Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni Analisis Faktor Internal

5.3.2 Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni Analisis Faktor Internal

Analisis faktor internal diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada usaha tani tebu sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan strategi pengembangan pengelolaan usaha tani tebu dalam sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni. Faktor yang menjadi kekuatan dalam pengembangan pengelolaan usaha tani tebu TRI Murni antara lain biaya usaha tani; kepemilikan lahan; produksi tak berbatas. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan antara lain luas lahan yang cenderung kecil; modal terbatas; masa tunggu yang relatif lama; pendapatan yang rendah. Analisis Faktor Eksternal Analisis faktor eksternal mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan pengelolaan usaha tani tebu dalam sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni. Faktor eksternal yang menjadi peluang antara lain sistem bagi hasil yang menguntungkan; pengaruh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia APTRI terhadap usaha tani tebu; pengaruh keberadaan Pabrik Gula. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman antara lain pengaruh keberadaan gula rafinasi raw sugar; harga gula yang rendahjatuh; minat petani tebu yang mulai berkurang. Tahap Masukan Tahap masukan terdiri dari matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation. Tahap ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi setelah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal. Universitas Sumatera Utara Matriks IFE Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis internal, diperoleh kekuatan stregths dan kelemahan weaknesses. Faktor-faktor strategis internal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Pemberian peringkat rating berdasarkan besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 sangat baik, nilai 3 baik, nilai 2 kurang baik dan nilai 1 tidak baik. Pembobotan ditentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis usaha tani dengan jumlah bobot tidak melebihi 100. Bobot masing-masing faktor dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Bobot = Rating x Total Bobot Total Rating Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal strategis, kemudian diberi bobot dan rating maka diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel 17. Evaluasi Faktor Internal Usahatani Tebu Rakyat Intensifikasi Murni No. Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1 Biaya usaha tani 14,28 2 28,56 2 Kepemilikan lahan 21,43 3 64,29 3 Produksi tak berbatas 14,28 2 28,56 Total 50 7 121,41 Kelemahan 1 Luas lahan 12,5 2 25 2 Modal terbatas 12,5 2 25 3 Masa tunggu relatif lama 12,5 2 25 4 Pendapatan rendah 12,5 2 25 Total 50 8 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 20 Universitas Sumatera Utara Matriks EFE Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategis eksternal, diperoleh peluang opportunities dan ancaman threats. Faktor-faktor strategis eksternal diperolah dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Pemberian peringkat rating berdasarkan besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 sangat baik, nilai 3 baik, nilai 2 kurang baik dan nilai 1 tidak baik. Pembobotan ditentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis usaha tani dengan jumlah bobot tidak melebihi 100. Bobot masing-masing faktor dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Bobot = Rating x Total Bobot Total Rating Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian diberi bobot dan rating maka diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. Tabel 18. Evaluasi Faktor Eksternal Usahatani Tebu Rakyat Intensifikasi Murni No. Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang 1 Sistem bagi hasil 12,5 2 25 2 Pengaruh APTRI 18,75 3 56,25 3 Pengaruh keberadaan Pabrik Gula 18,75 3 56,25 Total 50 8 137,5 Ancaman 1 Pengaruh keberadaan gula rafinasi 16,67 2 33,34 2 Harga gula 16,67 2 33,34 3 Minat petani tebu 16,67 2 33,34 Total 50 6 100,02 Sumber: Data diolah dari Lampiran 21 Universitas Sumatera Utara Tabel 19. Gabungan Matriks Faktor Strategi Internal dan Matriks Strategi Eksternal Pengembangan Pengelolaan Usahatani Tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni No. Faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1 Biaya usaha tani 14,28 2 28,56 2 Kepemilikan lahan 21,43 3 64,29 3 Produksi tak berbatas 14,28 2 28,56 Total 50 7 121,41 Kelemahan 1 Luas lahan 12,5 2 25 2 Modal terbatas 12,5 2 25 3 Masa tunggu relatif lama 12,5 2 25 4 Pendapatan rendah 12,5 2 25 Total 50 8 100 Selisih Kekuatan – Kelemahan 21,41 No. Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang 1 Sistem bagi hasil 12,5 2 25 2 Pengaruh APTRI 18,75 3 56,25 3 Pengaruh keberadaan Pabrik Gula 18,75 3 56,25 Total 50 8 137,5 Ancaman 1 Pengaruh keberadaan gula rafinasi 16,67 2 33,34 2 Harga gula 16,67 2 33,34 3 Minat petani tebu 16,67 2 33,34 Total 50 6 100,02 Selisih Peluang – Ancaman 37,48 Sumber: Data diolah dari Lampiran 20 21 Setelah melakukan perhitungan bobot dari masing – masing faktor internal maupun eksternal kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks posisi. Matriks posisi digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan pengelolaan usaha tani tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni. Berdasarkan tabel diperoleh nilai x 0 yaitu 21,41 dan nilai y 0 yaitu 37,48 posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat kartesius berikut: Universitas Sumatera Utara Y + 37,48 X - 21,41 X+ Y- Gambar 3. Matriks Posisi SWOT Pengembangan Pengelolaan Usahatani Tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni Dari hasil – hasil matriks internal – eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada usaha tani tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni diperoleh faktor internal bernilai 21,41 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan, dimana kekuatan lebih besar dibandingkan dengan kelemahan. Dan untuk faktor eksternal, bernilai 37,48 yang artinya merupakan selisih antara peluang dan ancaman, dimana nilai peluang lebih besar daripada nilai ancaman. Hasil ini menunjukkan bagaimana usahatani tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya strategi pengembangan pengelolaan usahatani Kadran I Mendukung Strategi agresif Kadran III Mendukung Strategi turn-around F A K T O R I N T E R N A L Kadran IV Mendukung Strategi defensif Kadran II Mendukung Strategi diversifikasi FAKTOR EKSTERNAL Universitas Sumatera Utara tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni tersebut, maka strategi pengembangan ini berada pada daerah kuadran I Stategi agresif. Situasi pada daerah I merupakan situasi yang menguntungkan. Dimana usaha tani tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kekuatan dan peluang tersebut adalah biaya usaha tani yang rendah; kepemilikan lahan; produksi yang tak berbatas; sistem bagi hasil yang menguntungkan; pengaruh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia APTRI dan pengaruh keberadaan Pabrik Gula. Oleh karena itu, kekuatan dan peluang yang dimiliki tersebut mampu mengatasi kelemahan- kelemahan yang muncul dan mengantisipasi ancaman-ancaman dengan beberapa strategi yang tepat. Strategi agresif ini lebih fokus kepada SO Strength- Opportunity, yaitu dengan memaksimalkan kekuatan yang ada untuk menghasilkan peluang sebesar-besarnya. Matriks SWOT Tujuan dari tahap pencocokan matriks SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu strategi SO kekutan - peluang strength - opportunities, strategi WO kelemahan - peluang weaknesses - opportunities, strategi ST kekuatan - ancaman strength - threats, dan strategi WT kelemahan - ancaman weaknesses - threats. Universitas Sumatera Utara Tabel 20. Matriks SWOT Pengembangan Pengelolaan Usaha Tani Tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan S : 1. Biaya usaha tani tebu 2. Kepemilikan lahan 3. Produksi tak berbatas Kelemahan W : 1. Luas lahan 2. Modal terbatas 3. Masa tunggu yang relatif lama 4. Pendapatan rendah Peluang O : 1. Sistem bagi hasil 2. Pengaruh APTRI 3. Pengaruh keberadaan Pabrik Gula Strategi SO Memanfaatkan lahan milik sendiri secara optimal untuk memaksimalkan produksi sehingga meningkatkan penerimaan dari sistem bagi hasil yang menguntungkan Srategi WO Menigkatkan kerja sama dengan APTRI untuk mengatasi permasalahan modal yang terbatas dan luas lahan yang cenderung kecil sehingga usaha tani tebu tetap dapat berkembang Ancaman T : 1. Pengaruh keberadaan gula rafinasi 2. Harga gula 3. Minat petani tebu Strategi ST Meningkatkan produksi tebu dan kualitas gula yang dihasilkan sehingga dapat lebih bersaing Strategi WT Meningkatkan pendapatan untuk mendorong minat petani tebu dalam mengelola usaha taninya Tahap Pengambilan Keputusan Tahap terakhir yaitu tahap “pengambilan keputusan” yaitu tahap yang bertujuan untuk menyusun strategi yang telah digambarkan oleh matriks SWOT, sehingga strategi yang muncul dapat dijadikan acuan untuk dapat meningkatkan strategi pengembangan pengelolaan usaha tani tebu dengan sistem Tebu Rakyat Intensifikasi TRI Murni. Adapun strategi yang dimaksud adalah: 1. Strategi S-O Strengths-Opportunities Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan lahan milik sendiri secara optimal untuk memaksimalkan Universitas Sumatera Utara produksi sehingga meningkatkan penerimaan dari sistem bagi hasil yang menguntungkan. 2. Strategi W-O Weakness-Opportunities Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat digunakan adalah menigkatkan kerja sama dengan APTRI untuk mengatasi permasalahan modal yang terbatas dan luas lahan yang cenderung kecil sehingga usaha tani tebu tetap dapat berkembang. 3. Strategi S-T Strengths-Threats Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan usahatani untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan yaitu meningkatkan produksi tebu dan kualitas gula yang dihasilkan sehingga dapat lebih bersaing. 4. Strategi W-T Weakness-Threats Strategi W-T adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dapat digunakan adalah meningkatkan pendapatan untuk mendorong minat petani tebu dalam mengelola usaha taninya. Universitas Sumatera Utara 69 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan