Gambaran Umum Reksa Dana Pendapatan Tetap

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Reksa Dana Pendapatan Tetap

Sesuai dengan Peraturan Bapepam IV.C.3, Reksadana Pendapatan Tetap RDPT adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Intinya, reksadana ini mempunyai portofolio dalam obligasi dan pendapatan tetap lainnya. Reksadana ini juga harus menyiapkan dana dalam bentuk kas untuk membayar investor yang keluar dari reksadana tersebut. Banyak pihak berpandangan bahwa RDPT sanagat layak untuk investor berumur 50 tahun sampai dengan 60 tahun sampai dengan investasi pada instrumen berisiko. Adler Haymans Manurung, 2008 : 22 Menurut Sapto Rahardjo 2004 : 159-160, reksadana Fixed Income adalah reksadana yang portofolio investasinya fokus pada instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi. Jenis reksadana pendapatan tetap mengandalkan penghasilan dari tingkat suku bunga kupon yang sifatnya stabil dari instrumen obligasi tersebut. Sebagai contoh, komposisi investasi reksadana pendapatan tetap bisa berbanding 80 investasi pada instrumen obligasi dan sisanya, sebanyak 20 pada instrumen pasar uang berbentuk deposito perbankan. 72 Kebijakan investasi reksadana pendapatan tetap, biasanya mengalokasikan dana investasinya pada instrumen obligasi yang bisa dibeli melalui proses penawaran umum pasar perdana atau dengan melakukan transaksi pembelian obligasi pada pasar sekunder ; harga pokok obligasi bisa di atas nilai harga par nilai nominal obligasi. RDPT merupakan jenis reksadana terbesar dibandingkan reksadana jenis lain. Besarnya minat investor terhadap reksadana ini tidak terlepas dari ciri khas investor Indonesia yang menginginkan risiko rendah, aman, dan tingkat pengembalian cukup ; semua hal tersebut terpenuhi reksadana ini. RDPT dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu : a. Reksadana Pendapatan Tetap berdasarkan penerbit b. Reksadana Pendapatan Tetap berdasarkan kupon Salah satu RDPT berdasarkan penerbit yaitu Reksadana Obligasi Pemerintah RDOP. Reksadana ini mempunyai portofolio yang semuanya obligasi yang dikeluarkan pemerintah, walaupun ada sedikit alokasi untuk kas atau pasar uang dalam menjaga penarikan dari investor, dan sesuai dengan peraturan serta etika mengelola portofolio. RDPT yang berdasarkan kupon yaitu dikenal dengan reksadana berisiko tinggi yaitu portofolionya merupakan obligasi yang memberikan kupon tinggi tetapi kemungkinan tidak bayar juga tinggi. Adler Haymans Manurung, 2008 : 23-24 Investor yang membeli reksadana pendapatan tetap akan mendapatkan keuntungan dan risiko berikut. 73 Keuntungan membeli reksadana pendapatan tetap : a. Tingkat risiko yang relatif stabil Tingkat penghasilan obligasi adalah berbentuk kupon yang jumlahnya telah ditetapkan sebelumnya. Dengan tingkat penghasilan kupon yang dapat diprediksi sebelumnya, tipe investor reksadana fixed income kebanyakan adalah tipe investor yang konservatif. b. Alternatif memiliki obligasi dengan modal relatif kecil Dengan membeli reksadana pendapatan tetap investor individu yang memiliki dana terbatas bisa merasa memiliki obligasi dengan nominal yang biasanya sebesar Rp 1 Miliar. Investor hanya mengandalakan modal kecil senilai Rp 1 jutaUnit penyertaan. Dengan demikian, investor dapat dikatakan telah memiliki obligasi. c. Kinerja berdasarkan pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga Indikator dan faktor penentu reksadana pendapatan tetap bergantung pada tren fluktuasi tingkat suku bunga di pasar uang. Apabila tingkat suku bunga naik, harga obligasi cenderung mengalami penurunan dan apabila tingkat suku bunga turun, harga obligasi cenderung meningkat. 74 Kelemahan membeli reksadana pendapatan tetap : Tingkat return yang tidak bisa berfluktuasi tinggi Dengan memiliki reksadana obligasi, invvestor jangan berharap mendapatkan keuntungan yang tinggi dan cukup melonjak, seperti yang didapatkan dari keuntungan reksadana saham. Keuntungan investasi pada reksadana pendapatan tetap cenderung diasumsikan berdasarkan tingkat pendapatan suku bunga obligasi yang ada. Sapto Rahardjo, 2004 : 161-164 Investor yang melakukan investasi pada reksadana ini akan menghadapi risiko sebagai berikut : a. Risiko perubahan tingkat bunga Risiko ini timbul karena pemerintah Bank Indonesia melakukan kebijakan kenaikan penurunan tingkat bunga. Naiknya tingkat bunga menyebabkan harga obligasi dalam portofolio mengalami penurunan dan juga sebaliknya. Peurunan harga obligasi mengakibatkan NAB mengalami penurunan. b. Risiko penarikan secara bersamaan Penarikan secara bersamaan yang cukup besar membuat pengelola harus menjual portofolio dengan harga tidak wajar, sehingga NAB yang diperoleh investor lebih kecil. NAB yang kecil ini bukan saja diterima oleh investor yang 75 akan keluar dari reksadana tetapi juga diterima oleh investor yang masih belum keluar dari reksadana. c. Risiko kelangkaan instrumen investasi sejenis Risiko ini merupakan risiko hilangnya kesempatan investasi pada instrumen yang sejenis dengan risiko yang sama. d. Risiko daya beli Adanya inflasi yang terus dan inflasi tersebut secara kumulatif melebihi tingkat pengembalian yang diberikan oleh reksadana. Akibatnya, perkembangan kekayaan atas investasi tidak mampu membeli barang yang sama sebelum dana diinvestasikan pada reksadana, dikenal dengan risiko daya beli. Adler Haymans Manurung, 2008 : 24-26 Jumlah reksadana dengan jenis produk obligasi cenderung meningkat karena kinerja pendapatan yang cukup membaik dibandingkan kinerja reksadana yang mengelola peroduk saham. Reksadana yang berbasis saham memberikan potensi risiko yaitu tingkat fluktuasi pendapatannya searah dengan fluktuasi harga saham yang ada di Bursa Efek Jakarta. Selama lima tahun terakhir ini, kinerja harga saham di BEJ masih terpuruk, sehingga memberikan potensi kerugian yang cukup tinggi bagi investor dan mengakibatkan kinerja reksadana portofolio saham mengalami keterpurukan. Berbeda dengan reksadana yang berbasis obligasi, tingkat return yang diberikan minimal bisa mendekati tingkat 76 kupon yang ada pada obligasi setelah dikurangi manajemen fee atas pengelolaan reksadana tersebut. Sapto Rahardjo, 2004 : 200

2. Mekanisme Reksadana