Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

16 10 Proporsi Dewan Komisaris Independen 73 11 Ukuran Jumlah Dewan Direksi 74 12 Keberadaan Komite Audit 75 13 Rasio kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 76 14 Butir-butir pengungkapan laporan keuangan 77 15 Hasil Statistik Deskriptif 79 16 Hasil Uji Asumsi Klasik 80 17 Hasil Uji Regrgesi Berganda 85

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

17 Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi sehingga laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka. Pengungkapan informasi laporan keuangan merupakan faktor signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik. Berkaitan dengan pencapaian efisiensi pasar modal, pengungkapan laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik merupakan suatu media pertanggungjawaban kepada para investor yang berguna untuk pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke usaha-usaha yang paling produktif sehingga tercapai efisiensi dalam pasar modal Handojo, 2007. Pengungkapan laporan keuangan juga dapat dilakukan dalam bentuk penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode persediaan, jumlah saham beredar dan ukuran alternatif. Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannnya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar. Pertama, pengungkapan wajib enforced mandated disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Kedua, pengungkapan sukarela voluntary disclosure yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku Hastuti, 2005. Disclosure sebagai salah satu aspek GCG diharapkan juga dapat menjadi dasar untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan ini kontradiktif dengan 1 18 perilaku opurtunis manajemen yang memainkan accruals untuk memanipulasi laba. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan keuangan dasar akrual juga dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun di sisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Berkaitan dengan mekanisme corporate governance sebagai salah satu faktor pendukung transparansi. Untuk itu penelitian ini hendak menganalisa pengaruh dari mekanisme corporate governance dan tingkat manajemen laba terhadap indeks pengungkapan laporan keuangan dimana instrumen indeks yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada peraturan Bapepam Nomor: SE-02PM2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atas Perusahaan Publik–Industri Manufaktur. Hastuti 2005 melakukan penelitian tentang hubungan antara corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan- perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta BEJ tahun 2005. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan , tidak terdapat hubungan yang signifkan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan , dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan. 19 Pada penelitian yang dilakukan Handojo 2007 terhadap 41 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta hingga tahun 2004, terbukti bahwa mekanisme corporate governance dapat mengarahkan pada semakin terbukanya perusahaan dalam mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan dimana hal ini dibuktikan dengan pengaruh dari kepemilikan publik dan banyaknya dewan direksi. Variabel manajemen laba juga tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan sedangkan variabel lainnya yang diteliti menunjukkan bahwa hanya DER dan Umur Perusahaan yang berpengaruh pada tingkat pengungkapan laporan keuangan, sedangkan Likuiditas CR, Profitabilitas ROA, Ukuran Perusahaan Size, Kepemilikan Manajerial MGR, Komite Audit KOMIT dan Manajemen Laba DTAC semuanya tidak terbukti secara statistik berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Ujiyantho dan Bambang 2007 juga melakukan penelitian tentang mekanisme corporate governance, manajemen laba dan kinerja keuangan pada 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, kepemilikan manajerial juga berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, dan manajemen laba discretionary accruals tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan. 20 Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang menguji apakah terdapat pengaruh antara mekanisme GCG dengan pengungkapan laporan keuangan, penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Handojo pada tahun 2007 yang meneliti apakah ada pengaruh antara mekanisme GCG sutu perusahaan terhadap pengungkapan laporan keuangan perusahaan tersebut. Selanjutnya, Ujiyantho dan Bambang mengambil sampel penelitian pada 30 perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2004 dan Handojo 2007 mengambil sampel penelitian pada 41 perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2004. Namun pada penelitian kali ini, peneliti mengambil sampel pada 30 perusahaan publik sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dahulu BEJ pada tahum 2004-2006. Alasan pemilihan sampel ini adalah untuk meng up-to-date kan penelitian terdahulu sebagaimana telah disebutkan diatas dengan menggunakan sampel sama seperti yang dilakukan Ujiyantho dan Bambang 2007 sedangkan, variabel penelitian yang diteliti merupakan gabungan dari penelitian Ujiyantho dan Bambang 2007 dan Handojo 2007.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL Pengaruh Kinerja Keuangan dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri

0 3 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN SIZE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, Dan Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 13

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE , LEVERAGE, DAN SIZE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, Dan Size Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 18

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

1 2 43

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16