Kunjungan Antenatal Care Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kematian Perinatal

52 harus berada sedekat mungkin pada sarana pelayanan yang mampu memberikan pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar PONEK Depkes RI, 2005

5.2 Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kematian Perinatal

5.2.1 Kunjungan Antenatal Care

Antenatal care adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan ANC diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Proporsi kunjungan antenatal care yang tidak lengkap sebesar 53 responden 88,3 dan 7 responden 11,7 kunjungan antenatal care lengkap. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kunjungan antenatal care dengan kematian perinatal sig=0,0000, nilai OR = 9,901, artinya ibu yang melakukan kunjungan antenatal care yang tidak lengkap K1 dan K44 mempunyai risiko 9,901 kali mengalami kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang melakukan kunjungan antenatal care yang lengkap K1 dan K4 ≥4. Penelitian ini sesuai menurut Prameswari 2007 bahwa semakin buruk kunjungan antenatal care semakin tinggi risiko kematian perinatal. Menurut peneliti, kematian perinatal yang terjadi berhubungan dengan pengetahuan dan informasi yang didapat ibu pada saat melakukan kunjungan antenatal care karena kunjungan antenatal care yang tidak lengkap K1 dan K44 Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009 53 cenderung tidak mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan cenderung mencari perawatan kehamilan berdasarkan pengalaman, sedangkan ibu dengan kunjungan antenatal care yang lengkap K1 dan K4 ≥4 lebih banyak mengetahui informasi tentang kehamilan, persalinan dan nifas dari tenaga kesehatan. Menurut Rohjati 2003 bahwa pemeriksaan antenatal care merupakan komponen penting pelayanan kehamilan yang diikuti dengan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi KIE kepada ibu hamil, suami dan keluarga untuk perencanaan persalinan aman dan persiapan rujukan terencana bila diperlukan. Menurut Saifuddin 2006 tujuan asuhan antenatal care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan memastikan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif serta mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Kunjungan ibu hamil merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai standar 5T yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tinggi fundus uteri, mengukur tekanan darah, pemberian imunisasi tetanus toksoid TT dua kali selama hamil dan pemberian tabelt besi minimal 90 tabelt selama hamil. Frekuensi pelayanan antenatal Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009 54 care adalah minimal 1 kali pada triwulan pertama, triwulan kedua minimal 1 kali dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan tersebut adalah untuk menjamin mutu pelayanan , khususnya dalam memberikan kesempatan yang cukup dalam menangani kasus risiko tinggi yang ditemukan Depkes RI, 2005. Kunjungan antenatal care yang pertama sangatlah penting karena merupakan kesempatan pertama menilai keadaan kesehatan ibu dan janinnya. Dalam kunjungan pertama hal-hal yang ditanyakan berkaitan dengan identifikasi diri ibu hamil, jumlah anak, jarak kehamilan, riwayat penyakit dan persalinan. Kunjungan K1 juga menjelaskan umur kehamilan dan hari taksiran persalinan berdasarkan keterangan ibu, sedangkan kunjungan K4 dinyatakan sebagai indikator tingkat perlindungan ibu hamil. Kunjungan K4 sama pentingnya dengan kunjungan K1 karena pada kunjungan K4 dibicarakan tentang rencana tempat persalinan Depkes RI, 2000.

5.2.2 Penolong Persalinan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) dalam Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB) di Kabupaten Langkat tahun 2014

7 116 122

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak dari Masa Kehamilan sampai dengan masa Nifas di Kabupaten Pidie Tahun 2014

12 122 232

Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kematian Perinatal Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003

0 39 80

Hubungan Karakteristik Petugas Kesehatan Dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi Pada Pelayanan Perinatal Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutia Sari Kabupaten Bengkalis Tahun 2007

0 41 88

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DAN TENAGA NON KESEHATAN DENGAN ANGKA KEMATIAN IBU DI KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK BULAN AGUSTUS 2007 – JULI 2008

0 6 2

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kematian Perinatal di Wilayah Kerja Puskesmas Pulokulon II Kabupaten Grobogan Tahun 2009

0 5 81

ANALISIS FAKTOR IBU DAN BAYI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2010

0 8 139

pengaruh keterjangkauan pelayanan kesehatan kebidanan di kota padang pada tingkat pelayanan dasar yang didapatkan ibu terhadap kejadian kematian ibu selama tahun 2008.

0 0 6

Dampak Gerakan Sayang Ibu Terhadap Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Perinatal Di Kabupaten Manokwari Irian Jaya Barat Periode 2004 - 2007.

1 0 30

HUBUNGAN KUALITAS PENGELOLAAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN ANGKA KEMATIAN IBU DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2009 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 5