Pengaruh Hukuman Terhadap Tingkah Laku Siswa

23 tuaguru untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjukkan perkembangan anak. Beberapa hal yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang adalah: 1. Lingkungan yang tentram, dalam arti penuh kedamaian dan bebas dari kehidupan yang curiga dan mencurigai. 2. Lingkungan yang rukun di mana sesama warga tidak saling mencampuri urusan orang lain, tetapi saling toleransi. 3. Lingkungan yang bersih dalam arti fisik 4. Tersedianya fasilitas bergaul yang mamadai seperti untuk berolah raga, berbincang-bincang dengan rekan-rekan sebaya, maupun lebih tua dan sebagainya. Lingkungan masyarakat merupakan arena pergaulan yang dihadapi setiap hari, maka pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku akan sangat besar artinya. Apabila seseorang selalu melihat dan bahkan mungkin juga terlibat dalam gaya hidup tentram, damai, penuh toleransi dan menyenangkan, perilaku yang positif meskipun para orang tua dan para pendidik berusaha keras ke arah itu.

B. Pengaruh Hukuman Terhadap Tingkah Laku Siswa

Di sekolah kita banyak melihat siswa yang rajin, penurut, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dan bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan ketika ujian. Bahkan Kita juga senang melihat siswa yang berakhlak baik, normal dan patuh pada orang tua dan guru.Rasa senang itu sangat wajar karena semua itu merupakan bukti dari keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya.Namun tidak dapat dipungkiri masih ada siswa yang suka membantah nasehat guru, dan melawan kepada orang tua, dan lebih disayangkan lagi masih banyaknya para siswa yang mengabaikan pelajaran, malas belajar, jarang masuk kelas, dan pada akhirnya gagal dalam ujian.Ini adalah salah satu diantara fenomena yang ada didalam dunia pendidikan. Dalam menyikapi masalah ini, tidak sedikit para guru menghukum 24 siswanya yang melakukan kesalahan, dan kebanyakan hukuman itu adalah berupa hukuman fisik. Hukuman itu diberikan agar para siswa tidak lagi mengulangi perbuatannya dan hukuman itu juga sebagai pelajaran bagi siswa lainnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Hukuman itu cukup ampuh karena para siswa akan merasa takut dan akan lebih berhati- hati dalam berbuat. Namun bila dilihat lebih jauh, sebenarnya hukuman itu bisa membawa perubahan negatif bagi perkembangan tingkah laku siswa. Tidak jarang hukuman itu menjadi pemicu kebobrokan tingkah laku para siswa, karena tidak ada ketenangan jiwa pada dirinya akibat perlakuan buruk yang ia terima dari gurunya yang hanya mengenal kekerasan dalam mendidik tanpa melalui pendekatan psikologis, mengabaikan kepentingan siswa, memukulnya hanya karena ia malas belajar atau karena kenakalannya. Perlakuan seperti ini akan menyebabkan siswa menjadi dongkol dan semakin buruk akhlaknya. Ibnu Khaldun mengemukakan pendapat, sebagai berikut: “...Siapa yang dididik dengan kekerasan diantara siswa-siswa, ia akan selalu dipengaruhi oleh kekerasan, akan selalu merasa sempit hati, akan kekurangan kegiatan bekerja dan bersifat pemalas, menyebabkan ia berdusta serta melakukan yang buruk-buruk. Hal ini selanjutnya, secara tidak langsung mengajarinya menipu dan berbohong, sehingga sifat-sifat ini menjadi kebiasaan bagi perangainya...” 30 Syekh Abdul Hamid Yassin Al-Bilaly menyatakan bahwa, Anak-anak yang biasa dididik dengan keras akan menjadi orang yang senantiasa takut, tidak percaya diri, takut menghadapi kegagalan, selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan mudah marah . 31 Charles Schaefer mengemukakan pendapat bahwa, Penggunaan metode hukum yang terlalu sering apalagi kalau hukuman itu keras, dapat menimbulkan resiko yang berbahaya, yaitu merendahkan harga diri anak, menyebabkan timbulnya rasa takut dan rasa bermusuhan terhadap yang 30 M. Athiyah AI-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa Rustani Ardani dan Johar Bahry, Jakarta : Bulan Bintang, 1987, Cet. V, hal. 157 25 menimpa hukuman tersebut. 32 Beberapa ungkapan di atas memberikan penjelasan bahwa sikap keras yang berlebihan dalam mendidik siswa akan menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap diri dan prilakunya seperti perasaan takut, pemalas, pembohong, pendendam, tidak percaya diri dan sebagainya. Menurut M. Ngalim Purwanto, beliau menyatakan bahwa hukuman dapat menimbulkan efekakibat negatif dan positif, sebagai berikut : 1. Menyebabkan anak menjadi lebih pandai menyembunyikan pelanggaran, dengan demikian anak telah berbohong dan menipu orang lain serta dirinya sendiri. 2. Memperbaiki tingkah laku si pelanggar. 3. Mengakibatkan si pelanggar menjadi kehilangan perasaan salah oleh karena kesalahannya dianggap telah dibayar. 4. Memperkuat kemauan si pelanggar untuk menjalankan kebaikan. Biasanya ini adalah akibat dari hukuman normatif. 33 Berbagai uraian hukum yang telah disebutkan di atas oleh para ahli, kiranya akan semakin jelas bahwa hukum dapat mempengaruhi tingkah laku manusia atau siswa di lingkungan pendidikan. Sejalan dengan beberapa pendapat di atas, Abdul Wahhab Khallaf menyatakan bahwa :” Tujuan umum diadakannya hukum itu adalah untuk merealisir kemaslahatan manusia dengan menjamin kebutuhan pokoknya, memenuhi kebutuhan sekundernya, dan memenuhi kebutuhan pelengkapnya.” 31 Perubahan tingkah laku siswa bila dikaitkan dengan pendapat Wahhab tersebut adalah masuk dalam katagori realisasi kemaslahatan dari salah satu sisi kebutuhan pokoknya, yakni sikap dan tingkah laku, yang dipandang lebih penting karena menyangkut salah satu faktor kesempurnaan manusia di hadapan Allah swt. 31 Syekh Abdul Hamid Yassin, Seni Mnedidik Anak, Jakarta: Al- I’tisham, 2000, h. 2 32 Chaeles Sheiffer, op.cit, h. 93 33 Ngalim Purwanto, op.cit, h. 93 34 Abdul Wahhab Khallaf, Kaedah-kaedah Hukum Islam, Jakarta: PT. Raja Graffindo,1993, h.329 26

C. Kerangka Berfikir