Pengertian Pemikiran Pengertian Kiprah

35 Dakwah dan politik adalah dunia yang terkadang menampilkan wajah dan perspektif berbeda. Politik adalah dunia yang berhubungan erat dengan kekuasaan dan persoalan mengelola negara oleh karena itu politik cenderung menghalalkan segala cara untuk memperoleh tujuan politiknya dan tidak terlalu memperdulikan efek yang akan terjadi. Berbeda dengan politik yang bersifat duniawi, dakwah bersifat lebih sakral. Dakwah menjadi semacam media untuk mensosialisasikan ajaran-ajaran dan ide yang berkembang dalam Islam. Dakwah di bidang politik adalah ajakan mengembalikan tata cara pengurusan masyarakat kedalam suasana yang teduh dan Islami. Inilah panggilan yang sesuai dengan fitrah manusia dimanapun dia berada. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak diciptakan Allah SWT dan tidak satupun mahluk manusia yang tidak akan kembali kepada Allah SWT. Jadi wajarlah bahwa manusia yang berakal menghormati aturan pencipta-Nya dan kepada siapa dia kembali.

C. Pemikiran dan Kiprah

1. Pengertian Pemikiran

Menurut WJS Purwodarminta pemikiran berarti abstraksi seseorang terhadap sesuatu atau lebih jauh lagi pemikiran diartikan sebagai konsepsi, pandangan, nalar akal sesorang atas suatu hal. 47 47 W.J.S Purwodarminta, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976, hal. 735 36 Menurut penulis pemikiran adalah buah karya tertinggi manusia yang diberikan sang pencipta, manusia adalah mahluk paling sempurna yang Allah ciptakan, yang membedakan manusia dengan mahluk Allah lainnya adalah manusia dikaruniakan akal pikiran. Pemikiran merupakan buah aktivitas berfikir yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama kesadaran terjadi, selama itu pula aktivitas berfikir berlangsung. Sesuai dengan potensi yang telah Allah berikan kepada manusia maka konsekuensi logisnya adalah manusia harus memanfaatkan dan mengembangkannya semaksimal mungkin.

2. Pengertian Kiprah

Kata kiprah berasal dari gerakan cepat dan dinamis tarian Jawa dalam pertunjukan wayang orang dan sebagainya biasanya ditarikan oleh seorang laki-laki. Pada perkembangannya ‘kiprah’ bisa berarti derap kegiatan. Berkiprah sebagai kata kerja berarti melakukan kegiatan dengan semangat tinggi, bergerak di bidang, berusaha giat dalam bidang politik, kesenian dan lain lain. 48 Sedangkan menurut WJS Purwodarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia kata kiprah diartikan sebagai, tindakan, aktifitas, kemampuan kerja, reaksi, cara pandang seorang terhadap ideologi atau institusinya. 49 48 http:www.bahasakita.comupdateskiprah dikutip pada 14\03\2010 49 W.J.S Purwodarminta, Kamus Besar Indonesia, Jakarta,Balai Pustaka, 1976, hal. 735. 37 Kiprah merupakan suatu peranan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu aktivitas, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara bahasa berkiprah adalah derap kegiatan sedangkan berkiprah adalah melakukan kegiatan atau berpartisipasi dengan semangat tinggi, bergerak atau berusaha di sebuah bidang. 50 Menurut penulis berkiprah tidak jauh berbeda dengan beraktivitas hanya saja berkiprah lebih menonjolkan sisi eksistensi seseorang dalam beraktivitas. Sedangkan aktivitas adalah kebiasaan atau rutinitas yang biasa dilakukan manusia. Sedangkan pengertian kiprah dalam dakwah yaitu melakukan dakwah atau berpartisipasi dalam kegiatan dakwah secara berkelanjutan. 50 W.J.S Purwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1988, hal. 442

BAB III PROFIL K.H MAHRUS AMIN

A. Riwayat Hidup

1. Latar Belakang Keluarga

K.H Mahrus Amin dilahirkan di desa Kali Buntu, Ciledug, Cirebon pada tanggal 14 Februari 1940. Nama lengkap beliau adalah Mahcrus Amin. Orang tua, saudara dan teman-temannya memanggil beliau Mahrus. Beliau dilahirkan dalam keluarga terpandang. Ayahnya bernama Casim Jasim Ahmad Amin, yang menjabat sebagai seorang Kuwu setingkat lurah. Dalam catatan silsilah keluarga K.H. Mahrus Amin merupakan salah satu keturunan anak cucu Syarif Hidayatullah, tokoh Islam di Jawa Barat pada masa lalu. Ayahnya juga adalah salah seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang tergabung dalam Laskar Hizbullah di Jawa Barat. Ibunya bernama Hj. Jamilah binti H. Muharom yang berasal dari Cirebon. Ibunya adalah cucu kyai Idris seorang ulama pimpinan pondok pesantren Lumpur di daerah Lumpur Brebes. Bersama Kyai Ismail yang dikenal sebagai ahli hikmah dan juga saudaranya kyai Idris, Keduanya adalah ulama yang berpengaruh di kawasan Losari. 1 Pada usia 26 tahun beliau menikahi seorang wanita bernama Hj. Sumiyati pada tanggal 1 Oktober 1965. hingga saat ini beliau telah di 1 K.H Mahrus Amin, Dakwah Melalui Pondok Pesantren, Jakarta, Penerbit Grup DANA, 2008, hal. 3 37