Kebijakan investasi reksadana pendapatan tetap, biasanya mengalokasikan dana investasinya pada instrumen obligasi yang bisa
dibeli melalui proses penawaran umum pasar perdana atau dengan melakukan transaksi pembelian obligasi pada pasar sekunder ; harga
pokok obligasi bisa di atas nilai harga par nilai nominal obligasi.
11. Mengukur Kinerja Reksadana
a. Metode Sharpe
Menurut Eko Priyo Pratomo, dkk, 2004 : 195-196, pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut
premium atas risiko risk premium. Risk premium adalah perbedaan antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan rata-rata
kinerja investasi yang bebas risiko. Dalam pembahasan ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari SBI.
Pengukuran Sharpe diformulasikan sebagai ratio risk premium terhadap standar deviasinya :
Keterangan : S
RD
= KINERJA
S
RD
= nilai ratio Sharpe Kinerja
RD
= rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu Kinerja
RF
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub perode tertentu σ
= standar deviasi reksadana untuk sub periode tertentu.
RD
-KINERJA
RF
σ
29
Standar deviasi σ merupakan risiko fluktuasi reksadana yang
dihasilkan karena berubah-ubahnya laba yang dihasilkan dari sub periode ke sub periode lainnya selama seluruh periode. Dalam teori
portofolio standar deviasi merupakan penjumlahan dari risiko pasar systematic risk dan unsystematic risk.
Dengan membagi risk premium dengan standar deviasi, Sharpe mengukur risk premium yang dihasilkan per unit risiko yang diambil.
Pengetiannya adalah sebagai berikut. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan jaminan bunga sebesar R
f
. Invesatsi pada portofolio reksadana mengandung risiko sehingga diharapkan
menghasilkan tingkat laba yang lebih besar dari R
f
. Sharpe mengukur berapa perbedaan R
j
– R
f
atau risk premium yang dihasilkan untuk tiap unit risiko yang diambil. Dengan memperhitungkan risiko, makin tinggi
nilai pengukuran Sharpe, makin baik kinerja reksadana. Eko Priyo Pratomo, dkk, 2004 : 195-196
b. Metode Treynor
Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan pada risk premium
, seperti halnya Sharpe. Namun, dalam Treynor digunakan pembagi beta
β yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Beta dalam konsep CAPM merupakan risiko sistematik
risiko pasar. Agus Dharma, 1997 : 148 Pengukuran dengan metode Treynor diformulasikan sebagai berikut :
T
RD
= KINERJA
RD
-KINERJA
RF
β 30
Keterangan : T
RD
= nilai ratio Treynor Kinerja
RD
= rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu Kinerja
RF
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub perode tertentu β = slope persamaan garis hasil regresi linier
Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio
reksadana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun peringkatnya lebih rendah untuk
pengukuran Sharpe. Portofolio reksadana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis
pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio
tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. Oleh karenanya kedua pengukuran tersebut sebaiknya dilakukan bersama. Agus Dharma,
1997 : 149
c. Metode Jensen