RANCANGAN PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN SAMPEL PENELITIAN JUMLAH SAMPEL KERANGKA KONSEPSIONAL CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini adalah suatu uji klinis acak terkontrol Randomized Controlled Trial yang membandingkan efektivitas antara penggunaan misoprostol intravaginal dan kateter foley intraservikal untuk pematangan serviks.

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan. Penelitian dilakukan mulai November 2007 sampai jumlah sampel tercapai.

3.3. SAMPEL PENELITIAN

Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil yang akan melahirkan di kamar bersalin RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan yang memenuhi kriteria penelitian kriteria inklusi mulai bulan November 2007 sampai jumlah sampel tercapai.

3.4. JUMLAH SAMPEL

Besar sampel penelitian dihitung dengan memakai rumus : 2 σ 2 Z1- α2 + Z1-β 2 n1=n2 = ------------------------- μ0- μa 2 Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008 Keterangan: n = besar sampel minimum Z1- α2 = nilai distribusi normal baku tabel Z pada α =5 å 1,96 Z1- β = nilai distribusi normal baku tabel Z pada β =90 å 1,28 σ 2 = harga varians di populasi 1,5 μ0-μa = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di populasi = 1,8 jam Maka diperoleh : 21,5 2 1,96 + 1,28 2 n1=n2 = ------------------------- = 14,58 1,8 2 Dengan pembulatan maka diperoleh besar sampel 15 kasus. 3.5. KRITERIA SAMPEL 3.5.1.Kriteria Inklusi 1. Semua pasien hamil yang akan dilakukan terminasi terhadap kehamilannya di kamar bersalin RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan. 2. Tidak ada riwayat seksio sesarea pada kehamilan sebelumnya. 3. Kehamilan dengan presentasi kepala. 4. Bersedia ikut penelitian Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008

3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien hamil yang kontra indikasi untuk dilakukan pematangan serviks dan induksi persalinan, yaitu : Ü Malposisi dan malpresentasi janin Ü Insufisiensi plasenta Ü Panggul sempit Ü Disproporsi sefalopelvik Ü Cacat rahim Ü Gemelli Ü Distensi yang berlebihan hidramnion Ü Plasenta previa Ü Tumor pelvis

3.6. KERANGKA KONSEPSIONAL

Terminasi kehamilan Misoprostol Kateter foley Skor pelvik pematangan serviks Keberhasilan persalinan spontan Waktu induksi sampai persalinan Luaran neonatal Gambar 4. Kerangka konsepsional Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008

3.7. CARA KERJA

Pengumpulan data diperoleh dari penderita yang berkunjung ke Poliklinik Obstetri atau yang berada di kamar bersalin yang memenuhi syarat-syarat penelitian yang ditetapkan kriteria inklusi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : 1. Wawancara tentang identitas, riwayat kehamilan sekarang, maupun riwayat kehamilan sebelumnya serta penyakit-penyakit yang pernah dideritanya 2. Pasien selaku calon peserta penelitian diberi keterangan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Bila setuju, pasien dimintakan persetujuan tertulisnya,bila tidak setuju pasien sebagai calon peserta penelitian berhak menolak ikut dalam penelitian. 3. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara umum meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin. Pemeriksaan obstetrik yang lengkap meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam dan dilakukan penilaian skor pelvik. 4. Pasien calon peserta penelitian ditatalaksanakan sesuai dengan nomor random yang telah dibuat dengan menggunakan random secara blok. 5. Kemudian pasien dibagi kedalam kedua kelompok dimana kelompok I mendapat misoprostol tablet 50 µg intravaginal yang diletakkan di dalam kassa gulung dan diletakkan di forniks posterior dan kelompok II dilakukan pemasangan kateter foley no.18 intraservikal dimana balon kateter dikembangkan dengan diiisi cairan NaCl 0,9 sebanyak 30 cc, untuk pematangan serviks. 6. Pada kelompok misoprostol, setelah 6 jam dilakukan penilaian ulang skor pelvik kemudian dilanjutkan dengan induksi persalinan pada kedua Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008 kelompok dengan pemberian oksitosin 10 IU per drips fls pertama dengan tetesan dimulai dari 4 tetesmenit kemudian dinaikkan jumlah tetesan sebanyak 4 tetes tiap 15 menit sampai tercapai kontraksi yang adekuat dengan jumlah tetesan maksimum adalah 40 tetesmenit. 7. Sedangkan pada kelompok kateter foley, setelah 12 jam dilakukan penilaian ulang skor pelvik kemudian dilanjutkan dengan induksi persalinan pada kedua kelompok dengan pemberian oksitosin 10 IU per drips flask fls pertama dengan tetesan dimulai dari 4 tetesmenit kemudian dinaikkan jumlah tetesan sebanyak 4 tetes tiap 15 menit sampai tercapai kontraksi yang adekuat dengan jumlah tetesan maksimum adalah 40 tetesmenit. 8. Pemberian oksitosin flask fls kedua dilanjutkan sampai terjadinya persalinan dimana dosis oksitosin yang diberikan sebesar 10 IU dengan jumlah tetesan 40 tetesmenit. 9. Induksi persalinan dikatakan gagal jika setelah pemberian oksitosin 10 IU per drips sebanyak 2 fls belum terjadi persalinan atau selama pemberian oksitosin terjadi maternal atau fetal distress. Eka Purnama Dewi R : Perbandingan Efektivitas Antara Misoprostol Dengan Kateter Foley Untuk Pematangan Serviks..., 2008 USU e-Repository © 2008

3.8. KERANGKA KERJA