54 care adalah minimal 1 kali pada triwulan pertama, triwulan kedua minimal 1 kali dan
minimal 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan tersebut adalah untuk menjamin mutu pelayanan , khususnya dalam memberikan kesempatan yang cukup
dalam menangani kasus risiko tinggi yang ditemukan Depkes RI, 2005. Kunjungan antenatal care yang pertama sangatlah penting karena merupakan
kesempatan pertama menilai keadaan kesehatan ibu dan janinnya. Dalam kunjungan pertama hal-hal yang ditanyakan berkaitan dengan identifikasi diri ibu hamil, jumlah
anak, jarak kehamilan, riwayat penyakit dan persalinan. Kunjungan K1 juga menjelaskan umur kehamilan dan hari taksiran persalinan berdasarkan keterangan
ibu, sedangkan kunjungan K4 dinyatakan sebagai indikator tingkat perlindungan ibu hamil. Kunjungan K4 sama pentingnya dengan kunjungan K1 karena pada kunjungan
K4 dibicarakan tentang rencana tempat persalinan Depkes RI, 2000.
5.2.2 Penolong Persalinan
Proporsi penolong persalinan bukan petugas kesehatan sebanyak 1 responden 1,7 dan penolong persalinan petugas kesehatan sebanyak 59 responden 98,3.
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai X
2
=0,000 dan p Value adalah 1,000 yang
berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penolong persalinan dengan kematian perinatal.
Penelitian ini berbeda dengan Prameswari 2007 yang menyatakan bahwa penolong persalinan non kesehatan menjadi risiko terhadap kematian perinatal
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
55 dengan OR=4. Ini menunjukkan bahwa risiko mengalami kematian perinatal 4 kali
lebih besar jika ditolong oleh tenaga non kesehatan. Menurut peneliti, kematian perinatal tidak disebabkan oleh penolong
persalinan tetapi lebih disebabkan oleh kunjungan antenatal care yang pernah dilakukan ibu selama kehamilan dan perawatan pasca persalinan post partum.
Pelayanan antenatal care tidak hanya mempersiapkan persalinan cukup bulan dan ibu melahirkan tetapi juga perawatan post partum dan perawatan bayi baru lahir
khususnya perawatan tali pusat bayi. Kematian perinatal banyak terjadi dari usia 0 sampai 7 hari ini berhubungan dengan perawatan bayi baru lahir. Ini sesuai dengan
penelitian Sarimawar 2004 bahwa 79,4 dari kematian neonatal terjadi sampai dengan usia 7 hari dan 20,6 terjadi pada usia 8-28 hari.
Penolong persalinan hanya membantu pada saat persalinan sedangkan perawatan post partum banyak dilakukan oleh tenaga non kesehatan khususnya
dukun bayi. Hal ini mengingat pendapatan keluarga yang rendah juga merupakan faktor yang mempengaruhi melakukan perawatan post partum pada dukun bayi
dikarenakan biaya atau tarif yang dikenakan dukun bayi cenderung jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif tenaga kesehatan lain Bangsu, 2001.
Perawatan post partum lebih banyak dilakukan oleh dukun bayi dan mengingat pentingnya perawatan pasca nifas maka sangat perlu dilakukan pelatihan
dukun bayi. Pelatihan ini bukan hanya untuk mengingkatkan pengetahuan tentang kehamilan dan pertolongan persalinan tetapi juga untuk meningkatkan pengetahuan
dukun bayi tentang perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir.
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
56
5.3 Keterbatasan Penelitian 5.3.1 Aspek Desain Penelitian