Kepatuhan Seorang Murid Pada Gurunya Mampu Menjaga Amanah Dari Gurunya

89

5.2.4 Kepatuhan Seorang Murid Pada Gurunya

Betapa patuhnya Tuanku Keramat Syekh Burhanuddin kepada gurunya yang merupakan nilai-nilai yang dipandang mulia oleh masyarakat pendukungnya. Informan bernama Labai Kuman Dalam tarekat kepatuhan pada guru adalah salah satu syarat mutlak yang tidak bisa ditawar sedikitpun. 31 Dapat dilihat dari kutipan cerita sebagai berikut. Pada suatu ketika Syekh Abdurrauf menguji murid-muridnya dengan menyuruh mereka menyelami WC yang penuh dengan kotoran untuk mengambil bejana berharga yang jatuh kedalamnya. Tidak seorangpun murid-murid Syekh Abdurrauf mematuhi anjuran tersebut, lain halnya dengan pono tanpa memperhitungan busuk dan kotor seta demi ketaatannya pada guru ia selami WC itu dan kemudian Ia ambil bejana itu lalu diserahkan kepada gurunya sertalah dibersihkan terlebih dahulu. Kisah yang melegenda ini bagi kaum Syatariyah untuk memberikan gambaran betapa patuhnya Pono pada gurunya dan memang dalam tarekat kepatuhan pada guru adalah salah satu syarat mutlak yang tidak bisa ditawar sedikitpun.

5.2.5 Mampu Menjaga Amanah Dari Gurunya

Amanah yang paling mulia dilakukan Tuanku Kermat Syekh Burhanuddin ia lah ketika dia diminta untuk menjaga anak gadis gurunya, pada waktu birahinya sedang memuncak demi melindungi anak gadis gurunya Ia rela memukul kemaluannya sampai luka dan berdarah. Dapat dilihat dari kutipan cerita sebagai berikut: ketika Pono diberi amanah untuk menemani anak gadis sang guru pada Ia dan keluarga lain tidak ada dirumah. Pada waktu itu nafsu birahinya sedang memuncak dan Ia tidak sanggup lagi mengendalikannya, sehingga Ia pergi keluar rumah mencari batu dan memukul kemaluannya sendiri sampai luka dan berdarah. 31 Labai Kuman, Wawancara, korong Pasa Ulakan, Kamis, 16 April 2015 10:00 Universitas Sumatera Utara 90 Informan bernama Ibrahim mengatakan bahwa tidak mungkin manusia pada umumnya melakukan hal yang dilakukan oleh Tuanku Keramat Syekh Burhanuddin. Peristiwa ini punya bukti seperti yang ditunjukan oleh Ibrahim penjaga makam beliau dengan batu landasan yang didalamnya ada warna merah, hal ini dikeramatkan sehingga batu itu dicuci dan air cuciannya dijadikan obat. Hampir semua peziarah diperkenalkan dengan batu itu dan disini ada penjaga yang menceritakan kisah itu. Kisah ini diterima oleh penganut Tarekat Syatariyah di Ulakan sekitarnya dan meskipun itu sulit sekali untuk diterima oleh orang-orang kemudian yang lebih rasional, tetapi itu adalah fakta riil dilapangan yang selalu ramai dikunjungi setiap acara bersyafar. Dan akan menjadi tidak lengkap ziarah kalau tidak melihat batu landasan ini. 32

5.2.6 Menyebrangi Laut Dengan Sehelai Tikar Pandan