Melanjutkan Perjuangan Gurunya Walaupun Mendapat Tentangan Dari Masyarakat

86 kawannya hingga terlukalah kaki kirinya dan mengakibatkan pincang sampai akhir hidupnya. Betapa mulianya beliau mampu mempertaruhkan nyawanya demi orang yang berada disekitarnya, sampai sekarang masih lekat diingatan masyarakat pemilik cerita tersebut. 28 Dapat dilihat dalam kutipan cerita sebagai berikut. Pono menghabiskan masa kecilnya dibawah bimbingan orang tua didaerah asalnya sebagai mana juga anak-anak lain ketika itu. Dunia anak-anak yang tidak luput dari berbagai cerita unik dan menarik juga dialami oleh Pono. Pada saat usia antara 9 sampai 11 tahun terjadi suatu peristiwa yang menarik, yaitu ketika pada suatu hari Dia sedang bersanda gurau sesama teman sepermainan disebuah tempat ketinggian yang bernama Kuweak Gulandi Nan Baselo. Tanpa disadari harimau datang menerkam dari belakang dan dengan sigap Ia mengadakan perlawanan terhadap harimau yang hampir saja menerkam itu. Akhir dari perlawanan tersebut harimau kalah dan melarikan diri masuk hutan, sedangkan Pono ditinggalkan dalam keadaan terluka pada paha sebelah kiri. Luka tersebut ternyata membuat putus urat kakinya yang berakibat pincang pada dirinya sampai akhir hanyat. Didalam penggalan cerita ini merupakan nilai dari kepahlawan Tuanku Keramat Syekh Burhanuddin, Dia mampu melawan seekor harimau untuk melindungi teman sepermainnya hingga mengorbankan kaki kirinya. Ini merupakan tindakan yang luar biasa yang dapat dilakukan anak umur 9 tahun.

5.2.2 Melanjutkan Perjuangan Gurunya Walaupun Mendapat Tentangan Dari Masyarakat

Dalam meneruskan perjuangan gurunya untuk mengislamisaikan masyarakat di Nagari Ulakan, Tuanku Keramat Syekh Burhanuddin mendapat banyak tantangan terutama dari ketua adat. Beliau di asingkan dari kampung bahkan nyawanya yang menjadi ancamnya. Tetapi beliau tetap saja menjalankan amanat gurunya untuk terus melakukan perjuangannya dan melanjutkan pendidikannya ke Aceh. Informan bernama Anis Kutar mengatakan bermula beliau melakukan dakwah secara diam-diam dan bermula dari kedua orang tuanya dan kawan-kawannya tetapi begitu banyak tantangan 28 Tuanku Kali Ali Imbran, Wawancara, Korong Ganting Tangah Padang, Senin, 13 April 2015 19:00 Universitas Sumatera Utara 87 dari masyarakat di Nagari Ulakan tersebut. 29 Dapat dilihat dalam penggalan cerita sebagai berikut. Syekh Madinah meninggal dunia pada tahun 1039 H1619 M di Tapakis. Pupusnya harapan Pono untuk belajar agama yang baru sering menjadikannya sering menyendiri dan memencilkan diri dari kehidupan ramai. Meskipun demikian dengan cara sembunyi dan berbisik-bisik Ia mulai menyampaikan da’wah Islam kepada orang tua, keluarga, kerabat, serta teman dekatnya perlahan-lahan agama Islam mulai diterima oleh orang Sintuk. Namun, kehadiran agama baru ini membawa ketidak puasan bagi sebagian orang, terutama pihak penghulu adat. Akibatnya, Pono mendapat tantangan dari Sebagian besar masyarakat Sintuk, mereka bahkan meminta agar Pono bersedia meninggalkan kegiatan da’wahnya, namum Pono tetap saja melakukannnya. Dampak dari aktivitas da’wah yang dilakukan Pono menjadikan beliau terisolasi dari masyarakat dan malah mendapat ancaman akan dibunuh, demikian juga orang tuanya yang dianiaya oleh penduduk setempat. Saat kritis yang dialami Pono itu menjadikannya kuat dan keinginannya kokoh untuk mendalami ilmu agama. Disaat itu pulalah Ia ingat pesan gurunya ketika masih hidup bahwa ketika keadaan sudah memungkinkan gurunya menyarankan agar Ia melanjutkan menuntut ilmu kepada Syekh Abdurrauf di Sinkil Aceh, seorang Ulama besar yang sangat terkenal pada masa itu. Setelah gurunya meninggal beliau melanjutkan perjuangan gurunya untuk mengislamisasikan masyarakat walaupun beliau mendapat ancaman dari berbagai kalangan masyarakat teruma dalam pemuka adat, nyawanya menjadi ancaman dalam berdakwah tetapi beliau tetap saja meneruskan perjuangan secara diam-diam terutama sahabat-sahabat dan kedua orang tuanya, ini merupakan nilai pahlawan dari Tuanku Keramat Syekh Burhanuddin, tidak hanya sampai disitu beliaupun meneruskan pembelajarannya ke Aceh atas wasiat gurunya sewaktu masih hidup. 29 Anis kutar, Wawancara, Korong Tiram Ulakan, Selasa, 14 April 2015 20:00 Universitas Sumatera Utara 88

5.2.3 Memiliki Tanda-tanda Untuk Menjadi Khalifah