Tabel 2.1 : Jumlah Jenis Produk Kredit Program dan Kredit Tabel 4.1 : Pengusaha UMKM di Kabanjahe Yang Tabel 4.2 : Pengusaha UMKM di Kabanjahe Yang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 : Jumlah Jenis Produk Kredit Program dan Kredit

Non Program ........................................................ 21

2. Tabel 4.1 : Pengusaha UMKM di Kabanjahe Yang

Mengajukan Kredit .............................................. 54

3. Tabel 4.2 : Pengusaha UMKM di Kabanjahe Yang

Menerima Kredit ................................................. 60 4. Tabel 4.3 : Pemanfaatan Kredit Oleh UMKM di Kabanjahe ............................................................ 61 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Benny Y. Bangun 2009. Analisis Pemanfaatan Dana Kredit Pemerintah yang Disalurkan Melalui Lembaga Perbankan Studi Kasus Terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Pembimbing, Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen, Bapak Drs. Raja Bongsu, MSi dan Ibu Dra. Yulinda,Msi selaku dosen penguji. Ekonomi usaha mikro kecil menengah UMKM selama ini telah memainkan peran yang cukup strategis dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional. Bahkan dalam periode paska krisis, UMKM tetap memperlihatkan kinerjanya sebagai katup pengaman perekonomian dengan menyediakan ragam lapangan usaha yang luas bagi angkatan kerja. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo pertumbuhan UMKM juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Penyaluran kredit bagi UMKM di Kabupaten Karo juga bertambah nilainya tiap tahun. Hal ini merupakan indikasi bagi pemacuan sector UMKM di Kabupaten Karo khususnya kota Kabanjahe. Penelitian ini merupakanpenelitian terhadap usaha mikro kecil menengah UMKM yang menerima dan memenfaatkan dana kredit pemerintah yang disalurkan meleui lembaga perbankan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah kredit terhadap UMKM yang disalurkan pemerintah melalui lembaga perbankan diterima dan memberikan manfaat bagi UMKM di Kabanjahe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit pemerintah yang disalurkan bagi UMKM di Kabanjahe memberikan manfaat bagi UMKM bagi pengembangan usahanya. Walaupun belum semua UMKM yang ada memanfaatkan kredit tersebut. Hasil ini dapat dilihat dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa kredit pemerintah yang diterima dapat dimanfaatkan untuk perluasan usaha, pertambahan tenaga kerja dan penambahan jenis usaha. Kata Kunci : Kredit Pemerintah, Usaha MIkro Kecil Menengah UMKM, Perbankan Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi usaha mikro kecil dan menengah UMKM selama ini telah memainkan peran yang cukup strategis dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional. Bahkan dalam periode paska krisis UMKM tetap memperlihatkan kinerjanya sebagai katup pengaman perekonomian dengan menyediakan ragam lapangan usaha yang luas bagi angkatan kerja. UMKM disini memiliki pengertian industry yang melibatkan 5-19 tenaga kerja untuk usaha kecil dan 20-99 orang tenaga kerja untuk usaha menengahBadan Pusat Statistik. Pertumbuhan produksi usaha menengah adalah yang paling dinamis. Kedua adalah usaha kecil dan yang ketiga adalah usaha besar. Ini merupakan pola umum, karena terjadi di banyak negara di mana yang tumbuh paling dominan bukan yang besar dan bukan juga yang yang kecil, tetapi yang menengah. Jenis UMKM Tahun 2003 Tahun 2005 Usaha Kecil 39,4 41,1 Usaha Menengah 14,8 15,6 Usaha Besar 45,5 43,3 Gambar 1. 1 Gambaran Perkembangan UMKM di Indonesia Sumber : Tempo Interaktif Sementara itu, UMKM di sektor pertanian mencapai 95 sektor perdagangan, hotel dan restoran jumlah UMKM mencapai 96,4, sektor bangunan sebanyak 66,4, pengangkutan dan komunikasi sebanyak 63,3. Sedangkan sisanya Universitas Sumatera Utara merupakan usaha besar Tempo Interaktif, 12 Mei 2005. Secara keseluruhan, jumlah UMKM dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2003 berjumlah 39,2 juta Jawa Pos,11 Maret 2003, sedangkan pada tahun 2005 telah mencapai 42 juta unit. Ini setara dengan dengan 99 persen dari total unit usaha yang ada. Sektor UMKM juga menyerap tenaga kerja yang besar yaitu mencapai 79 juta jiwa, dari sekitar 100 juta angkutan kerja di Indonesia. Tempo Interaktif, 8 Juni 2005. Oleh karena itu, UMKM sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional karena merupakan sarana penyediaan lapangan kerja serta menjadi penyangga kehidupan masyarakat. Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo pertumbuhan UMKM juga mengalami peningkatan. Hal tersebut mendorong timbulnya kebutuhan kredit untuk pengembangan usahanya. Penyaluran kredit UMKM di Kabupaten Karo hingga tahun 2007 mencapai sedikitnya Rp 2,4 Miliar.Harian Sinar Indonesia Baru, 3 Desember 2007. Dimana sebagian besar UMKM yang ada masuk ke dalam kelompok kredit mikro. Kredit mikro adalah kredit yang diterima oleh usaha produktif milik warga Indonesia yang memiliki hasil penjualan paling banyak Rp100 jutatahun dan dapat mengajukan kredit paling banyak Rp 50 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding pada periode yang sama tahun lalu Kabupaten Karo menerima sekitar Rp 1,9 miliar untuk kredit UMKM. Ini merupakan indikasi bagi pemacuan sektor UMKM di Kabupaten Karo, khususnya kota Kabanjahe. Penyaluran kredit ini telah membantu 3.291unit UMKM yang bergerak di berbagai bidang usaha, dimana pada periode yang sama tahun sebelumnya, kredit yang disalurkan pemerintah untuk UMKM dapat membantu Universitas Sumatera Utara sekitar 2.663 unit UMKM. Data di BI Sumatera Utara mengungkapkan penyaluran kredit UMKM di Sumatera Utara didominasi bank swasta nasional yang nilainya mencapai Rp 14.459 triliun, disusul bank pemerintah sebesar Rp 11,161 triliun, sedang bank asingcampuran menyalurkan Rp 518.279 miliar. www.waspada.co.id. Adapun bank yang berperan dalam penyaluran kredit kepada UMKM di kota Kabanjahe ialah Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, dan Bank Danamon Indonesia. Dari pertumbuhan penyaluran kredit UMKM bank swasta nasional juga paling ekspansif yaitu sebesar 50,74 sedang bank pemerintah hanya 15,86, sementara bank asing justru minus 47,58. Kualitas penyaluran kredit UMKM bank swasta nasional paling bagus. Hal itu terlihat dari posisi kredit bermasalahnya Non Performing loanNPL yang hanya 2,1 sementara bank pemerintah mencapai 4,25, sedang bank asingcampuran 6,21. Pesatnya pertumbuhan kredit bank swasta merupakan fenomena yang wajar karena secara umum bank swasta lebih fleksibel melayani nasabahnya. Dengan tidak mengabaikan aspek kehati-hatian, secara umum bank swasta lebih cepat dalam pemutusan kredit dibanding bank pemerintah yang cenderung masih dikendalikan dari pusat. Bank pemerintah dalam pemberian kredit skala tertentu masih harus menunggu keputusan kanwil, sedang pada bank swasta di tingkat kantor cabang sudah biasa diambil keputusan tersebut. Ini merupakan salah satu sebab mengapa ekspansi kredit bank pemerintah relatif lebih lamban. Meskipun penyaluran kredit pada sektor UMKM terus mengalami peningkatan tetapi dalam kenyataanya masih banyak UMKM yang menghadapi Universitas Sumatera Utara banyak kesulitan dalam hal pengajuan kredit. Ada beberapa alasan mengapa lembaga keuangan termasuk perbankan masih sulit diakses oleh UMKM antara lain: 1. Masih banyak UMKM yang belum memenuhi persyaratan bank teknis. 2. Masalah permodalan ternyata bukan merupakan kendala utama bagi UMKM. Permasalahan utamanya justru terkait dengan pemasaran, produksi, teknologi, SDM, administrasi, perijinan dan lain-lain. 3. Masih ada anggapan bahwa berhubungan dengan lembaga keuangan itu rumit, dan hanya orang-orang yang memiliki koneksi saja yang bisa mendapatkan kredit. Meskipun penyaluran kredit pemerintah semakin meningkat, tetapi masih banyak UMKM belum memanfaatkan dengan baik kredit yang disediakan pemerintah. Hal serupa diakui juga oleh Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali bahwa penyaluran kredit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM dari surat utang pemerintah SUP 2005 baru 70 persen dari alokasi Rp3,1 triliunWarta Ekonomi, 11 Agustus 2005. Berdasarkan uraian diatas , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PEMANFAATAN DANA KREDIT PEMERINTAH YANG DISALURKAN MELALUI LEMBAGA PERBANKAN STUDI KASUS TERHADAP USAHA KECIL DI KOTA KABANJAHE, KABUPATEN KARO” Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pemanfatan dana kredit pemerintah yang disalurkan melalui lembaga perbankan oleh usaha kecil yang terdapat di kota Kabanjahe.”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara variable yang akan diteliti Sugiyono,2006. Kerangka ini mengambarkan hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskriptifkan. Pemberian kredit dalam arti luas adalah berhubungan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pemberian kredit dari bank bagi para nasabahnya. Sedangkan dalam arti yang lebih spesifik, manajemen kredit adalah proses yang berhubungan dengan pembuatan keputusan kepemimpinan perbankan dalam pemberian kredit kepada nasabahnya. Sedangkan menurut Sinungan 1995:3, kredit pada dasarnya merupakan suatu proses yang terintegrasi antara sumber-sumber dana, alokasi dana yang dapat dijadikan kredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian, administrasi dan pengamanan kredit. Pemberian kredit usaha kecil oleh pemerintah bertujuan untuk memajukan kinerja usaha kecil dengan cara memberikan bantuan pinjaman modal bagi usaha kecil dengan bunga rendah. Dengan kebijakan tersebut, sebagai konsekuensinya pemerintah akan bertanggungjawab atas kelanjutan pembiayaan kredit program pada usaha kecil. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan model atau bagan kerangka konseptual dalam gambar 1.1 berikut ini: Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Sumber : Jeffry, 2005 diolah D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah yang diberikan maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Pemanfaatan dana kredit pemerintah melalui lembaga perbankan bagi usaha kecil di kota Kabanjahe.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan dana kredit pemerintah yang disalurkan melalui lembaga perbankan bagi usaha kecil di kota Kabanjahe.

2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang ingin diperoleh dengan diadakannya penelitian ini diperoleh: Kredit Pemerintah Lembaga Perbankan UMKM Kabanjahe Menerima Kredit Pemanfaatan Universitas Sumatera Utara a. Sebagai informasi masukan bagi Pemerintah Daerah PEMDA Kabupaten Karo mengenai keadaan UMKM di Kabupaten Karo di Kabanjahe khususnya, kendala-kendala yang dihadapi pengusaha UMKM dalam memperoleh kredit untuk bantuan modal usahanya sehingga PEMDA Karo dapat lebih memperhatikan dan menangani kendala-kendala tersebut agar UMKM di kota Kabanjahe dapat semakin berkembang. b. Bagi pelaku bisnis khususnya pengusaha UMKM, sebagai masukan pengetahuan serta informasi bagi pengusaha UMKM di kota Kabanjahe jika membutuhkan kredit pemerintah untuk pengembangan usaha. c. Bagi Fakultas Ekonomi USU, diharapkan dapat menambah atau memperluas khazanah penelitian yang ada. d. Bagi peneliti, memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam bidang UMKM. e. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional