Karakteristik Sosial Kondisi Ekonomi Kondisi Rona Budaya

sebanyak 2 unit. Namun kondisi jalan di Desa Bulu Cina ini masih kurang baik, masih banyak jalan yang rusak dan belum diaspal karena sering dilewati oleh truk-truk pengangkut.

4.1.5 Pola Penggunaan Lahan

Berdasarkan tata guna lahan, lahan di Desa Bulu Cina merupakan lahan dengan pola perkebunan, pertanian lahan basah, dan pemukiman penduduk. Perkebunan terbagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Pertanian lahan basah menggunakan lahan dengan sumber air irigasi dan air hujan. Pemukiman penduduk terdiri dari perumahan dengan berbagai sarana dan prasarana.

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Petani sampel yang dimaksud adalah petani Tebu Rakyat Intensifikasi TRI yang melakukan usaha tani tebu dengan menggunakan lahan sendiri TRI Murni dan yang menyewa lahan perkebunan TRI Mitra yang ada di Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

4.2.1 Karakteristik Sosial

Karakteristik sosial dari petani sampel yang dimaksud adalah petani sampel yang merupakan petani Tebu Rakyat Intensifikasi TRI, baik TRI Mitra dan TRI Murni yang tergabung dalam kelompok tani di bawah naungan APTRI Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia. Petani TRI pada penelitian ini sebagian merupakan penduduk etnis Jawa dan Batak. Rata-rata petani Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni menempuh pendidikan selama 9 tahun dengan range 6 – 14 tahun yaitu dari Sekolah Dasar sampai Diploma 2 dan petani Tebu Rakyat Universitas Sumatera Utara Intensifikasi TRI Mitra juga menempuh pendidikan rata-rata selama 9 tahun dengan range 6 – 13 tahun yaitu dari Sekolah Dasar sampai Diploma 1.

4.2.2 Kondisi Ekonomi

Kondisi Ekonomi pada petani sampel dalam penelitian ini tergolong rendah hingga cukup karena kebanyakan mata pencaharian petani sampel selain sebagai petani TRI adalah sebagai karyawan lepas, pensiunan karyawan, karyawan perekebunan, pegawai BUMN, Pegawai Negeri Sipil PNS dan wiraswasta. Rata- rata kepemilikan lahan, dominan pada lahan sewa daripada lahan pribadi karena luas lahan sewa yang lebih besar daripada lahan pribadi.

4.2.3 Kondisi Rona Budaya

Petani sampel dalam penelitian ini merupakan penduduk etnis jawa dan batak dimana asal usul dari berdirinya kampung bulu cina berhubungan dengan si Raja Batak Sisingamangaraja. Diketahui bahwa sang pembuka lahan dan pendiri Kampung Bulu Cina adalah salah satu keturunan Sisingamangaraja lebih tepatnya generasi ke 6 dari Sisingamangaraja. Pada akhir abad 18 hingga awal abad 19, wilayah Bulu Cina merupakan daerah perkebunan lada yang sangat terkenal. Semenjak kekuasaan Deli ditaklukan oleh Belanda, Belanda mendirikan perusahaan-perusahaan tembakau kecil di wilayah Bulu Cina. Hingga saat ini aktifitas perkembunan tembakau masih terus berjalan, hanya saja kualitasnya tidak sebaik pada zaman kolonial dahulu.

4.2.4 Karakteristik Usahatani Sampel