Dimana : c = Closing price harga yang terjadi untuk emiten ke-i.
n = jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan
indeks jumlah saham yang tercatat untuk emiten ke-i
N = jumlah emiten yang tercatat di BEI
Nilai dasar adalah kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali harga perdana. Perhitungan Indeks di BEI menggunakan metode
weighted average pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar.
Kelemahannya, jika ada saham yang mempunyai jumlah saham yang sangat besar, maka saham tersebut akan sangat mendominasi
pergerakan indeks, sehingga tidak lagi menggambarkan pergerakan pasar secara keseluruhan. Contohnya : pada tanggal 5 April 2009,
Bank Syariah X mencatatkan saham sebanyak 217,3 miliar lembar atau 53 dari jumlah seluruh saham yang tercatat di BEI. Akibatnya bobot
Bank Syariah X sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan indeks. Jika harganya berubah 1 point Rp 25 maka indeks akan
berubah sebesar 10.862 point atau 2,75.
b. SBI
Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka
waktu pendek 1-3 bulan dengan sistem diskontobunga.
35
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual
SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak
awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme BI rate suku bunga BI, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan
BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti
pelelangan. Beberapa uraian penting tentang SBI dijelaskan sebagai berikut
Khomarul Hidayat, 2006 : 43 : 1
Pengertian SBI SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang
diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.
2 Tujuan Penerbitan SBI
Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah
uang primer uang kartal + uang giral di SBI yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI diterbitkan dan
dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
36
3 Karakteristik SBI
Terdapat beberapa karakteristik SBI, antara lain : Siamat : 2004
a Jangka waktu maksimum 12 bulan bulan dan sementara
diterbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan. b
Denominasi : dari yang terendah Rp 50 juta sampai ynag tertinggi Rp 100 miliar.
c Pembelian SBI oleh masyrakat minimal Rp 100 juta, dan
selebihnya dengan kelipatan Rp 50 juta. d
Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai yang diperoleh dari rumus berikut ini :
Nilai nominal x 360 360 + Tingkat Diskonto x Jangka Waktu
e Pembeli SBI memeroleh hasil berupa diskonto yang dibayar
di muka. Besarnya diskonto adalah nominal dikurangi dengan nilai tunai.
f Pajak Penghasilan PPh atas diskonto dikenakan secara final
sebesar 15 4
Tata cara transaksi penjualan SBI a
penjualan SBI dilakukan melalui lelang. Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari selasa
37
b lelang dilakukan setiap hari rabu dan dapat diikuti oleh seluruh
bank umum, pialang pasar uang dan pilanag pasar modal dengan penyelesaian transaksi hari kamis.
c dalam pelaksanaan lelang, masing-masing peserta mengajukan
penawaran jumlah SBI yang ingin dibeli beserta tingkat diskontonya. Pemenang lelang akan di prioritaskan pada peserta
yang mengajukan penawaran tingkat diskonto yang relatif rendah, dengan batasan atas jumlah SBI yang dilelang. Contoh
ada 6 peserta lelang, dan jumlah SBI yang dilelang adalah Rp 5 miliar. Peserta A, B, dan C sudah dinyatakan sebagai pemenang
dengan jumlah total penawaran Rp 4,5 miliar dan tingkat diskonto yang lebih rendah dari peserta DEF. sisanya Rp 500
juta diperebutkan oleh peserta DEF, dan pemenangnya adalah D karena tingkat diskontonya lebih rendah dari peserta EF.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Contoh Hasil Lelang SBI
Target Lelang Rp 5 Miliar
Peserta Jumlah penawaran Suku bunga
Jumlah kumulatif A Rp
1.500.000.000 20 1.500.000.000
B 1.000.000.000 26 2.500.000.000 C 2.000.000.000 30 4.500.000.000
D 2.000.000.000 34 5.000.000.000 E 730.000.000 37
- F 1.200.000.000 40
- Sumber : Khomarul Hidayat, 2006
38
Keterangan : Peserta A, B, dan C menang lelang
Peserta D menang sebagian Rp 500 juta Peserta E dan F kalah lelang
c. Kurs