93
memperindah alam yang sudah indah. Belum efektifnya pengelolaan objek wisata Danau Toba di Parapat disebabkan karena anggapan masyarakat
Parapat bahwa pemerintahlah yang mempunyai peran penting dalam melaksanakan pembangunan pariwisata. Padahal partisipasi masyarakat
juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat harus saling bantu membantu dalam
meningkatkan pariwisata di Parapat.
3. Karakteristik Masyarakat Parapat
Karakteristik masyarakat yang ramah tamah sangat diperlukan dalam mendukung perkembangan daerah tujuan wisata. Aspek ini menjadi
sangat penting karena pada umumnya wisatawan yang datang ingin merasakan suasana yang nyaman yang salah satunya didapatkan melalui
interaksi yang menyenangkan antara masyarakat setempat dengan wisatawan itu sendiri.
Parapat sebagai daerah tujuan wisata sudah seharusnya memperhatikan aspek ini agar pariwisata dapat berkembang dengan cepat,
karena masyarakat Parapat yang pada umumnya adalah mayoritas bersuku Batak Toba memiliki kultur yang “keras” dalam berbahasa dan bertutur
kata. Hal ini membuat para wisatawan tidak nyaman ketika berinteraksi dengan masyarakat lokal. Disamping itu, perilaku masyarakat yang kurang
baik seperti ketidakpastian harga suatu produk lokal dan biaya akomodasi yang sering berubah-ubah. Ketidakpastian ini menyebabkan para
wisatawan takut tertipu apabila melakukan transaksi dengan masyarakat
94
setempat. Hal itu senada dengan pernyataan informan peneliti yaitu Herbet Sinaga, Ketua Adat, 79 tahun yang menjelaskan tentang realita tersebut:
“Jadi banyak permasalahnnya ini. Masyarakat kita tidak pantas dan tidak mampu berdomisili di Daerah tujuan wisata. Itu satu
kemudian perilaku. Perilaku masyarakat tidak pantas jadi pelayan yang baik kepada wisatawan. Lalu sesuai dengan pembangunan
modernisasi sekarang tidak ada bantuan dari pemerintah untuk memperindah yang sudah indah....”Herbet sinaga, laki-laki, 79
tahun
4. Infrastruktur yang Kurang Memadai
Infrastuktur pariwisata merupakan suatu kelengkapan wisata yang berfungsi sebagai fasilitas masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan fungsinya.
Infrastruktur wisata dapat juga disebut dengan kualitas wisata. Infrastruktur pariwisata mencakup kondisi jalan yang baik, taman, listrik, air, pelayanan
keamanan, pelayanan kesehatan, komunikasi dan kendaraan umum. Parapat sebagai daerah tujuan wisata harusnya mempunyai kualitas wisata
yang baik. Namun pada kenyataannya, infrastuktur di kelurahan Parapat masih sangat minim dan kurang memadai. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan
berikut : “Jalan dari bandara ke Parapat sangat menjenuhkan dan
keadaan jalan tidak sesuai misalnya jalanan rusak jadi orang pun mau datang udah jenuh di perjalanan karna terlampau jauh. Lebih
jago Berastagi padahal apasih yang mau dilihat dari berastagi? ...... Herbet Sinaga, Laki-laki, 79 tahun
95
Matriks 4.4. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat
Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat Informan
Benny Napitupulu 54
1. Pemerintah kurang peduli dengan pariwisata
di Parapat 2.
Masyarakat menganggap pemerintah hanya berjanji palsu sehingga masyarakat mulai
malas dalam berpartisipasi.
3. Masyarakat tidak pernah di undang dalam
musyawarah 4.
Aspirasi atau ide masyarakat tidak ditindak lanjuti.
Informan Marudut
Panggabean 53 1.
Masyarakat mengangap pemerintah tidak mempunyai kemampuan dalam mengelola
pariwisata
2. Masyarakat tidak pernah diundang dalam
musyawarah Informan
Parningotan Girsang 53
Masyarakat enggan untuk ikut berpartisipasi walaupun sudah dilakukan sosialisasi.
Informan Herbet Sinaga
79 1.
Masyarakat tidak
dilibatkan dalam pengambilan keputusan serta pemerintah
tidak menindaklanjuti aspirasi yang telah disampaikan masyarakat.
2. Masyarakat tidak pernah diikutkan dalam
musyawarah desa dalam pengembangan pariwisata
3. Tidak adanya topangan dari pemerintah
4. Kemauan masyarakat untuk berpartisipasi
rendah tidak mempunyai kemampuan
melayani wisatawan dengan baik.
4.3.4. Pengelolaan Sumber Daya di kelurahan Parapat