2 5 Pendapatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Gambar 4.3. Grafik Pengalaman Kerja Pengusaha Industri Kecil Pangan di Kecamatan Bangko Dari Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa pengusaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko telah memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun sebanyak 45,16 , di atas 5 tahun sebanyak 25,81 , 1 sd 3 tahun sebanyak 22,58 dan 0 sd 1 tahun sebanyak 6,54 , hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut telah cukup untuk memahami kondisi usaha industri kecil pangannya.

4.2.4. Tanggungan Keluarga

Komposisi responden berdasarkan tanggungan keluarga secara umum adalah 1 hingga di atas 5 orang seperti tertera pada gambar di bawah ini. Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 48.39

29.03 2 5

3 0 3 5 4 0 4 5 5 0 Grafik: Tanggungan Keluarga Pengusaha Industri Kecil Pangan Di Kecamatan Bangko Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Gambar 4.4. Grafik Tanggungan Keluarga Pengusaha Industri Kecil Pangan di Kecamatan Bangko Dari Gambar 4.4 di atas terlihat bahwa secara umum jumlah tanggungan keluarga tidak begitu memberatkan, 48,39 responden berada pada tingkat tanggungan 2 – 3 orang dan 29,03 dengan tingkat tanggungan 4 – 5 orang. Pada umumnya responden yang memiliki tanggungan 4 – 5 orang dan di atas 5 orang adalah selain memiliki keluarga sendiri, responden juga memiliki tenaga kerja berasal dari kalangan keluarga sendiri yang bertempat tinggal dirumah responden.

4.3. Gambaran Keberadaan Usaha Industri Kecil Pangan Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

Gambaran perkembangan usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko dilihat dari status responden, status kepemilikian modal, jumlah tenaga kerja, struktur permodalan, sumber bahan baku dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha industri kecil pangan dalam memilih lokasi tempat berusaha. Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008

4.3.1. Status Kepemilikan Usaha

Status responden usaha industri kecil pangan umumnya adalah sebagai pemilik dan manajer seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Responden NO Status Responden Jumlah Responden Org Persentase 1 Pemilik dan manajer 27 87,1 2 Manajer 4 12,9 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa responden merupakan pemilik sekaligus sebagai manajer usaha industri kecil pangan sebanyak 27 responden atau 87,1 dibandingkan sebagai manajer yaitu sebanyak 4 responden atau 12,9 . Hal ini disebabkan karena dalam pengelolaannya usaha industri kecil pangan merupakan usaha yang masih dalam skala kecil sehingga pemilik terjun langsung dalam mengatur dan mengurus usahanya sendiri. Untuk status responden sebagai manajer umumnya telah memiliki kemampuan manajemen terutama dalam sistem pembukuan walaupun belum memenuhi kaidah administrasi pembukuan standar sehingga antara pemilik dan manajer merupakan hubungan kerja di mana manajer bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik terhadap usaha yang dikelolanya melalui laporan kerja bulanan.

4.3.2. Status Kepemilikan Modal

Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 Komposisi responden dalam status kepemilikan modal yaitu modal sendiri, meminjam atau kredit dan kombinasi antara modal sendiri dengan meminjam terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Kepemilikan Modal NO Status Kepemilikan Modal Jumlah Responden Org Persentase 1 Modal Sendiri 18 58,06 2 MeminjamKredit 9 29,03 3 Modal Sendiri dan Meminjam 4 12,9 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa status kepemilikan modal usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko didominasi oleh modal sendiri yaitu sebesar 58,06 , kemudian diikuti meminjam sebesar 29,03 dan kombinasi antara modal sendiri dengan meminjam sebesar 12,9 . Hal ini dikarenakan bahwa usaha tersebut masih dalam skala kecil dan juga responden hanya memiliki jumlah modal yang masih relatif kecil sehingga dalam menjalankan proses produksinya tidak memerlukan modal yang besar. Untuk responden dengan status kepemilikan modal meminjam umumnya responden meminjam pada kerabat dekat keluarga yang tidak dikenakan bunga pinjaman. Pada penelitian ini dijumpai juga responden yang meminjam pada lembaga keuangan mikro formal seperti Bank Pembangunan Daerah BPD Jambi yang menyalurkan kredit pembiayaan mikro dan koperasi kepada pengusaha usaha industri kecil pangan. Pada umumnya responden yang meminjam pada lembaga keuangan mikro tersebut adalah usaha industri kecil pangan yang telah Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 memiliki Surat Izin Usaha Industri SIUI yang merupakan salah satu syarat dari pihak bank untuk dapat memberikan kreditnya disamping agunan. Beberapa alasan yang menyebabkan responden belum memanfaatkan fasilitas kredit dari lembaga keuangan mikro adalah tingkat bunga yang masih relatif tinggi, tidak memiliki angunan dan memerlukan prosedur administrasi yang cukup panjang. Oleh karena itu para pengusaha industri kecil pangan harus memahami bahwa aspek permodalan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan terhadap perkembangan usaha dalam meningkatkan produktivitasnya. 4.3.3. Jumlah Tenaga Kerja Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja NO Jumlah Tenaga Kerja Orang Jumlah Responden Org Persentase 1 1 – 3 4 12,90 2 4 – 6 17 54,84 3 7 – 9 10 32,26 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 4.16 di atas terlihat bahwa usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko yang memiliki jumlah tenaga kerja 4 – 6 orang sebanyak 17 responden atau 54,84 diikuti oleh jumlah tenaga kerja 7 – 9 orang sebanyak 10 responden atau 32,26 dan jumlah tenaga kerja 1 – 3 orang sebanyak 4 responden atau 12,90 . Untuk usaha industri kecil pangan dengan jumlah tenaga kerja di atas 10 orang di Kecamatan Bangko berdasarkan hasil kuisioner belum dijumpai hal ini dikarenakan masih relatif kecil usaha yang dijalankan responden dalam menjalankan Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 proses produksinya. Dalam proses penyerapan tenaga kerja, industri kecil pangan ini yang memiliki tahapan proses produksi yang cukup panjang seperti pada industri kecil pangan tahu, tempe, keripik pisang, keripik ubi dan kerupuk memerlukan tenaga kerja yang cukup di mana umumnya tenaga kerja yang terserap berasal dari anggota keluarga sendiri dengan alasan untuk memperbaiki taraf kehidupan keluarga yang belum memiliki pekerjaan tetap dan upah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh. Proses produksi tersebut dimulai dari pengambilan bahan baku, pemilahan dan pemotongan bahan baku, pembuatan dasar bahan komoditi, penjemuran, penggorengan, pengepakan atau pengemasan hingga pemasaran yang memerlukan keahlian tersendiri.

4.3.4. Struktur Permodalan Usaha

Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha industri kecil pangan dalam menjalankan proses produksinya. Usaha industri pangan yang merupakan industri pengolahan yang mengolah bahan mentah baik itu yang bentuknya padat ataupun cair menjadi bahan makanan dan minuman yang siap untuk dikonsumsi modal usaha merupakan prioritas yang harus dipersiapkan. Modal usaha merupakan modal kerja yang digunakan oleh para pengusaha industri kecil pangan berupa biaya yang dikeluarkan dalam proses Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 produksi misalnya untuk pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja. Berikut di bawah ini disajikan tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan struktur permodalan modal kerja. Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Struktur Permodalan Modal Kerja NO Struktur Permodalan Modal Kerja Rp.000 Jumlah Responden Org Persentase 1 3.000 1 3,23 2 3.001 – 6.000 11 35,48 3 6.001 – 9.000 10 32,26 4 9.001 – 12.000 6 19,35 6 12.001 3 9,68 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Dari Tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa modal kerja yang digunakan oleh para pengusaha industri kecil pangan lebih banyak berkisar antara Rp. 3.001.000,- juta sampai dengan Rp. 6.000.000,- sebanyak 11 responden atau sebesar 35,48 , modal kerja yang digunakan oleh responden antara Rp. 6.001.000,- sampai dengan Rp. 9.000.000,- sebanyak 10 responden atau 32,26 dan untuk penggunaan modal kerja yang paling sedikit adalah di bawah Rp. 3.000.000,- sebanyak 1 responden atau sebesar 3,23 . Kurangnya modal kerja usaha kecil pada umumnya dikarenakan oleh industri kecil merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas sementara dengan pendapatan yang didapat akan dijadikan kembali sebagai modal usaha. Sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 lainnya sulit diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

4.3.5. Sumber Bahan Baku

Sumber bahan baku sangat mementukan bagi kelangsungan proses produksi untuk menghasilkan sejumlah hasil produksi. Pada umumnya usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko mengolah bahan baku menjadi bahan jadi yang berupa panganan dan siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. Sumber bahan baku untuk usaha industri kecil pangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Bahan Baku NO Sumber Bahan Baku Jumlah Responden Org Persentase 1 Lokal 16 51,61 2 Luar Daerah 4 12,90 4 Lokal dan Luar Daerah 11 35,48 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa umumnya usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko telah menggunakan sumber bahan baku lokal sebanyak 16 responden atau sebesar 51,61 , diikuti oleh sumber bahan baku yang berasal dari lokal dan luar daerah sebanyak 11 responden atau sebesar 35,48 dan usaha industri kecil pangan yang menggunakan sumber bahan baku luar daerah sebanyak 4 responden atau sebesar 12,90 . Keadaan seperti ini disebabkan Kabupaten Merangin telah mampu memproduksi sebagian besar bahan baku untuk Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 usaha industri kecil pangan khususnya untuk produksi palawija, seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.15. Data Produksi Palawija di Kabupaten Merangin Tahun 2006 No Jenis Palawija Produksi Tahun 2006 1 Ubi 6.070 Ton 2 Ketela Rambat 5.470 Ton 3 Kacang Kedelai 228 Ton 4 Kacang Tanah 587 Ton 5 Pisang 1.073 Ton 6 Kopi 557.544 Ton 7 Aren 25.257 Ton Sumber : Merangin dalam Angka Tahun 2006

4.3.7. Pemasaran Hasil Produksi

Salah strategi untuk dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha industri kecil pangan adalah dengan memasaran hasil produksi tidak hanya pada wilayah lokal tetapi juga pada wilayah luar daerah. Para pengusaha industri kecil pangan di Kecamatana Bangko umumnya memasarkan hasil produksi pada wilayah lokal dikarenakan produksi yang dihasilkan tidak dapat bertahan lama dan memerlukan biaya yang cukup banyak untuk memasarkannya pada luar daerah. Untuk pemasaran Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 pada luar daerah umumnya usaha industri kecil pangan telah memiliki kemasan sehingga konsumen dari luar daerah tertarik untuk membeli hasil produksi tersebut. Komposisi responden berdasarkan wilayah pemasaran hasil produksi, secara umum adalah berada pada lokal dan luar daerah, seperti tertera pada tabel berikut. Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Wilayah Pemasaran Hasil Produksi NO Wilayah Pemasaran Hasil Produksi Jumlah Responden Org Persentase 1 Lokal 19 61,29 2 Luar Daerah 3 Lokal dan Luar Daerah 12 38,71 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 4.19 di atas diketahui bahwa wilayah pemasaran hasil produksi usaha industri kecil pangan masih didominas pada wilayah lokal yaitu sebanyak 19 responden atau sebesar 61,29 sedangkan untuk wilayah pemasaran lokal dan luar daerah sebanyak 12 responden atau sebesar 38,71 .

4.4. Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh oleh para responden pengusaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko dalam mengelola usaha industri kecilnya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan besarnya pendapatan tersebut sangat terkait dengan banyaknya jumlah produksi yang dihasilkan dan pemasaran yang dilakukan oleh para pengusaha industri kecil pangan terhadap hasil produksi tersebut. Pendapatan para pengusaha industri kecil pangan pada berdasarkan hasil Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 kuesioner merupakan perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual tiap-tiap komoditi. Pendapatan para pengusaha industri kecil pangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Responden Besarnya Pendapatan Responden NO Total Pendapatan Rp.000 Jumlah Responden Org Persentase 1 4.000 1 3,23 2 4.001 – 8.000 11 35,48 3 8.001 – 12.000 12 38,71 4 12.001 – 16.000 2 6,45 5 16.001 – 20.000 4 12,9 6 20.001 1 3,23 Jumlah 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 4.21 di atas terlihat bahwa pendapatan yang diperoleh para pengusaha industri kecil pangan yang paling besar adalah berkisar antara Rp. 8.001.000,- sampai dengan Rp. 12.000.000,- sebanyak 12 responden atau 38,71 diikuti oleh pendapatan yang berkisar antara Rp. 12.001.000,- sampai dengan Rp. 16.000.000,- sebanyak 11 responden atau sebesar 35,48 . Sedangkan total pendapatan kurang dari Rp. 4.000.000,- sebanyak 1 responden atau sebesar 3,23 diikuti total pendapatan sebesar Rp. 20.001.000,- sebanyak 1 responden atau sebesar 3,23 . Total pendapatan responden pengusaha industri kecil pangan dalam kurun Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008 waktu satu bulan berdasarkan kuesioner adalah Rp.314.510.000,- dana rata-rata total pendapatan yang diperoleh responden pengusaha industri kecil pangan dalam kurun waktu satu bulan berdasarkan kuesioner adalah Rp. 10.145.484,-. Dengan demikian dalam kurun waktu satu tahun pengusaha usaha industri kecil pangan memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp. 21.745.808,- sehingga secara keseluruhan pendapatan 102 para pengusaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko sebesar Rp. 12.418.072.420,-. Dengan jumlah dana tersebut diharapkan akan mampu mendorong atau menggerakkan perekonomian daerah khususnya di Kecamatan Bangko, di antaranya diharapkan mampu menggerakkan sektor ritel lainnya, baik berupa produk maupun bentuk jasa lainnya.

4.5. Hasil Produksi