Negara lain seperti penjuaan Boeing kepada British Airways akan meningkatkan ekspor neto AS.
e. Inflasi
Definisi inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung terus menerus. Kenaikan
harga satu atau dua barang tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan harga tersebut meluas kemana-mana. Abimanyu, 2004 : 13 dalam
Khomarul Hidayat, 2006 : 46 Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kenaikan satu atau
beberapa barang pada saat tertentu dan hanya “sementara” belum tentu menimbulkan inflasi.
Menurut Murni 2006 : 203 dalam Khomarul Hidayat 2006 : 46 mendefinisikan inflasi sebagai suatu kejadian yang menunjukkkan
kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. Berdasarkan definisi ini ada tiga kriteria yang perlu diamati
untuk melihat telah terjadinya inflasi, yaitu kenaikan harga, bersifat umum dan terjadi terus menerus.
Inflasi merupakan bagian dari keadaan perekonomian yang akan dialami oleh suatu negara, hanya saja setiap negara memiliki
tingkat inflasi yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat inflasi dapat menggunakan Indeks Harga Konsumen.
Selain itu dalam beberapa istilah penggunaan inflasi digunakan untuk mengartikan peningkatan persedian uang, yang kadangkala
45
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Beberapa ekonom dari beberapa sekolah di Austria masih menggunakan arti ini dan
peningkatan harga-harga. Inflasi yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda-beda. Babarapa penyebab inflasi
diantaranya bisa disebabkan oleh sektor ekspor impor, tabungan atau investasi, pengeluaran dan penerimaan negara, sektor pemerintah dan
swasta. Menurut Ronny Pramulia 2009 : 23, inflasi adalah gejala
kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Tingkat harga yang melambung sampai 100 atau lebih dalam
setahun hyperinflasi, akan menyebankan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mata uang, sehingga masyarakat akan cenderung
untuk menyimpan aktiva mereka dalam bentuk lain instrumen investasi selain deposito.
Menurut Sukirno 2004, berdasarkan derajatnya, inflasi dibedakan menjadi sebagai berikut:
a. Inflasi ringan, terjadi apabila kenaikan harga berada dibawah
angka 10 setahun. b.
Inflasi sedang, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 10- 30 setahun.
c. Inflasi berat, terjadi apabila kenaikan harga berada antara 30-
100 setahun.
46
d. Hiperinflasi inflasi tak terkendali, terjadi apabila berada di atas
100 setahun. Menurut Sukirno 2004:333, berdasarkan kepada sumber atau
penyebabnya kenaikan harga-harga berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut:
a. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi
menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi
mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran-pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi.
b. Inflasi Desakan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalambiaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah
atau kenaikan upah. Inflasi ini terurama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika pengangguran
adalah sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha
menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerjaan baru dengan
tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini
47
mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang.
c. Inflasi Diimpor
Kenbaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-arga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah
produksi dalam negeri. Inflasi ini aka nada apabila barng-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang
penting dalam kegiatan pengeluaran-pengeluaran perusahaan. Menurut Sukirno 2004: 338, efek-efek buruk dari inflasi
yaitu sebagai berikut : 1.
Inflasi dan Perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menggalakkan
perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.
Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan
tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-
barang Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selamjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga
produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi
48
menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti
oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran
akan memburuk. 2.
Inflasi dan Kemakmuran Rakyat Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan
ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
3. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan
harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu- individu yang berpendaptan tetap. Sehingga daya beli masyarakat
juga akan menurun. 4.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk
uang. Simpanan di bank, simpanan tunia, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan.
Nilai riinya akan menurun apabila inflasi berlaku. 5.
Memperburuk pembagian kekayaan Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan
49
pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjualpedagang dapat
mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan
berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjualpedagang akan menjadi semakin tidak merata
Menurut Sukirno 2004 :354, kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu:
1. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi
pengeluaran pemerintah. 2.
Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit.
3. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat
mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas pajak atas bahan mentah,
melakukan penetapan harga, menggalakkan pertambahan produkso dan perkembangan teknologi
50
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Homan Tanamas, Thomas Hartono, dan Ronald 2006 menyatakan bahwa dari hasil pengujian yang
dilakukan, faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan return Reksadana Pendapatan Tetap adalah return SBI, diikuti oleh perubahan kurs rupiah dan
harga emas. Sebagian besar variabel ekonomi makro yang diuji hanya memberikan
pengaruh yang tidak besar terhadap tingkat return RDPT, mungkin hal ini karena di Indonesia, para nasabah reksadana menggunakan informasi yang
salah yang ada di pasar atau hanya ikut-ikutan, tanpa melihat pasar secara keseluruhan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Muthalib 2005 ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh secara simultan dari
variabel variabel makro ekonomi yaitu pertumbuhan pendapatan nasional bersih,pertumbuhan jumlah uang yang beredar,tingkat inflasi,tingkat suku
bunga SBI dan perubahan nilai rupiah terhadap kurs dollar terhadap tingkat kinerja reksadana saham dalam menghasilkan return NAB, akan tetapi
terdapat pengaruh secara parsialindividu dari variabel variabel makro ekonomi yaitu pertumbuhan pendapatan nasional bersih terhadap tingkat
kinerja reksadana saham dalam menghasilkan return NAB. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar variabel makro ekonomi yang diuji
ternyata hanya memberikan kontribusi atau pengaruh yang sangat kecil terhadap pergerakan tingkat pengembalian investasi reksadana saham
51