 dan nilai signifikansi p wald p≤ 0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.26. Tabel 4.26. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Suku, Agama, Pendidikan dan Persepsi dengan Partisipasi Suami dalam ber-KB Variabel B P Wald Suku 0,952 0,859 Agama 0,468 0,032 Pendidikan 2,067 0,155 Persepsi 0,368 0,028 -2 log-likelihood= 62,778 G= 22,290 p value= 0,000 Dari hasil diatas terlihat bahwa signifikansi log-likelihood 0,05 p=0,000. Namun secara signifikan P wald beberapa variabel p value-nya di atas 0,05. Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel dari model. Pengeluaran model dilakukan secara bertahap satu per satu dimulai dari variabel yang p value-nya tertinggi. Dari tabel terlihat bahwa variabel suku memiliki nilai p value terbesar p=0,859, sehingga proses model selanjutnya dilakukan dengan tidak mengikutkan variabel suku. Hasil model tanpa variabel suku dapat dilihat pada Tabel 4.27. Tabel 4.27. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Variabel Agama, Pendidikan dan Persepsi dengan Partisipasi Suami dalam ber-KB Variabel B P Wald Agama 0,449 0,003 Pendidikan 2,055 0,157 Persepsi 0,368 0,028 Universitas Sumatera Utara -2 log-likelihood= 64,642 G= 320,426 p value= 0,000 Berdasarkan hasil analisis di atas variabel pendidikan memiliki nilai p value yang paling besar sehingga variabel pendidikan dikeluarkan dari model. Selanjutnya di analisis kembali tanpa mengikutsertakan variabel pendidikan. Hasil model tanpa variabel pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.28. Tabel 4.28. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Agama dan Persepsi dengan Partisipasi Suami dalam ber-KB Variabel B P Wald Agama 0,490 0,004 Persepsi 0,335 0,015 -2 log-likelihood= 32,082 G= 34,556 p value= 0,000 Berdasarkan analisis yang dilakukan tampak bahwa p value variabel agama dan persepsi di bawah 0,05, artinya kedua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 8 variabel yang diduga berpengaruh terhadap partisipasi suami dalam ber-KB ternyata hanya ada dua variabel yang secara signifikan mempunyai pengaruh yaitu variabel agama dan persepsi suami tentang KB pria. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel agama dan persepsi meliputi : manfaat KB, efek samping, kualitas, dan efektivitas tentang KB pria memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi suami dalam ber-KB, sedangkan variabel umur, suku, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi suami dalam ber-KB di Kecamatan Medan Maimun Tahun 2010. 5.1. Pengaruh Karakteristik Suami Terhadap Partisipasi dalam ber-KB 5.1.1. Pengaruh Agama Terhadap Partisipasi Suami dalam ber-KB Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel agama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Universitas Sumatera Utara partisipasi suami dalam ber-KB p=0,004. Artinya, meningkatnya variasi agama dari akseptor KB pria akan meningkatkan dominasi partisipasi suatu agama dalam program KB pria B=0,490. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Samosir 1994, yang menyatakan agama merupakan faktor penting dalam praktik metode KB pria di Indonesia, di mana secara signifikan mereka yang nonmuslim lebih cenderung untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang dibanding mereka yang muslim. Tokoh agama Islam tidak membolehkan medis operasi pria, kecuali dalam keadaan darurat yaitu apabila tidak ada pilihan lain bagi PUS selain vasektomi demi menyelamatkan nyawa istri. Tokoh agama Katolik lebih tegas lagi, hanya dapat menerima metode KB alami dengan cara pantang berkala. Hal ini berbeda dengan ajaran agama Hindu yang lebih cenderung mendukung program KB karena dianggap meningkatkan kesejahteraan manusia. Hal senada juga ditunjukkkan oleh tokoh agama Budha yang menganggap metode KB tidak sama dengan pembunuhan pada janinbayi, sehingga hal itu diperbolehkan. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rustam 2006, yang menyatakan bahwa agama tidak memiliki pengaruh terhadap partisipasi pria dalam praktik KB modern di Indonesia.Tidak ada perbedaan dalam hal probabilitas baik yang sedang atau yang pernah menggunakan KB modern untuk pria antara yang muslim dengan yang nonmuslim p=0,082. Hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia LD FEUI tahun 1998 tentang sosial, ekonomi, dan budaya bahwa masih terjadi pro dan kontra di antara para ulama tentang penggunaan kontap pria di Indonesia. Seperti temuan penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan Universitas Sumatera Utara masih ada perbedaan pendapat di mana ada ulama yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan. Temuan di Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2001 melalui wawancara dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat pada prinsipnya dapat menerima KB sebagai alat untuk menjarangkan dan mengatur kelahiran, tetapi kurang setuju bila KB untuk membatasi kelahiran. Berdasarkan hasil wawancara sebahagian besar responden memeluk agama Islam yaitu sebanyak 63 orang 74,1 . Responden masih merasa bahwa vasektomi tidak sesuai dengan ajaran agama dan melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Menurut wawancara yang dilakukan terhadap petugas lapangan KB, masyarakat di wilayah Kelurahan Hamdan masih sulit diajak untuk ber-KB terutama para suami. Meskipun mereka memiliki banyak anak dan berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Alasan yang dikemukakan bahwa KB terutama vasektomi bertentangan dengan keyakinannya. Hal ini tampak dari hasil penelitian yang menunjukkan hanya ada 4 orang 23,5 responden yang menggunakan metode vasektomi, selebihnya yaitu sebanyak 13 orang 76,5 menggunakan kondom. Responden merasa yakin bahwa setiap anak telah diberikan rizki oleh Tuha n. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan ada perbedaan antara responden yang beragama Islam dengan yang nonmuslim dalam berpartisipasi dalam ber-KB. Dari keseluruhan responden, 63 orang 74,1 beragama Islam dan hanya 9 orang yang menjadi akseptor KB pria, sedangkan 54 orang tidak menggunakan KB pria.

5.1.2. Pengaruh Persepsi tentang KB Pria Terhadap Partisipasi Suami dalam ber-KB