Gracy Okrani Maya Sumarni Purba : Gambaran Penerapan Quantum Learning Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Quantum Learning 1.
Pengertian learning belajar
Banyak sekali tokoh yang memberikan definisi tentang belajar. Skinner dalam bukunya Educational Psychology dalam Syah, 2002 berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology juga memberikan definisi bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman dalam Purwanto, 2007.
Hamalik 2008 memberikan definisi belajar yang populer, yaitu bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam Syah, 2002, yaitu :
Gracy Okrani Maya Sumarni Purba : Gambaran Penerapan Quantum Learning Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
a. Faktor internal faktor dari dalam individu, yaitu keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa;
b. Faktor eksternal faktor dari luar individu, yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa; c.
Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi proses
belajar , salah satunya adalah faktor pendekatan belajar, termasuk di dalamnya adalah metode belajar yang diterapkan oleh anak didik. Dala penelitian ini akan
diperkenalkan salah satu metode belajar, yaitu metode Quantum Learning.
3. Pengertian quantum learning
Pengertian Quantum Learning ini sendiri berawal dari upaya Dr.Georgi Lozanov dalam DePorter, 2000, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang
bereksperimen dengan “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya bahwa sugesti itu dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apapun itu dapat memberikan sugesti positif ataupun negatif.. beberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk memberikan sugesti positif adalah dengan
menempatkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan
kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan pendidik yang terlatih dengan baik dalam seni pengajaran sugestif. Istilah lain dari suggestology
Gracy Okrani Maya Sumarni Purba : Gambaran Penerapan Quantum Learning Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
adalah accelerated learning atau “pemercepatan belajar”, yakni metode yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan
upaya yang normal dan diikuti dengan kegembiraan. Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik NLP “Neuro Linguistic Program”, yaiu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meliputi hubungan antara
bahasa dan perilaku, dan dapat dipergunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Lebih lagi, dalam Deporter 2000, mengartikan
Quantum Learning sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi pancaran cahaya. Quantum Learning dalam penelitian ini dikaitkan dengan manusia yang
sedang berusaha keras untuk memperbaiki kinerjanya kearah yang lebih baik melalui proses belajar. Istilah Quantum Learning juga bermakna interaksi yang
terjadi dalam proses belajar, sehingga mampu mengubah segala potensi yang ada di dalam dirinya menjadi lebih baik dan memperoleh hal-hal baru yang dapat
ditularkan kepada orang lain. Salah satu contoh keberhasilan metode Quantum Learning telah terbukti dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Jeannette
Vos-Groenendal tahun 1991. Ia memilih siswa-siswa untuk mengikuti program super camp, yaitu siswa yang memiliki indeks prestasi 1,9 atau bahkan lebih
rendah. Setelah mengikuti pelatihan selama sepuluh hari, maka diperoleh hasil bahwa tiap siswa rata-rata mendapatkan peningkatan satu poin. Selain itu, dengan
metode ini ditemukan suatu cara untuk menghadapi kemampuan siswa yang berbeda-beda dan dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat drop-out di
sekolah-sekolah di seluruh negeri DePorter, 2000
Gracy Okrani Maya Sumarni Purba : Gambaran Penerapan Quantum Learning Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
4. Dasar pemikiran quantum learning