bidang keahlianya, dan pengetahuan mereka dianggap khusus http:www damandiri.or.id.
Keperawatan merupakan suatu profesi maka tenaga keperawatan harus dapat berperilaku profesional. Perilaku profesioanal keperawatan dapat ditunjukkan dari
memilikimenerapkan ilmu pengetahuan ilmiah dan teknologi keperawatan, memilikimenerapkan ketrampilan profesioanl keperawatan serta menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan dalam melaksanakan praktek keperawatan dan kehidupan keprofesian Roeles, 1997.
2.8.3. Kualitas Pelayanan Keperawatan
Penilaian kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit banyak dilakukan pendekatan dengan membuat disain standar-standar kualitas, yang bisa berjumlah ribuan
yang pada akhirnya menjadi suatu standar mutu pasien, dimana kualitas perawatan harus diukur dengan konsisten dan dibandingkan dengan kemampuan Brown,1999.
Penilaian kualitas pelayanan keperawatan juga dapat dilihat dengan cara kepuasan pasien rawat inap dan tanggapan pasien tentang mutu pelayanan keperawatan
Aditama,2003. Hafizurrahman dalam Hasan 2003, menyebutkan ada 5 lima dari sisi pemberi
pelayanan, yaitu kecepatan waktu tunggu tidak lebih dari 10-20 menit, kompetensikeahlian, kenyamanan, kemudahan, dan penanganan keluhan secara
responsif. Pernyataan di atas di dukung oleh teori yang diungkapkan oleh Donabedian dalam Heather dan Hamnie 2001, bahwa mutu asuhan keperawan mempunyai tiga
komponen antara lain : 1. Kinerja Teknik dengan atribut: efektifitas, keahlian kemampuan, keamanan, kehati-
hatian, indikator-indikator dalam pengobatan.
Iing Yuliastuti : Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2007, 2007
USU Repository © 2008
2. Perawatan interpersonalsikap profesional dengan atribut: menghormati orang lain, kerahasiaan, penyediaan informasi yang mencukupi, pembentukan suatu hubungan,
minat personel, otonomi pasien kesetaraan. 3. Aspek-aspek organisasi dengan atribut: aspek lingkungan, keaman, kenyamanan,
perlengkapan, kesinambungan, efisiensi.
2.8.4. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan LAN RI, 2000. Menurut
Sudiman 2001, indikator kinerja dikategorikan kedalam enam kelompok : 1.
Masukan inputs adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output.
Indikator ini dapat berupa dana, personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan, datainformasi, kebijakanperaturan perundangan dan sebagainya.
2. Indikator proses, adalah berbagai aktifitas yang menunjukkan upaya yang
dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indikator ini menggambarkan perkembangan pelaksanaan pengolahan masukan menjadi
keluaran. 3.
Keluaran outputs adalah segala sesuatu yang diharapkan lansung dapat diperolehdicapai dari suatu kegiatan, baik kegiatan berupa fisik maupun non fisik.
4. Hasil outcomes adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah. Outcomes merupakan ukuran seberapa jauh setiap produkjasa memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Iing Yuliastuti : Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2007, 2007
USU Repository © 2008
5. Manfaat Benefits adalah kegunaan suatu keluaran outcomes yang dirasakan
lansung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.
6. Dampak Impact adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau
kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.
Indikator-indikator tersebut secara lansung atau tidak lansung dapat mengindikasikan sejauhmana keberhasilan pencapaian sasaran. Penetapan indikator
kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus diorganisasikan.
Indikator kinerja dimaksud hendaknya : spesifik dan jelas, dapat diukur secara objektif, relevan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, tidak bias LAN RI, 2000.
2.8.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja