2. Peralatan usaha industri kecil pangan yang digunakan saat ini relatif
tradisional. Hal ini disebabkan masih terbatasnya modal untuk pembelian peralatan-peralatan yang lebih modern untuk meningkatkan hasil produksi.
3. Keterbatasan sarana media produksi usaha industri kecil pangan misalnya
belum konsistens mengikuti pameran dan pekan promosi dalam berbagai kegiatan di dalam dan di luar Kecamatan Bangko.
4. Ketersediaan infrastruktur yang masih terbatas seperti sarana transportasi dan
jalan yang merupakan akses bagi pemasaran dan penjualan hasil produksi. 5.
Belum terbentuk dan tersedianya wadah bagi pelaku usaha industri kecil pangan misalnya asosiasi, koperasi ataupun himpunan yang dapat diandalkan
untuk memperjuangkan kepentingan anggotanya.
4.9. Implikasi Kajian
Beberapa dari implikasi kajian ini dapat dijelaskan dari sisi: 1.
Ekonomi Hasil kajian ini menunjukkan bahwa usaha industri kecil pangan di Kecamatan
Bangko berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama pendapatan keluarga sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah uang yang
beredar. Besarnya jumlah uang yang beredar ini akan dapat menimbulkan usaha- usaha baru yang akan menyerap tenaga kerja serta memberi peluang usaha pada
masyarakat lainnya sehingga secara bertahap akan mempengaruhi sektor riil perekonomian wilayah.
2. Pengembangan Wilayah
Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008
Dengan adanya usaha industri kecil pangan ini selain terjadinya penyerapan tenaga kerja yang dapat mengurangi angka pengangguran dan pemasaran hasil
produksi di dalam dan di luar daerah wilayah Kecamatan Bangko dan di dalam dan di luar daerah wilayah Kabupaten Merangin juga merupakan akses bagi
masyarakat semakin terbuka dan dikenal melalui usaha tersebut. Selain itu usaha industri kecil pangan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten
Merangin terutama untuk mendorong perolehan pendapatan yang lebih baik, optimalisasi penggunaan bahan baku yang cukup banyak tersedia serta
kemungkinan untuk menjadikan industri ini meningkat menjadi industri menengah pangan.
3. Tenaga Kerja
Kajian ini memberikan implikasi bagi peningkatan penggunaan tenaga kerja terutama tenaga kerja ikutan yang secara langsung membantu lebih
berkembangnya usaha industri kecil pangan misalnya terlihat pada meningkatnya pedagang sektor informal dan pedagang pada pasar-pasar tradisional yang
merupakan agen atau perantara agent of product dalam pemasaran hasil produksi usaha industri kecil pangan.
4. Pemasaran
Kajian ini menunjukkan implikasi bahwa usaha industri kecil pangan akan semakin besar bila didukung oleh pemasaran yang direncanakan dengan lebih
baik misalnya melalui kerjasama dari kalangan perantara baik di tingkat lokal kabupaten, regional di luar provinsi dan internasional di luar negeri. Dengan
Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008
demikian, sasaran yang diinginkan menjadikan hasil produksi usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko menembus pasar regional dan luar negeri dapat
diwujudkan. 5.
Regulasi Kajian ini menunjukkan juga bahwa kebijakan pemerintah kabupaten saling
berhubungan karena kebijakan yang mendukung justru semakin membuat usaha industri kecil pangan di Kecamatan Bangko akan semakin berkembang. Sebagai
contoh regulasi dalam izin usaha, pemberian kredit usaha, pemberian pelatihan- pelatihan dan regulasi pembebanan biaya yang terjangkau.
6. Sosial Budaya
Kajian ini menunjukkan implikasi bahwa usaha industri kecil pangan mempengaruhi ketenaran atau popularitas Kecamatan Bangko sebagai sentra
industri kecil pangan di Kabupaten Merangin dan salah satu unggulan industri kecil pangan di Propinsi Jambi. Kondisi ini lebih disebabkan industri kecil yang
ada di wilayah Kecamatan Bangko sebanyak 298 unit usaha industri kecil tersebut lebih banyak didominasi oleh usaha industri kecil pangan sebanyak 102 unit
usaha. Hal ini akan memungkinkan motivasi masyarakat Kecamatan Bangko untuk lebih kreatif tidak hanya pada usaha industri kecil pangan tetapi juga usaha
industri kecil laninnya seperti anyaman, batik yang berkarakteristik mencerminkan budaya khas Provinsi Jambi.
Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dari hasil penelitian dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain berupa :
1. Berdasarkan hasil survei di lapangan terhadap keberadaan usaha industri kecil
pangan di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin memperlihatkan bahwa untuk status kepemilikan usaha umumnya adalah sebagai pemilik dan manajer sebesar
87,1 , dari segi kepemilikan modal usaha industri kecil pangan umumnya masih merupakan modal sendiri yaitu sebesar 58,06 , umumnya jumlah tenaga kerja
yang digunakan untuk usaha ini adalah 4 sampai dengan 6 orang atau sebesar 54,84 , struktur permodalan kerja usaha industri kecil pangan berkisar antara
Rp. 3.001.000,0 sampai dengan Rp.6.000.000,- atau sebesar 35,48 , sumber bahan baku pada umumnya berasal dari lokal Kabupaten Merangin sebesar 51,61
karena beberapa hasil komoditi perkebunan seperti ubi, ketela rambat, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, kopi dan aren telah dimanfaatkan menjadi bahan
baku usaha industri kecil pangan, untuk lokasi pemasaran pada umumnya masih merupakan pasaran lokal yaitu sebesar 61,29 walaupun ada juga yang telah
dipasarkan keluar daerah. Untuk pemasaran pada luar daerah umumnya usaha industri kecil pangan telah memiliki kemasan sehingga mampu berkompetitif
dengan produk lainnya yang sejenis.
Arzalvery Agus : Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah..., 2008 USU e-Repsoitory © 2008