Pengertian Motivasi Teori tentang Motivasi

secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan untuk kinerja organisasi melalui program pelatihan, pendidikan dan pengembangan.

II.3. Teori tentang Motivasi

II.3.1. Pengertian Motivasi

Motivasi Menurut Manullang 1998 berasal dari kata motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau sesuatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Sedangkan pengertian motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengerahkan dan mempertahankan perilaku, dengan kata lain dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakekat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasidorongan bagi karyawan untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi. Menurut Buchari 2000 motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang, motivasi adalah suatu proses psikologi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih berganti dengan istilah-istilah lainnya, seperti kebutuhan need, keinginan want, dorongan drive. Sementara Gibson dalam Suwarno 2006 mendefinisikan motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan Universitas Sumatera Utara yang memulai dan mengarahkan perilaku. Pendapat lain yang dikemukakan Stephen P. Robins 2006 motivasi adalah keinginan untuk berusahaberupaya sekuat tanaga untuk mencapai tujuan organisasi yang dikondisikanditentukan oleh kemampuan usahaupaya untuk memenuhi kebutuhan individual. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai motivasi sebagaimana telah diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan action atau activities dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan maupun mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena itu tidak akan ada motivasi jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan. Motivasi kerja diartikan sebagai sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja, atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja menurut Rivai 2006 adalah atasan, rekan kerja, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya. Doughlas Mc Gregor dalam Rivai 2004 mengemukakan dua pandangan yang saling bertentangan tentang kodrat manusia, yang dia sebutkan sebagai teori x dan teori y. Dalam teori x, Mc Gregor berasumsi bahwa “manusia pada dasarnya Universitas Sumatera Utara tidak senang bekerja dan tidak bertanggung jawab dan harus dipaksa bekerja”. Teori y didasarkan kepada asumsi bahwa “manusia pada dasarnya suka bekerja sama, tekun bekerja dan bertanggung jawab”. Teori x selanjutnya mengasumsikan adanya kesederhanaan di kalangan massa karena rata-rata manusia ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi yang relatif sedikit, menginginkan jaminan keselamatan dan lebih suka pengikut, sementara teori y dimulai dengan asumsi bahwa manajemen bertanggung jawab atas pengorganisasian unsur-unsur produksi, yaitu uang, bahan-bahan, peralatan dan karyawan tapi kesamaan itu berakhir di sini. Teori y mengemukakan, motivasi, potensi untuk berkembang, kapasitas untuk memikul tanggung jawab dan kesediaan untuk mengarahkan perilaku ke arah perwujudan tujuan-tujuan organisasi. Kesemuanya terdapat dalam diri individu tetapi menjadi tanggung jawab manajemen di dalam pengembangannya. Maslow, dalam Rivai 2004 telah mengembangkan sebuah teori motivasi, ia menyebutkan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dimasukkan ke dalam 5 lima kategori yang disusun menurut prioritas, yaitu: 1. Kebutuhan yang bersifat psikologis. 2. Kebutuhan akan jaminan keamanan. 3. Kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan yang bersifat pengakuan dan penghargaan. 5. Kebutuhan akan kesempatan mengembangkan diri. Mathis 2003 menyatakan, bahwa orang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki dorongan untuk berkembang dan tumbuh, serta ingin berhasil. Karakteristik Universitas Sumatera Utara pegawai yang berorientasi prestasi, pegawai bekerja keras apabila diperoleh kebanggaan pribadi atas upaya yang dilakukan, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mendapatkan balikan spesifik tentang prestasi di waktu lalu. Para manajer, cenderung mempercayai bawahannya sendiri, mau berbagi dan menerima gagasan secara terbuka, menetapkan tujuan tinggi, dan berharap bahwa pegawainya juga akan berorientasi prestasi. Mc Clelland et al. mengambil teori asalnya dengan konsep motif prestasi yang dikemukakan oleh Murray pada tahun 1938. Teori ini menyatakan, bahwa individu yang tinggi motivasi berprestasi, akan menunjukkan keutamaan yang tinggi kepada situasi yang sederhana, yaitu kemungkinan derajat mencapai keberhasilan dan kegagalan adalah sama. Sebaliknya, orang-orang yang rendah motivasi kerjanya, suka kepada situasi yang sangat sukar atau sangat mudah mencapai keberhasilan. Mc Clelland memberi ciri-ciri yang ada pada individu yang mempunyai motivasi kerjapencapaian yang tinggi: 1 Suka membuat kerja yang berkaitan dengan prestasi, 2 Suka mengambil risiko yang sederhana, 3 Lebih suka membuat kerja yang mana individu itu bertanggung jawab bagi keberhasilan kerja itu, 4 Suka mendapat kemudahan tentang kerja itu, 5 Lebih mementingkan masa depan daripada masa sekarang dan masa lalu, 6 Tabah apabila menemui kegagalan. Universitas Sumatera Utara Sifat-sifat tersebut dikatakan sebagai puncak yang membedakan seseorang. Seseorang individu itu lebih berhasil daripada individu yang lain karena mereka mempunyai keinginan pencapaian yang lebih tinggi. Keinginan ini memberi mereka motivasi untuk bekerja dengan lebih tekun. Individu dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi, lebih menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan suatu resiko dengan derajat menengah. Bila karakteristik-karakteristik ini berlaku, peraih prestasi tinggi akan termotivasi. Bukti dengan konsisten memperagakan, misalnya bahwa peraih prestasi tinggi, sukses dalam kegiatan wiraswasta, seperti menjalankan bisnis mereka sendiri dan mengelola unit mandiri di dalam sebuah organisasi yang besar. Beberapa langkah untuk mengembangkan motivasi berprestasi, adalah sebagai berikut. 1. Tujuan-tujuan atau hasil-hasil akhir dari kegiatan, harus bersifat khusus dan ditentukan dengan tegas; 2. Tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang diinginkan untuk dicapai, harus menunjukkan suatu tingkat resiko yang sedang untuk individu-individu yang terlibat. Ini berarti bahwa tujuan-tujuan harus mengandung resiko yang tinggi, sehingga akan mengejutkan atau menghalang-halangi individu yang terlibat; 3. Tujuan-tujuan harus mempunyai sifat sedemikian rupa, sehingga tujuan- tujuan tersebut sewaktu-waktu dapat disesuaikan sebagai jaminan situasi, terutama apabila tujuan-tujuan tersebut berbeda banyak; Universitas Sumatera Utara 4. Individu-individu harus diberi umpan balik yang seksama dan jujur mengenai prestasi mereka; 5. Individu-individu diberi tanggung jawab untuk suksesnya hasil dari kegiatan-kegiatan mereka. Tanggung jawab terhadap hasil-hasil ini, harus merupakan tanggung jawab yang sungguh-sungguh; 6. Penghargaan-penghargaan dan hukuman-hukuman dengan hasil kerja yang sukses atau yang gagal, harus dihubungkan dengan selayaknya dengan tujuan-tujuan hasil kerja. Artinya, harus ada penghargaan yang besar untuk hasil kerja yang besar, dan sebaliknya, hanya ada hukuman- hukuman yang ringan bagi mereka yang kegagalannya sedikit. Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi kerja pegawai dalam penelitian ini adalah persepsi peserta diklat terhadap suatu perangsangdorongan keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang pegawaipeserta bersemangat dalam melaksanakan tugasnya, karena terpenuhi kebutuhannya.

II.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi