6 tetapi ini umumnya selintas. Nekrosis tubular ginjal dan koma hipoglikemia
merupakan komplikasi yang jarang dari terapi dosis besar jangka lama. Asetaminofen dosis besar menyebabkan persediaan glutation di hati berkurang
dan N-asetil-benzokuinoneimin bereaksi dengan grup sulfihidril protein hati, membentuk ikatan kovalen. Dapat terjadi nekrosis hati, suatu kondisi yang sangat
serius dan berpotensi mengancam kehidupan.
2.1.3 Kegunaan
Asetaminofen merupakan pengganti yang baik untuk analgesik dan antipiretik aspirin pada penderita dengan keluhan saluran cerna dan pada mereka dengan
perpanjangan waktu perdarahan yang tidak menguntungkan. Asetaminofen merupakan analgetik dan antipiretis. Asetaminofen tidak mengantagonis obat
urikosurik probenesid dan karena itu dapat digunakan pada penderita gout yang mendapatkan obat itu.
2.2 Kofein
2.2.1 Sifat Fisikokimia
Rumus struktur :
Nama Kimia : 1,3,7-Trimetil xantin Rumus Molekul
: C
8
H10N
4
O2 Berat Molekul
: 194,19 Pemerian
: serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat putih,biasanya menggumpal, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah larut dalam
kloroform, sukar larut dalam eter. Depkes RI, 1995.
7
2.2.2 Farmakokinetik A. Absorpsi
Kafein per oral mudah diabsorbsi. Kafein tersebar ke seluruh tubuh termasuk otak. Obat dapat melewati plasenta janin dan disekresikan ke dalam
ASI. Dimetabolisme di hati dan metabolitnya dikeluarkan di dalam urin.
B. Efek Samping
Kafein dosis sedang menyebabkan insomnia, ansietas dan agitasi. Dosis tinggi diperlukan untuk memperlihatkan toksisitas berupa muntah dan konvulsi.
Dosis letal sekitar 10 g kira-kira 100 cangkir kopi yang menimbulkan aritmia jantung. Kematian karena kafein sangat tidak mungkin. Letargi, iritabel dan sakit
kepala terjadi pada pengguna yang secara rutin minumg lebih dari 600 mg kopi per hari sekitar 6 cangkir kopi per hari dan mendadak berhenti. Mycek, 2001.
2.2.3 Kegunaan