Mempertahankan Kesejahteraan Oleh Peneriman BLT

Selanjutnya pada tabel 23 dibawah ini telah disajikan data responden konsumsi beras keluarga dalam sehari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

5.6 Mempertahankan Kesejahteraan Oleh Peneriman BLT

Tabel 5.6.1 Distribusi Responden Banyaknya Konsumsi Beras Keluarga Dalam sehari No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 2 KgHari 1-2 KgHari 1 KgHari 9 25 6 22,5 62,5 15 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.1 menunjukkan bahwa responden penerima BLT yang mengkonsumsi beras 2 KgHari sebanyak 9 orang 22,5 sedangkan yang mengkonsumsi beras 1-2 KgHari sebanyak 25 orang 62, 5 dan yang paling rendah 1 Kg Hari sebanyak 6 orang atau sebesar 15 . Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden penerima BLT mengkonsumsi beras 1-2 Kghari kemudian yang mengkonsumsi 1 KgHari dan yang paling sedikit 1 KgHari. Selanjutnya pada tabel 5.6.2 telah disajikan data responden harga beras yang dikonsumsi perkg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.2 Distribusi Responden Harga Beras Yang Dikonsumsi PerKg No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Lebih dari Rp.6000 Antara Rp.5000-Rp.6000 Kurang dari Rp. 5000 15 16 9 37,5 40 22,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.2 menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi beras dengan harga lebih dari Rp.6000 sebanyak 15 orang atau 37,5 kemudian yang mengkonsumsi beras dengan harga Rp.5000-Rp.6000 sebanyak 16 orang atau sebesar 40 , yang mengkonsumsi beras kurang dari Rp.5000 sebanyak 9 orang atau 22,5 . Responden penerima BLT yang mengkonsumsi harga beras lebih dari Rp.6000 jika dihitung dari harga beras di pasaran sudah tergolong mampu dan yang mengkonsumsi beras antara Rp.5000-Rp.6000 adalah yang termasuk untuk kalangan menengah. Yang bisa dikatakan miskin adalah jika mengkonsumsi beras kurang dari Rp.5000 karena ini disebur beras catu, beras yang paling murah sesuai kriteria penerima bLT mereka layak menerima BLT karena konsumsi beras yang tidak maksimal selain itu data ini menunjukkan kepada kita bahwa BLT tidak membantu mereka untuk dapat mengkonsusmsi beras dengan harga yang mahal dan sesuia standar. Selanjutnya pada tabel 5.6.3 ini telah disajikan data responden berapa kali makan dalam sehari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.3 Distribusi Responden Berapa Kali Makan Dalam Sehari No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Tiga Kali Sehari Dua Kali Sehari 15 25 37,5 62,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.3 memperlihatkan bahwa responden yang tiga kali makan sehari sebanyak 15 orang atau 37,5 , yang makan dua kali sehari sebanyak 25 orang atau sebesar 62,5 . Yang makan satu kali sehari responden tidak ada. Data ini memperlihatkan bahwa responden masih banyak yang memang makan hanya dua kali sehari tidak sesuai dengan standard kesehatan yang baik makan tiga kali sehari. Jika melihat data ini kita bisa melihat bahwa para penerima BLT belum mampu mempertahankan ekonomi keluarga ataupun menambah dengan hadirnya BLT. Dari data ini ditunjukkan bahwa penerima BLT masih ada belum mampu memenuhi kebutuhan makannya dengan makan 3 kali sehari. Sesuai kriteria data dari BPS untuk penerima BLT adalah jika makannya 1 atau 2 kali sehari, dari data ini kita bisa melihat bahwa responden yang makan 2 kali sehari adalah responden yang masih termasuk miskin sesuai kriteria BPS. Selain itu hal lain yang bisa disimpulkan adalah bahwa responden penerima BLT belum mampu untuk memenuhi frekuensi makan yang baik yaitu 3 kali makan dalam sehari. Selanjutnya pada tabel 5.6.4 telah disajikan data responden makanan bervariasi dalam satu hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.4 Distribusi Responden Menu Makanan Bervariasi Dalam Satu Hari No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Ya Kadang-kadang Tidak Pernah 10 24 6 25 60 15 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari ditribusi responden Tabel 5.6.4 kita bisa melihat bahwa responden yang menjawab Ya sebanyak 10 orang atau sebesar 25, yang menjawab kadang- kadang 24 orang atau sebesar 60, sedangkan yang menjawab Tidak Pernah 6 orang atau sebesar 15. Dari data ini kita bisa melihat bahwa masih ada masyarakat yang makanannya hanya telur saja selama sekian lama atau hanya makan ikan yang harganya murah sekali. Dan dari data ini kita bisa melihat jelas bahwa tidak semua penerima BLT layak menerima BLT seperti responden yang menu makanannya bervariasi dalam satu hari hal ini berbeda dengan kriteria yng ditetetapkan oleh BPS. Selanjutnya pada tabel 5.6.5 telah disajikan data responden makan daging dalam seminggu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.5 Distribusi Responden Makan Daging Dalam Seminggu No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Dua kali atau lebih Satu Kali Tidak Pernah 5 7 28 12,5 17,5 70 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.5 yaitu distribusi responden berapa kali makan daging dalam seminggu menunjukkan bahwa responden penerima BLT yang makan daging dua kali atau lebih sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 dan yang makan daging satu kali dalam seminggu sebanyak 7 orang atau sebesae 17,5. Sedangkan Responden yang menjawab Tidak Pernah adalah sebesar 28 orang atau 70. Ini menggambarkan bahwa keluarga responden yang tidak pernah makan daging dikarenakan tingginya harga daging, sehingga responden mengkonsumsi daging bila ada acara pesta dan perayaan hari besar keagamaan. Menurut pendapat mereka bahwa konsumsi daging merupakan makanan kelas menengah keatas yang tidak bisa mereka penuhi karena untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sulit.sesuai data ini kita bisa melihat bahwa adanya BLT tidak membentu mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka karena mereka tidak mampu mengkonsumsi daging untuk sumber kesehatan juga yang mengandung vitamin. Selanjutnya pada tabel 5.6.6 telah disajikan data responden frekuensi makan telur dalam seminggu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.6 Distribusi Responden Frekuensi Makan Telur Dalam Seminggu No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 8 22 10 20 55 25 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.6 menunjukkan bahwa responden penerima BLT yang sering makan telur dalam seminggu sebanyak 8 orang atau sebesar 20 , yang makan telur kadang-kadang dalam seminggu sebanyak 22 orang atau sebesar 55 . Sedangkan yang tidak pernah makan telur sebanyak 10 orang atau sebesar 25 . Menurut responden yang kadang-kadang makan telur 55 mereka mengkonsumsi telur karena lebih murah dibandingkan dengan lauk pauk lainnya. Selanjutnya pada tabel 5.6.7 telah disajikan data responden sumber utama air minum dirumah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.7 Distribusi Responden Sumber Utama Air Minum Dirumah No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Air Dalam Kemasan 5 12,5 Universitas Sumatera Utara 2 3 SumurAir Leding Air Sungai, Air Hujan 29 6 72,5 15 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.7 menunjukkan bahwa responden yang sumber air utama air minum dirumah yang jawabannya air dalam kemasan sebesar 5 orang atau sebesar 12,5 . Yang menjawab sumurair leding sebanyak 29 orang atau sebesar 72,5 , sedangkan yang menjawab air sungai, air hujan sebanyak 6 orang atau sebesar 15 . Jika melihar kriteria miskin yang dikeluarkan oleh BPS bahwa kita bisa melihat responden yang benar-benar dikatakan miskin adalah sebanyak 6 orang yang sumber air utamanya dari air sungaihujan. Memang sesuai kriteria yang dibuat oleh BPS yang disebut miskin juga yang sumber air utamanya adalah dari air sumur yang tidak terlindungi, tetapi selama pengamatan peneliti selama dilapangan sebagian sudah membuat suatu alat untuk menyaring air, sehingga bisa digunakan untuk air minum. Sebagian juga memang langsung meminum setelah diambil ari sumur tanpa terlebih dahulu menyaringnya. Selanjutnya pada tabel 5.6.8 telah disajikan data responden frekuensi minum susu dalam seminggu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.8 Distribusi Responden Frekuensi Minum Susu Dalam Seminggu No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Satu Kali Tidak Pernah 13 27 32,5 67,5 Jumlah 40 100 Universitas Sumatera Utara Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.8 memperlihatkan bahwa responden yang yang menjawab satu kali minum susu dalam seminggu sebanyak 13 orang atau sebesar 32,5 dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 27 orang atau sebesar 67, 5 . Responden mengatakan bahwa harga susu sangat mahal, sehingga anak bayi hanya diberikan ASI saja, sedangkan anak-anak mereka yang masih kecil yang seharusnya masih minum susu, mereka membiarkan saja tidak diberi minum susu. Dari data ini kita bisa melihat bahwa responden penerima BLT lebih banyak yang belum mampu membeli susu untuk anak-anak mereka. Padahal dalam kenyataanya dengan meminum susu anak-anak mereka akan sehat dan cerdas. Selanjutnya pada tabel 5.6.9 telah disajikan data responden memiliki kartu kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.9 Distribusi Responden Memiliki Kartu Kesehatan No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Ya Tidak Tahu 30 10 75 25 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.9 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kartu kesehatan 30 orang atau sebesar 75, sedangkan yang menjawab tidak tahu 10 orang atau sebesar 25. Sedangkan yang tidak memiliki sama sekali tidak ada. Dari data ini kita bisa melihat penduduk miskin sulit untuk mendapatkan kartu sehat yang mana Universitas Sumatera Utara sangat penting bagi mereka untuk digunakan agar mempermudah mereka dalam berobat jika ada yang sakit. Inilah kenyataan yang terjadi ditengah-tengah masyarkat kita terutama kalangan miskin. Mereka lebih memilih untuk berobat tradisional dan jika memang tidak ada biaya akan berdiam dirumah tanpa pergi berobat. Sehingga banyak yang meninggal tanpa ada perobatan dan perawatan bagi penderita yang mengidap sakit. Selanjutnya pada tabel 5.6.10 telah disajikan data responden anggota keluarga sering sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.10 Distribusi Responden Anggota Keluarga Sering Sakit No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Ya Kadang-kadang 15 25 45 62,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel distribusi responden yang anggota keluarganya sering sakit sebanyak 15 orang atau 45 , dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 25 orang atau 62, 5 . Respoden yang menjawab tidak pernah tidak ada. Penerima yang sering sakit selama pengamatan peneliti adalah yang memang kondisi lingkungan dan makanan yang tidak sehat dan tidak bersih, sehingga perlu peningkatan kebersihan bagi lingkungan mereka. Data ini menunjukkan bahwa penerima BLT rata-rata anggota keluarganya sering sakit lebih banyak dibandingkan yang kadang-kadang. Dan data ini juga menunjukkan bahwa penerima BLT tidak ada anggota keluarganya yang tidak Universitas Sumatera Utara pernah sakit. Kenyataan selama ini golongan yang termasuk kategori miskin cenderung sering terkena sakit karena mungkin disebabkan lingkungan yang kurang sehat dan makanan yang juga kurang terjaga kebersihannya. Selanjutnya pada tabel 5.6.11 telah disajikan data responden kemana dibawah berobat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.11 Distribusi Responden Kemana Dibawa Berobat Jika Sakit No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Dokter MantriBidan Di rumah Saja 2 30 8 5 75 20 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel distribusi responden jika sakit dibawah berobat keman menunjukkan bahwa responden yang jika anggota keluarganya sakit yang membawa berobat ke dokter sebanyak 2 orang atau 5 , yang membawa ke mantribidan sebanyak 30 orang atau 75 dan yang membiarkan dirumah saja dan tidak membawa berobat sebanyak 8 orang atau sebesar 20 . Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang membawa ke mantri kemudian dirumah saja dan hanya sedikit yang membawa ke dokter. Hal ini mungkin dipengaruhi kaarena biaya berobat yang mahal jika dibawa ke dokter. Mengingat mereka tidak mempunyai biaya yang cukup untuk berobat ke dokter karena mahal. Jika melihat selama pengamatan peneliti dilapangan rumah sakit memadai disana dan juga tenaga Universitas Sumatera Utara kesehatan tetapi mereka tidak mampu berobat kesana dengan alasan biaya mahal dan tidak terjangkau mereka. Selanjutnya pada tabel 5.6.12 telah disajikan data responden biaya berobat lebih dari Rp.10.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.12 Distribusi Responden Biaya Berobat Lebih Dari Rp. 10.000 No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Ya Tidak Tahu Tidak 5 15 20 12,5 45 50 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.12 menunjukkan bahwa responden yang biaya berobatnya lebih dari Rp.10.000 adalah sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 dan responden yang tidak tahu sebanyak 15 orang atau sebesar 45 , responden yang menjawab tidak leih dari Rp.10.000 sebanyak 20 orang atau sebesar 50 . Data ini menunjukkan bahwa responden yang mengeluarkan kurang dari Rp.10.000 lebih banyak yaitu sebesar 50 dan yang tidak tahu sebanyak 45 dan yang mengeluarkan lebih dari Rp.10.000 sebanyak 12,5 . Dari data diatas menunjukkan bahwa memang penerima BLT belum mampu mengeluarkan lebih dari Rp.10.000 untuk biaya perobatan, karena kondisi obat-obatan yang mahal dan tidak terjangkau oleh mereka. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada tabel 5.6.13 telah disajikan data responden jumlah anggota keluarga yang bersekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.13 Distribusi Responden Jumlah Anggota Keluarga Yang Bersekolah No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Tidak ada 1-2 Orang 3-4 Orang 5 25 10 12,5 62,5 25 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Distribusi responden yang memperlihatkan jumlah anggota keluarga yang bersekolah seperti pada tabel 5.6.13 memperlihatkan bahwa responden yang anggota kelaurganya tidak ada bersekolah sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 . Yang jumlah anggota keluarganya bersekolah 1-2 orang 25 orang atau sebesar 62,5 , responden yang menjawab 3-4 orang sebanyak 10 orang atau sebesar 25 . Ini memperlihatkan bahwa responden yang anggota kelaurganya bersekolah 1- 2 orang sebesar 62,5 lebih banyak kemudian diikuti yang anggota kelaurganya bersekolah 3-4 orang sebanyak 10 orang atau sebesar 25 dan paling kecil adalah yang anggota keluarganya tidak ada bersekolah sebanyak 12,5 . Dari data distribusi responden diatas menunjukkan bahwa memang dengan jumlah anggota kelaurga yang bersekolah tersebut belum mampu menyekolahkan semua anak- Universitas Sumatera Utara anak mereka. Jika anggota keluarga ada 4 orang maka rata-rata yang bisa disekolahkan hanyak 2 orang. Ini menunjukkan bahwa dengan adanya BLT belum mampu membantu mereka untuk menyekolahkan anak-anaknya. Selanjutnya pada tabel 5.6.14 dibawah ini telah disajikan data responden anggota keluarga sedangsudah tamat dari perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.14 Distribusi Responden Anggota Keluarga SedangSudah Tamat Dari Perguruan Tinggi No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Tidak Tahu Tidak 10 30 25 75 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.14 memperlihatkan bahwa responden yang anggota keluarganya sedangsudah tamat dari perguruan tinggi yang menjawab ya tidak ada, kemudian yang menjawab tidak tahu sebanyak 10 orang atau sebesar 25 . Sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 40 orang atau sebesar 75 . Dari data diatas yang paling besar adalah yang tidak sedangsudah tamat dari perguruan tinggi. Kita bisa melihat bahwa para penerima BLT kebanyakan anggota keluarganya adalah yang tidak pernah menikmati duduk di perguruan tinggii. Ini memperlihatkan juga bagi kita bahwa para penerima BLT belum mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke perguruan tinggi. Selain karena biaya mahal dan tidak ada biaya sehingga mereka menyekolahkan anak-anak mereka hanya sampai SMA ataupun ada sebagian yang hanya sampai SMP. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada penjelasan berikut disajikan data responden jenis sekolah anggota keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut ini: Data distribusi responden menurut jenis sekolah anggota keluarga menunjukkan bahwa responden penerima BLT menjawab bahwa anggota keluarga mereka sekolah di sekolah negeri sebanyak 40 orang atau keseluruhan dari responden yaitu 100 . Data ini memperlihatkan bahwa rata-rata responden mampu menyekolahkan anak mereka di sekolah negeri, mereka mengatakan kadang seolah swasta lebih bagus, namun biayanya sangat mahal. Sehingga kami hanya mampu menyekolahkan di sekolah negeri meskipun kadang tidak memuaskan karena sering tidak belajar. Mereka memilih untuk menyekolahkan ke sekolah negeri karena biaya yang murah dan tidak banyak biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua sedangkan sekolah gratis dan sekolah swasta responden penerima BLT tidak ada yang memilih untuk menyekolahkan anak- anaknya. Selanjutnya pada tabel 5.6.15 telah disajikan data responden sumber biaya pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 37 berikut ini: Tabel 5.6.15 Distribusi Responden Sumber Biaya Pendidikan No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Biaya Sendiri Beasiswa Orang Lain 34 4 2 85 10 5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Tabel distribusi responden sumber biaya pendidikan memperlihatkan bahwa responden yang baiya pendidikan anaknya dengan biaya sendiri sebanyak 34 orang atau sebesar 85, yang beasiswa sebanyak 4 orang atau sebesar 10, sedangkan yang biaya anaknya adalah dari biaya orang lain sebanyak 2 orang atau sebesar 5. Data ini menunjukkan bahwa responden lebih banyak yang membiayai sediri biaya sekolah anak-anaknya, mereka yang mendapatkan beasiswa adalah anak-anaknya yang berprestasi sedangkan yang dibiayai orang lain karena mereka tidak mampu ada dermawan yang mau membantu mereka membiayai sekolah anak-anak mereka. Kadang umpan baliknya adalah anak mereka harus bekerja bagi mereka yang membiayai sekolah anaknya baik sebagai buruh di ladang, tukang cuci dirumah atau pekerjaan laiinnya. Selanjutnya pada tabel 5.6.16 telah disajikan data responden jika ada pungutan dari sekolah langsung dibayar segera. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.16 Distribusi Responden Masalah Yang Dihadapai Mengenai Pendidikan Anak No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Biaya Iuran Uang Sekolah Membeli Buku Pelajaran Sekolah Lain-lain….. 23 15 2 57,5 37,5 5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.16 menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi mengenai pendidikan anak yang paling besar adalah biaya iuran sekolah sebanyak 23 orang Universitas Sumatera Utara atau sebesar 57, 5 , kemudian membeli buku pelajaran sekolah sebanyak 15 orang atau sebesar 37, 5 , lalu yang terakhir adalah lain-lain membeli seragam sekolah sebanyak 2 orang atau sebesar 5 . Biaya iuran sekolah masih biaya yang paling sulit dialami para orang tua. Meskipun biaya iuran anak mereka tidak terlalu mahal karena rata-rata bersekolah di sekolah negeri tapi mereka menganggap hal ini menjadi masalah yang pelik untuk diselesaikan. Orang tua yang menghadapi masalah pembelian buku menjelaskan bahwa masih ada kadang guru yang memaksa muridnya membeli buku pelajaran sekolah, sehingga karena takut anak-anak mereka ketinggalan pelajaran, mereka meminjam dulu untuk membeli buku anak mereka, tapi dari responden juga mempunyai masalah lain yaitu membeli seragam sekolah menjadi masalah juga karena pendapatan yang pas-pasan sehingga mereka mengaku untuk membeli seragam juga mereka kesulitan, mereka terpakasa menyuruh anak mereka memakai seragam yang sudah kusam dan tidak layak lagi dipakai. Selanjutnya pada tabel 5.6.17 disajikan data responden BLT membantu membiayai sekolahpendidikan anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.17 Distribusi Responden Jika Ada Pungutan Dari Sekolah Langsung Dibayar Segera No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Ya Kadang-kadang Tidak 5 30 5 12,5 75 12,5 Jumlah 40 100 Universitas Sumatera Utara Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Distribusi responden pada tabel 5.6.17 menunjukkan bahwa responden yang langsung membayar jika ada pungutan dari sekolah sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 , sedangkan yang kadang-kadang sebanyak 30 orang atau sebesar 30 orang atau sebesar 75 sedangkan yang tidak langsung membayar sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5. Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak yang kadang-kadang langsung membayar sebanyak 75 , kemudian yang langsung memabyar dan tidak membayar sama yaitu masing-masing sebesar 12,5 . dengan data ini kita dapat melihat bahwa mereka belum mapu langsung membayar ketika ada pungutan dari sekolah. Selain karena penghasilan yang kurang belum lagi membagi dengan keperluan sehari-hari dan pengeluaran lainnya, sehingga tidak bisa langsung membayar,kadang merka harus mengulur- ulur waktu untuk membiayainya. Selanjutnya pada tabel 5.6.18 disajikan data responden masalah yang dihadapi mengenai pendidikan anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.18 Distribusi Responden BLT Membantu Membiayai SekolahPendidikan Anak No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Membantu Kurang Membantu Tidak Membantu 12 23 5 30 57,5 12,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Universitas Sumatera Utara Distribusi responden apakah BLT membantu membiayai pendidikan anak memperlihatkan bahwa yang mengatakan membantu sebanyak 12 orang atau sebesar 30 , sedangkan yang menyatakan kurang membantu sebanyak 23 orang atau sebesar 57, 5 . Dan responden yang mengatakan tidak membantu sebanyak 5 orang atau sebesar 12, 5 . Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang mengatakan kurang membantu 57, 5 kemudian diikuti membantu sebesar 30, dan yang paling kecil yang mengatakan tidak membantu sebesar 12,5 . Kita dapat melihat bahwa dengan adanya BLT ternyata memang belum mampu untuk membantu mereka membiayai anak-anak mereka ini terlihat bahwa lebih banyak yang mengatkan kurang membantu yaitu 57,5 atau setengah dari responden penerima BLT. Dan menurut pengamatan peneliti mereka yang menjawab membantu tergolong sudah mampu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi mereka mungkin bisa memakai BLT untuk membiayai pendidikan anak, karena pengahasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan yang tidak membantu memang adalah keluarga yang masih tergolong tidak mampu yang untuk makan saja susah. Selanjutnya pada tabel 5.6.19 distribusi responden status penguasaan Rumahtempat tinggal rumahtempat tinggal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.19 Distribusi Responden Status Penguasaan RumahTempat Tinggal No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 Milik Sendiri 10 25 Universitas Sumatera Utara 2 3 SewaKontrak Numpang 25 5 62,5 12,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel distribusi responden status penguasaan rumahtempat tinggal menunjukkan bahwa responden yang status penguasaan temapat tinggalnya milik sendiri sebanyak 10 orang yaitu 25, sedangkan yang sewakontrak sebanyak 25 orang atau sebesar 62,5 . Dan yang numpang ditempat kaluraga atau saudaranya adalah sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 . Data ini memperlihatkan bahwa responden yang tinggal ditempat kontrakan lebih banyak persentasenya yaitu sebesar 62,5 , kemudian milik sendiri sebesar 25 dan yang terakhir yang numpang sebesar 12,5 . Dengan adanya data ini kita bisa melihat bahwa responden penerima BLT lebih banyak yang menyewa dan belum memiliki rumah sendiri dalam jangka waktu yang telah bertahun-tahun. Bahkan ada juga yang masih menumpang ditempat sanak saudara. Jadi kita bisa melihat bahwa mereka belum mempunyai tabungan yang banyak untuk membangun rumah mereka sendiri, belum lagi mereka harus berpikir membiayai kontrakan mereka. Selanjutnya pada tabel 5.6.20 dibawah ini telah disajikan data responden jenis lantai bangunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.20 Distribusi Responden Jenis Lantai Bangunan No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Semen Tanah 35 5 87,5 12,5 Jumlah 40 100 Universitas Sumatera Utara Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.20 menunjukkan bahwa responden penerima BLT yang lantai rumahanya terbuat dari Keramik tidak ada, sedangkan yang terbuat dari semen sebanyak 35 orang atau sebesar 87,5 . Sedangkan yang terbuat dari tanah sebanyak 5 orang atau sebesar 12,5 . Jika kita melihat kriteria Penerima BLT yang lantai rumahnya terbuat dari tanah adalah yang tergolong miskin dan layak untuk menerima BLT. Kenyataan ini sangat menyedihkan memang selama pengamatan peneliti. Karena masih ada sebagian yang lantai rumahnya terbuat dari tanah, dan tidak mampu untuk membuat lantai semen. Selanjutnya pada tabel 5.6.21 dibawah ini telah disajikan data responden jenis dinding tempat tinggal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.21 Distribusi Responden Jenis Dinding Tempat Tinggal No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 SemiSetengah Beton Kayutapas 23 17 42,5 57,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.21 diatas menunjukkan bahwa responden yang jenis dinding tempat tinggalnya terbuat dari betontembok tidak ada, sedangkan yang terbuat dari semisetengah beton sebanyak 23 orang atau sebesar 42,5 . Dan yang terbuat dari kayutapas sebanyak 17 orang atau sebesar 57,5 . Dari data ini kita dapat melihat bahwa penerima BLT rata-rata jenis bangunan mereka tinggal lebih Universitas Sumatera Utara banyak terbuat dari semisetengah beton kemudian yang terbuat dari kayutapas. Mnurut BPS kriteria miskin adalah mereka yang jenis dinding tempat tinggal mereka terbuat dari kayutapas dan selama pengamatan peneliti kayutapas diding rumah mereka ada memang sebagian yang sudah tidak layak lagi dan ada sebagian yang masih bagus. Sedangkan yang semi beton masih layak untuk ditempati. Selanjutnya pada tabel 5.6.22 telah disajikan data responden jenis atap tempat tinggal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.22 Distribusi Responden Jenis Atap Tempat Tinggal No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 GentengSengasbesdengan kondisi Kualitas baik Gentengsengasbes dengan kondisi Buruk dan kualitas rendah IjukRumbialainnya 10 25 5 25 62,5 12,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari data diatas pada tabel 5.6.22 kita dapat melihat bahwa responden yang jenis atap tempat tinggalnya gentengsengasbes dengan kondisi kualitas baik sebanyak 10 orang atau sebesar 25 , sedangkan gentengsengasbes dengan kondisi kualitas rendah sebanyak 25 orang atau sebesar 62,5 dan responden yang atap rumahnya terbuat dari ijukRumbia sebesar 12,5 atau sebanyak 5 orang. Data ini memperlihatkan bahwa gentengsengasbes dengan kondisi kualitas rendah lebih banyhak yaitu sebesar 62,5 dan yang kualitasnya Universitas Sumatera Utara baik hanya 25 sedangkan yang paling sedkit ijuk rumbia yaitu 12,5 . Responden yang rumahnya terbuat dari ijuk rumbia kadang harus membiarkan rumah mereka bocor ketika hujan turun, karena memang tidak layak lagi, mereka tidak mempunyai biaya untuk menggantinya karena tetap dengan masalah yang sama yaitu uang dan penghasilan yang rendah. Responden yang rumahnya terbuat dari ijukrumbia mengetakan bahwa rusaknya atap ijukrumbia mereka karena kadang binatang seperi kucing dan burung merusaknya naik dan ini yang menyebabkan bocor. Selanjutnya pada tabel 5.6.23 disajikan data responden jumlah kamar tidur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.23 Distribusi Responden Jumlah Kamar Tidur No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Lebih dari 1 Hanya 1 7 33 17,5 82,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Pada tabel 5.6.23 diatas kita dapat melihat bahwa responden dengn jumlah kamar tidur hanya 1 lebih banyak yaitu sebanyak 33 orang atau sebesar 82,5 , kemudian yang lebih dari 1 sebanyak 7 orang atau sebesar 17,5 . Kemudian yang terakhir adalah yang tidak mempunyai temapt tidur responden tidak ada yang memilihnya. Data ini memperlihatkan bahwa rata-rata responden yang hanya memiliki 1 kamar tidur lebih banyak yaitu 82,5 . Menurut pengamatan eneliti memang kamar tidur itu lumayan besar sehingga mereka semua tidur di dalam Universitas Sumatera Utara dengan 2 tempat tidur. Dengan kondisi cuaca kadang panas tanpa dilengkapi kipas angin. Kadang ada juga yang memilih untuk tidur di ruang tamu. Jika dilihat secara kesehatan sebenarnya tidak baik ataupun sehat dengan kondisi seperti itu namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya tetap saja menjalani hidup seperti itu, belum lagi sanitasi udara yang tidak ada karena tertutupnya semua ruangan. Selanjutnya pada tabel 5.6.24 telah disajikan data responden sumber utama penerangan rumah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.24 Distribusi Responden Sumber Utama Penerangan Rumah No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Listrik Dengan Meteran Listrik Tanpa Meteran 30 10 75 25 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.24 diatas memperlihatkan bahwa penerima BLT yang sumber utama penerangan rumhanya listrik dnegan meteran sebanyak 30 orang atau sebesar 75 . Kemudian yang sumber utama penerangan dengan listrik tanpa meteran sebanyak 10 orang atau sebesar 25 , sedangkan yang sumber utana penerangan dirumah bukan listrik tidak ada. Data ini memperlihatkan bahwa penerima BLT rata-rata sudah menggunakan listrik dengan meteran dan hanya 25 yang menggunakan listrik tanpa meteran. Meskipun menurut mereka kadang harus menunggak dalam hal pembayaran uang listrik. Jadi mereka mengaku sehemat mungkin dalam penggunaannya. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada tabel 5.6.25 telah disajikan data responden bahan bakar utama untuk masak sehari-hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6.25 Distribusi Responden Bahan Bakar Utama Untuk Masak Sehari-hari No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Minyak Tanah Kayu BakarArang 30 10 75 25 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Pada tabel 5.6.25 kita dapat melihat bahwa responden yang bahan bakar utamanya sehari-hari gaslistrik tidak ada. Responden yang bahan bakar utamanya adalah minyak tanah sebanyak 30 orang atau sebesar 75 dan yang menggunakan bahan bakar utamnya kayu bakararang adalah sebanyak 10 orang. Data ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan minyak tanah lebih banyak. Mereka juga mengatakan bahwa mungkin mereka akan beralih ke kayu bakar karena minyak tanah sudah langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal dan sangat sulit ditemukan. Mereka yang menggunakan minyak tanah menggunakan kompor. Sedangkan yang menggunakan kayu bakar mereka memasak dengan kayu yang mereka cari sendiri dan memang kondisi rumah mereka menjadi hitam atap-atapnya karena asap dari pembakaran kayu tersebut, mereka menggunakan kayu untuk memasak nasi, air minum dan ikan. Selanjutnya pada tabel 5.6.26 telah disajikan data responden jika fasilitas tempat buang air besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.26 Distribusi Responden Fasilitas Tempat Buang Air Besar No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Sendiri BersamaUmum 25 15 62,5 37,5 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Tabel 5.6.26 diatas menunjukkan bahwa responden penerima BLT yang fasilitas tempat buang air besarnya milik sendiri sebanyak 25 orang atau sebesar 62, 5 , sedangkan yang fasilitas tempat buang air besar bersamaumum sebanyak 15 orang atau sebesar 37,5 . Dan yang menjawab tidak memiliki tidak ada. Dari data ini kita bisa melihat bahwa mayoritas responden telah memiliki tempat buang air besar sendiri yaitu 62,5 . Sedangkan yang fasilitas tempat buang air besar yang bersamaumum mereka mempunyai parit yang ditutupi dengan goni, dan disitulah mereka buang air besar. Ada juga sebagian yang memilih ke sungai. Responden yang tempat buang air besarnya bersamaumum jika dilihat dari kriteria BPS, adalah tergolong miskin jika tidak memiliki tempat buang air besar atau tempat buang air besar umumbersama. Selanjutnya pada tabel 5.6.27 telah disajikan data responden jika jenis kloset yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6.27 Distribusi Responden Jenis Kloset Yang Digunakan No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Leher Angsa Plengsengan CemplungCumbluk 10 20 10 25 50 25 Jumlah 40 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2010 Dari tabel 5.6.27 diatas distribusi responden berdasarkan jenis kloset yang digunakan yang menjawab jenis leher angsa sebanyak 10 orang atau sebesar 25 . Yang menjawab plengsengan sebesar 50 atau sebanyak 20 orang. Dan yang menjawab cemplungcumbluk sebanyak 10 orang atau sebesar 25 . Dari data ini kita melihat model pelngsengan adalah yang langsung jatuh kesungai. Selanjutnya pada tabel 5.6.28 telah disajikan data responden jika program BLT dapat mempertahankan pendapatan ekonomi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

5.7 Tujuan Dan Manfaat BLT