49 yang panjang. Semakin lama ibu memberikan ASI kepada bayinya baik secara
ekslusif ataupun tidak, semakin lama pula periode tidak haid amenorrheic yang akan dialami maka akan semakin lama kehamilan selanjutnya akan terjadi sebagai
akibat ovulasi yang tidak terjadi. Berarti ada tenggang waktu tidak subur setelah melahirkan sedangkan jarak kehamilan yang terlalu panjang juga akan meningkatkan
risiko untuk mengalami kematian perinatal. Hal tersebut terjadi karena setelah lama kehilangan keuntungan biologis dari kehamilan sebelumnya Rahmadewi, 2007.
Salah satu manfaat menyusui menurut Roesli 2000 adalah dapat menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah
dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 tidak akan hamil
sampai bayi berusia 12 bulan. Menurut BKKBN 2008 keluarga berencana merupakan upaya pengaturan
kehamilan bagi pasangan usia subur PUS dalam mewujudkan keluarga sehat dan harmonis melalui upaya promotif, preventif, pelayanan dan pemulihan termasuk
pengayoman medis terhadap efek samping, komplikasi dan kegagalan alat kontrasepsi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi.
5.1.4 Riwayat Penyakit Ibu
Proporsi ibu yang mempunyai riwayat penyakit sebanyak 42 responden 70,0 dan yang tidak mempunyai riwayat penyakit sebanyak 18 responden
30,0. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
50 antara riwayat penyakit dengan kematian perinatal sig=0,0000, dengan nilai OR =
6,417, artinya ibu yang mempunyai riwayat penyakit mempunyai berisiko 6,417 kali mengalami kematian perinatal dibandingkan ibu yang tidak mempunyai riwayat
penyakit. Riwayat penyakit yang dimaksud adalah penyakit akibat komplikasi langsung
dengan kehamilan seperti preeklamsi dan eklamsi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini dan penyakit akibat komplikasi yang tidak langsung seperti diabetes
mellitus dan anemia. Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Bila ibu
mempunyai penyakit yang berlangsung lama maka kesehatan dan perkembangan janin pun terancam Depkes RI, 2001.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sulistiyowati 2001 yang menemukan ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit ibu dengan
kematian perinatal, nilai OR=2,56 berarti ibu yang mempunyai riwayat penyakit 2,56 kali lebih berisiko mengalami kematian perinatal dibandingkan ibu yang tidak
memiliki riwayat penyakit. Menurut Mochtar 1995, wanita hamil dengan penyakit umum seperti
diabetes, preeklamsi dan eklamsi serta anemia merupakan faktor yang memperbesar kematian perinatal.
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
51
5.1.5 Riwayat Persalinan
Proporsi ibu yang melakukan persalinan dengan tindakan sebanyak 35 responden 58,3 dan ibu yang melakukan persalinan tidak dengan tindakan sebesar
25 responden 41,7. Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat persalinan dengan kematian perinatal sig=0,0000,
nilai OR = 9,100, artinya ibu yang mempunyai riwayat persalinan dengan tindakan mempunyai risiko 9,100 kali mengalami kematian perinatal dibandingkan ibu yang
tidak mempunyai riwayat persalinan . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sulistiyowati 2001 yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat persalinan dengan kematian perinatal dengan OR=2,4 kali pada ibu yang memiliki riwayat
persalinan dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan. Menurut pincus 1998 semua persalinan tidak normal yang dialami ibu
merupakan risiko tinggi untuk persalinan berikutnya. Keadaan tersebut perlu diwaspadai karena kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan dalam kehamilan
dan saat akan melahirkan. Kematian ibu dan bayi saat persalinan sebenarnya bisa dicegah bila
komplikasi kehamilan dan keadaan risiko tinggi dapat dideteksi secara dini sehingga segera mendapat penanganan yang akurat. Komplikasi kebidanan dan risiko tinggi
diperkirakan pada sekitar 15-20 ibu hamil. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau diramalkan sebelumnya sehingga ibu hamil
Cut Sri Wahyuni : Hubungan Faktor Ibu Dan Pelayanan Kesehatan Dengan Kematian Perinatal Di Kabupaten Pidie Tahun 2008, 2009
52 harus berada sedekat mungkin pada sarana pelayanan yang mampu memberikan
pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar PONEK Depkes RI, 2005
5.2 Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Kematian Perinatal