19 kelahiran, prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis. Pecahnya
selaput ketuban jauh sebelum aterm merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas perinatal Wiknjosastro, 2007.
5. Riwayat Persalinan
Persalinan yang pernah dialami oleh ibu dengan perdarahan, abortus, partus prematuritas, kematian janin dalam kandungan, preeklamsiaeklamsia, Ketuban Pecah
Dini KPD, kehamilan muda, kelainan letak pada hamil tua, hamil dengan tumor myoma atau kista ovari serta semua persalinan tidak normal yang pernah dialami
ibu merupakan risiko tinggi untuk persalinan berikutnya. Keadaan-keadaan tersebut perlu diwaspadai karena kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan dalam
kehamilan dan saat akan melahirkan Princus, 1998.
2.3 Faktor Pelayanan Kesehatan
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan. Pelayanan antenatal merupakan upaya penting untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan sekaligus merupakan tempat melakukan
konseling gizi, pemantauan terhadap kenaikan berat badan semasa hamil Depkes RI, 2000. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan tindak lanjut terhadap
penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar seperti pemberian imunisasi Tetanus Toksoid TT dan tabelt Fe serta mendidik dan memotivasi ibu
agar dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
20 Penerapan praktis pelayanan antenatal care sering dipakai standard minimal
meliputi 5T, yaitu: 1 timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang dapat dimanfaatkan untuk menilai suatu status gizi ibu; 2 pemeriksaan tekanan
darah; 3 pemeriksaan tinggi fundus uteri; 4 pemberian Tetanus Toksoid TT dua kali selama hamil; 5 pemberian tabelt zat besi Fe minimal 90 tabelt selama hamil,
untuk pemeriksaan paripurna meliputi 7 T yaitu ditambah dengan test terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Antenatal care merupakan kegiatan pemeriksaan ibu dan janin selama kehamilan yang dilakukan secara teratur. Pemeriksaan antenatal pertama kali
dilakukan pada bulan pertama kehamilan, selanjutnya periksa ulang 1 kali sebulan dan periksa ulang 1 kali setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan. Adapun jadwal
pemeriksaan antenatal adalah : Trimester I dan II : 1 dilakukan setiap bulan; 2 diambil data tentang laboratorium; 3 pemeriksaan Ultrasonografi; 4 nasehat diet :
empat sehat lima sempurna, protein ½ gramkg berat badan ditambah satu telorhari; 5 observasi : penyakit yang dapat memhubungani kehamilan, komplikasi
kehamilan,; 6 rencana : pengobatan penyakit, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi TT pertama. Trimester III : 1 dilakukan setiap seminggu
atau dua minggu sampai ada tanda kelahiran tiba; 2 evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan; 3 diet empat sehat lima sempurna; 4 pemeriksaan
Ultrasonografi; 5 imunisasi TT kedua; 6 observasi : penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hasil trimester ketiga, berbagai kelainan kehamilan trimester
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
21 III; 7 nasehat dan petunjuk tentang tanda inpartus serta kemana harus datang untuk
melahirkan. Frekuensi kunjungan masing-masing ibu hamil berbeda-beda tergantung pada
keadaan masing-masing ibu hamil. Frekuensi pelayanan antenatal care pada triwulan pertama minimal 1 kali, triwulan kedua minimal 1 kali dan minimal 2 kali pada
triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal care tersebut untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan Depkes, RI, 2005. Tujuan pengawasan antenatal adalah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan
mental ibu hamil serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga keadaan ibu pada saat postpartum dalam keadaan sehat dan
normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Adapun tujuan dari pelayanan antenatal care adalah; 1 Memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin; 2 meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial janin; 3
Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan; 4 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin; 5 Mempersiapkan ibu
agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif; 6 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal Depkes, RI, 2002.
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
22 Penelitian di Brazil yang dikutip oleh Mutiara 1994 melaporkan bahwa
jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan berhasil menurunkan Angka Kematian Perinatal AKP diantara wanita yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
adalah 56,2 per 1000 kelahiran hidup, sementara untuk wanita yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan sebanyak 10 kali atau lebih mempunyai AKP 26,2 per 1000
kelahiran hidup. Sedangkan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan terjamin sebagai
persalinan yang bersih dan aman karena selain pertolongan persalinan dilakukan dengan bersih, bila terjadi gangguan dalam persalinan akan segera diketahui dan
ditangani atau dirujuk. Pada prinsipnya penolong persalinan harus memperhatikan sterilisasi pencegahan penyakit, metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
pelayanan serta merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi Depkes RI, 2005.
Dalam progran Kesehatan Ibu dan anak KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut
adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat Depkes, RI, 2005.
Penolong persalinan
dalam memberikan pertolongan persalinan harus
memperhatikan; 1 Sterilitaspencegahan infeksi, 2 Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar pelayanan dan 3 Merujuk kasus yang memerlukan tingkat
pelayanan yang lebih tinggi. Dengan program penempatan bidan di desa diharapkan
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
23 secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga kesehatan terus meningkat dan
masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.
2.4 Pengawasan Terhadap Kehamilan Resiko Tinggi High Risk Pregnancy