Misoprostol stabil pada suhu kamar dan stabil terhadap cahaya. Misoprostol memiliki banyak keunggulan dan mudah dipergunakan,
terutama jika dibandingkan dengan preparat prostaglandin lainnya, misoprostol relatif murah, stabil, mudah disimpan dan cepat diabsorbsi
sehingga banyak penelitian dilakukan berkaitan dengan penggunaannya di bidang obstetri dan ginekologi.
19,20,21
1.2. Farmakokinetik dan farmakodinamik
Misoprostol dapat dijumpai dalam bentuk tablet dengan 2 sediaan yaitu 100 g dan 200 g. Misoprostol dapat diberikan secara vaginal, oral, sublingual,
bukal maupun rektal.
16.17,18,19,20,21
Pada pemberian secara oral, misoprostol dengan cepat akan diabsorbsi dan akan diubah menjadi metabolisme yang aktif yaitu asam misoprostol.
Konsentrasi plasma asam misoprostol akan meningkat cepat dan mencapai puncaknya dalam waktu 12 menit serta paruh waktunya 20-30
menit.
17,21
Pada pemberian secara intravaginal, misoprostol diletakkan pada forniks posterior dimana konsentrasi plasma dari asam misoprostol akan mencapai
puncaknya dalam waktu 60-70 menit dan akan berkurang secara perlahan- lahan. Pemberian misoprostol intravaginal akan menimbulkan puncak
konsentrasi plasma yang lebih lambat dibandingkan pemberian secara oral, tetapi paparan obat secara keseluruhan akan meningkat.
16,19
Pada studi
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008
klinis, dosis optimal dan interval dari pemberian misoprostol intravaginal adalah 25 - 50 g setiap 4 – 6 jam ke dalam forniks posterior vagina.
1,15,17,20
Penggunaan misoprostol lokal intravaginal secara farmakologisnya masih belum jelas, namun diperkirakan adanya beberapa akses langsung ke
miometrium via kanalis servikalis atau melalui mekanisme transfer alir balik obat yang panjang dari pleksus vena perivaginal ke arteriol uterus.
19
Pada pemberian secara intravaginal, efek misoprostol terhadap saluran reproduksi akan meningkat, dan efeknya terhadap saluran gastrointestinal
akan berkurang.
19
Teknik pemberian misoprostol dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 2
dikutip dari 1
Technique for Intravaginal Application of Misoprostol Tablet
Place one fourth of a tablet misoprostol intravaginally, without the use of any gel gel may prevent the tablet from dissolving.
The patient should remain recumbent for 30 minutes. Monitor FHR and uterine activity continiously for at least three hours after the last
misoprostol dose. When oxytocin augmentation required, a minimum interval of three hours is recommended
after the last misoprostol dose. Not recommended for cervical ripening in patients who have uterine scar.
Misoprostol yang diberikan secara sublingual dapat digunakan dalam induksi abortus maupun pematangan serviks. Misoprostol dapat larut dalam
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008
20 menit ketika diletakkan dibawah lidah dan konsentrasi akan mencapai puncaknya dalam waktu 30 menit. Setelah pemberian 400 µg, puncak
konsentrasi misoprostol akan lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian secara oral dan intravaginal, dikarenakan absorpsi yang cepat melalui
mukosa dan tidak melewati first-pass metabolisme
melalui hepar.
17
Pemberian secara bukal merupakan cara yang lain dalam pengggunaan misoprostol. Obat ini diletakkan antara gigi dan pipi sehinga
memudahkannya untuk diabsorpsi melalui mukosa mulut. Pemberian secara bukkal efektif diberikan pada tindakan abortus dan pematangan
serviks.
17
Pemberian secara rektal akhir-akhir ini digunakan pada perdarahan paska persalinan. Konsentrasi plasma dari asam misoprostol akan mencapai
puncaknya dalam waktu 40-65 menit, walaupun dalam penelitian lain dinyatakan bahwa konsentrasi akan mencapai puncaknya dalam waktu 20
menit.
17
Zieman dkk penelitiannya melaporkan bahwa bioavailabilitas sistemik
pemberian misoprostol pervaginam tiga kali lebih tinggi daripada pemberian misoprostol per oral.
20
Bioavailabilitas dari misoprostol akan menurun jika diberikan bersama dengan antasida dosis tinggi dan bila diberikan bersamaan dengan diet
tinggi lemak absorbsinya menjadi lambat.
20
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008
Misoprostol dimetabolisme di hepar dan kurang dari 1 metabolisme aktifnya dibuang melalui urine. Pasien dengan gangguan hepar harus
menerima dosis yang lebih rendah, dan penyesuaian dosis tidak diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal yang tidak memerlukan dialisa.
Misoprostol tidak mengganggu sistem metabolisme sitokrom P 450, suatu sistem metabolisme yang terbesar yang terdapat di hati sehingga ia tidak
mempengaruhi metabolisme obat lainnya.
20,21
Namun pada cara pemberian misoprostol intravaginal kadarnya dalam plasma akan menurun juga secara perlahan. Sehingga sampai 4 jam, kadar
misoprostol dalam plasma masih bertahan sekitar 61. Hal ini dapat terjadi karena pada pemberian intravaginal tidak terjadi metabolisme prasistemik
oleh sistem pencernaan atau hati, seperti pada pemberian peroral.
20,21
Pada kasus-kasus kematian janin dalam kandungan KJDK dapat diberikan misoprostol intravaginal dengan dosis sebanyak 100 g setiap 12
jam dan menunjukkan hasil yang baik dan efek samping yang minimal.
20,21
Efek dari misoprostol terhadap saluran reproduksi akan meningkat, dan efek sampingnya terhadap saluran pencernaan akan berkurang bila
misoprostol diberikan secara intravaginal.
19,20,21
Bioavailabilitas misoprostol pada janin belum didapatkan data yang pasti. Dosis toksik misoprostol pada manusia masih belum diketahui secara
pasti.
16,18
Tidak ada hubungan antara kadar misoprostol dalam plasma
Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008
dengan tingkat insuffisiensi ginjal sehingga pengaturan dosis tidak diperlukan dalam hubungannya dengan gangguan ginjal.
20
1.2. Efek Samping