B A B I P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang
Memasuki abab XXI, masyarakat dunia, khususnya kawasan Asia Tenggara, diguncang oleh Kejadian Luar Biasa penyakit unggas menular yang bersifat zoonosis
yang menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat dan Negara karena penularannya cepat dan luas serta menimbulkan kematian yang tinggi pada unggas. Apalagi penyakit
ini memiliki kemampuan bermutasi untuk menular kepada orang dan dapat memicu munculnya pandemic influenza. Penyakit flu burung atau Avian Influenza adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus H5N1 yang secara alami menginfeksi bangsa burung.
Dalam dokumentasi pertama, pada bulan Desember 1997, virus H5N1 telah menyebabkan kasus penyakit yang serius pada 18 orang dan 6 orang di antaranya
meninggal di Hongkong. Tindakan cepat memutus rantai penularan dengan memusnahkan seluruh populasi unggas sejumlah 1,5 juta ekor dalam waktu 3 hari telah
mampu mencegah pandemi dan menghilangkan kemungkinan untuk terjadi penularan keorang selanjutnya. Kasus virus avian influenza pada orang terjadi lagi di Hongkong
pada tahun 2003, 2 orang meninggal dunia dan 1 orang dapat disembuhkan http:www.bbc.co.ukindonesiannewsstory2007.
Pada tanggal 5 Januari 2004 ditemukan lagi pada 11 orang anak di Hanoi Vietnam, 7 orang diantaranya meninggal dunia, 2 orang dalam kondisi gawat. Pada
bulan Oktober 2005 ditemukan lagi gejala yang sama pada seorang wanita di Provinsi Liaoning China, dan mengalami kesembuhan pada bulan November 2005 setelah
dilakukan pengobatan secara intensif dirumah sakit. Kejadian ini merupakan kasus
Iing Yuliastuti : Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2007, 2007
USU Repository © 2008
kelima di China yang dipastikan positif terinfeksi virus flu burung. Perkembangan kasus flu burung pada orang menuntut perhatian dan kesiap siagaan yang tinggi, kematian
pada orang yang awalnya hanya merenggut nyawa tiga orang di Vietnam pada tahun 2003, ternyata meningkat secara tajam menjadi 32 orang di tahun 2004 yaitu 20 orang
di Vietnam dan 12 orang di Thailand. Dari yang semula hanya terjadi disatu negara menjadi 2 negara. Jumlah kasus tahun 2003 yang semula 3 kasus meningkat menjadi 46
kasus atau terjadi peningkatan sebesar 15 kali . Begitu pula jumlah kematian pada orang meningkat dari 3 orang menjadi 32 orang atau terjadi peningkatan sebesar 11 kali.
Suatu peningkatan jumlah kasus dan kematian yang luar biasa dalam kurun waktu satu tahun Akoso,2006.
Kejadian tahun 2005 tidak terjadi penurunan tetapi bahkan menjadi lebih memprihatinkan baik ditinjau dari jumlah kasus yang terjadi, banyaknya kematian pada
orang dan jumlah negara yang mengalami musibah. Negara-negara antara lain Cambodia, China, dan Indonesia yang sejak tahun 2003 sampai tahun 2004 tidak terjadi
kasus pada manusia, tetapi ternyata tahun 2005 mulai dijumpai kasus dan kematian pada orang yang semakin menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya situasi lebih parah.
Secara total di Asia, jumlah kasus tahun 2005 meningkat menjadi 95 orang dari 46 orang tahun 2004 atau terjadi kenaikan sebesar 2 kali. Jumlah kematian meningkat dari
32 orang menjadi 41 orang atau naik 78 di tahun 2005 Akoso,2006. Data terakhir diperoleh, bahwa bulan September 2006, kasus pada orang masih
berlanjut dan mengkhawatirkan, jumlah kasus dan kematian pada orang di berbagai negara sudah mencapai 248 kasus dan 146 mengalami kematian. Jumlah negara yang
terlibatpun bertambah yaitu Irak dan Turkey. Total kejadian tersebar di 7 negara yaitu : Cambodia, China, Indonesia, Irak, Thailand, Turkey, dan Vietnam. Untuk sementara
Iing Yuliastuti : Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2007, 2007
USU Repository © 2008
waktu 3 negara ASEAN yaitu Cambodia, Vienam dan Thailand di awal tahun 2006 telah menunjukkan prestasi bahwa bebas dari munculnya kasus penularan dan kematian
oleh flu burung pada orang. Tahun 2006 di Irak ditemukan 2 kasus flu burung dan keduanya meninggal, sedangkan Turkey terdapat 12 kasus dan 4 diantaranya meninggal.
Sementara ini Indonesia sampai dengan bulan September 2006 kasus flu burung sudah mencapai 80 kasus dan 60 diantaranya mengalami kematian CFR 75 , dengan
demikian Indonesia menggusur Vietnam sebagai negara paling parah menjadi korban wabah flu burung dengan tingkat kematian paling tinggi di dunia
http:www.bbc.co.ukindonesiannewsstory2007. Perkembangan flu burung di Indonesia telah memasuki babak baru, dengan sejumlah ahli mensinyalir penularan
antar manusia sebenarnya sudah terjadi dalam beberapa klaster seperti di Tanah Karo, 7 terinfeksi, 6 orang meninggal, 1 orang dinyataakan sembuh setelah menjalani
pengobatan secara intensif di RSUP H. Adam Malik Yanmed, RSUP H. Adam Malik, 2006.
Dalam rangka penanggulanngan kasus dan menurunkan kematian akibat flu burung di Indonesia pemerintah telah mengambil langkah-langkah di antaranya, dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 19 September 2005 Nomor 372MENKESSKIX2005 menyatakan Kejadian Luar Biasa KLB
Nasional flu burung di Indonesia, dan melalui Surat Keputusan Nomor 1371MENKESSKIX2005 ditetapkan 44 rumah sakit rujukan perawatan penderita flu
burung, dan salah satu di antaranya adalah RSUP H. Adam Malik Medan. Propinsi Sumatera Utara sampai dengan akhir Oktober 2006 sudah tercatat 7
kasus flu burung, 6 orang diantaranya meninggal dunia, dan enam dari tujuh pasien tersebut di rawat di RSUP H. Adam Malik.
Iing Yuliastuti : Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2007, 2007
USU Repository © 2008
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik sampai dengan Oktober 2006 sudah merawat 19 orang pasien suspect flu burung, 6 diantaranya dinyatakan positif 5
meninggal, dengan demikian angka kematian akibat flu burung di RSUP H. Adam Malik adalah 83, 1 orang dinyatakan sembuh setelah mendapat perawatan yang
intensif. Keenam pasien tersebut termasuk dalam kriteria terkonfirmasi dengan kata lain hasil pemeriksaan H5N1nya diterima oleh WHO sebagai konfirmasi, 6 orang
dinyatakan negatif, dan sisanya sebanyak 7 orang sampai saat ini belum diketahui hasilnya Yanmed, RSUP H. Adam Malik, 2006. Dari survey awal yang dilakukan
peneliti diperoleh informai bahwa dari 19 pasien yang dirawat, 13 orang 68, diantaranya Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS dengan alasan pelayanan yang
kurang baik. Rumah sakit telah berusaha memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, namun kenyataan dilapangan masih banyak dijumpai kendala-
kendala, misal dari segi tenaga. Rumah sakit saat ini memiliki sepuluh tenaga dokter spesialis yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien, 5 orang diantaranya
sudah pernah mengikuti pelatihan khusus sebanyak satu kali. Untuk tenaga perawat setiap bulannya rumah sakit menugaskan 40 orang, dan semua perawat mempunyai
kesempatan yang sama untuk memberikan pelayanan langsung kepada pasien flu burung, sementara jumlah perawat yang sudah mendapatkan pelatihan khusus baru 20
orang, Bidang Keperawatan RSUP H.Adam Malik, 2007. Menurut informasi yang diperoleh di lapangan, bahwa ada diantara perawat yang tidak bersedia memberikan
pelayanan dengan alasan takut tertular, dikarenakan minimnya pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mereka tentang tatacara penanganan kasus flu burung di
rumah sakit. Disamping itu belum cukupnya Alat Pelindung Diri APD, misalnya apron, sarung tangan DTT Desinfektan Tingkat Tinggi, masker N95 dan kaca mata
Iing Yuliastuti : Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2007, 2007
USU Repository © 2008
pelindung bagi petugas, juga merupakan sauatu masalah yang dihadapi rumah sakit. Informasi yang diperoleh dari salah seorang perawat, karena keterbatasan jumlahnya
dan harga yang cukup mahal terpaksa alat dimaksud didaur ulang, yang seharusnya dibuang disposable.
Pada penelitian terdahulu di beberapa tempat pelayanan kesehatan didapat hasil bahwa ada hubungan kemampuan pengetahuan dan keterampilan dengan kinerja
perawat Pitoyo;2000. Minaria 2005 dengan judul tesis hubungan faktor individu, organisasi dan psikologis dengan kinerja pegawai BPFK Medan, membuktikan bahwa
terdapat hubungan faktor individu pengetahuan, keterampilan, faktor psikologi sikap terhadap kinerja pegawai BPFK Medan tahun 2005. Mukhlis, Kristiani 2006, juga
membuktikan bahwa terdapat hubungan faktor individu pengetahuan dan keterampilan dengan kinerja petugas vaksinasi di Kabupaten Aceh Timur.
Tingginya angka kematian akibat flu burung di RSUP H. Adam Malik 83 dibandingkan dengan angka kematian nasional 75, serta banyaknya pasien yang
pulang atas permintaan sendiri 68 dengan alasan pelayanan yang kurang baik, antara lain menggambarkan bahwa kinerja perawat dalam menangani kasus flu burung masih
rendah, hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petugas yang kurang baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Mengingat pasien flu burung memerlukan penanganan yang khusus, maka hal ini dapat menjadi suatu kajian ilmiah dan harus dianggap sebagai suatu proses pembelajaran guna
meningkatkan kinerja petugas pelayan, sehingga mutu pelayanan yang diharapkan dapat tercapai khususnya dalam penanganan kasus flu burung.
1.2. Perumusan Masalah