10
D. Landasan Teori
a. Menurut Drs. H.Abd.Rahman Ghazaly dalam bukunya mendefinisikan batalnya perkawinan adalah rusaknya atau tidak sahnya statu perkawinan
karena tidak memenuhi salah satu syarat atau salah satu rukunnya, atau sebab lain yang dilarang atau diharamkan oleh agama.
10
b. Menurut prof. Dr. Syarifudin Amir dalam bukunya menjelaskan bahwa fasakh berarti membatalkan perkawinan atau merusak perkawinan. Dalam
arti termologi ditemukan beberapa rumusan yang hampir bersamaan maksudnya, di antaranya yang terdapat dalam KBBI, berikut:
“Pembatalan ikatan pernikahan oleh Pengadilan Agama berdasarkan tuntutan istri atau suami yang dapat dibenarkan Pengadilan Agama
atau karena pernikahan yang telah terlanjur menyalahi hukum perniikahan”.
11
c. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, di dalam pasal 9 yang berbunyi: “Seorang yang masih terikat tali perkawinan
dengan orang lain tidak dapat kawin lagi, kecuali dalam hal yang tersebut pada pasal 3 ayat 2 dan pasal 4 Undang-undang ini”.
d. Kompilasi hukum Islam pasal 5 ayat 1 dan 2 bab II tentang dasar-dasar perkawinan yang menyebutkan sebagai berikut:
10
Abd.Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h.141.
11
Syarifudin Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, h.242.
11
1. Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyrakat Islam setiap perkawinan harus dicatat.
2. Pencatatan perkawinan tersebut pada ayat 1, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang No. 22 tahun 1946 jo Undang-Undang No. 23 tahun 1954.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek
dalam penelitian ini, sebagaimana telah diuraikan diatas, maka jenis penelitian
yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kasus.
Penelitian kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu,
yang hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit tetapi memiliki sifat penelitian kasus yang lebih mendalam
.
12
Secara lebih jelas penulis tegaskan di sini bahwa penelitian kasus yang di maksud di sini adalah sebatas pada wilayah kasus atau masalah Ketelitian Petugas
Pencatat Nikah terhadap data calon pengantin di KUA Kecamatan Cimanggis Depok, yakni kajian terhadap putusan No: 563Pdt.G2007PA.Dpk.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.142.
12
2. Metode Penelitian Di dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian Studi
Lapangan field research dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara
Wawancara kepada Pegawai Pencatat Nikah yang bertugas ketika perkawinan tersebut dilangsungkan atau ketua KUA Kecamatan Cimanggis
Depok. Wawancara ini dilakukan secara struktur yaitu dengan mempersiapkan terlebih dahulu secara cermat dan sistematis daftar pertanyaan yang akan
diajukan. Kemudian berdasarkan daftar ini penulis berusaha memperoleh data- data yang akurat seputar permasalahan ini.
Data-data yang diperoleh dari teknis di atas akan diolah dengan metode deskriptif kualitatif. Hal ini bertujuan agar hasil yang diperoleh dapat diuraikan
secara jelas dan akurat sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan 2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam kegiatan penelitiannya dibedakan menjadi 2 jenis:
1. Data primer Data ini diperoleh dengan pengamatan langsung dilapangan terhadap cara
kerja para Petugas Pencatat Nikah KUA Kecamatan Cimanggis Depok. Namun data yang diperoleh jumlahnya sedikit, mengingat masalah pokok penelitian
terbatas pada proses pengumpulan data. Oleh karena itu, untuk memperlengkap
13
data, penulis mengambil data penunjang dengan menggunakan data sekunder yang meliputi kepustakaan.
2. Data sekunder Data ini diperoleh dari berbagai bahan bacaan yang berhubungan
dengan permasalahan tersebut. Data ini juga diperoleh dari kepustakaan yang meliputi buku-buku, bahan dokumenter dan lain-lain.
F. Tinjauan Pustaka Terdahulu