tidaknya suatu program berdasarkan tujuan memiliki tolak ukur yang nantinya harus dicapai dengan baik oleh sumber daya yang mengelolanya.
Adapun yang menjadi tolok ukur dalam evaluasi suatu program adalah:
1. Ketersediaan sarana untuk mencapai tujuan tersebut
2. Apakah hasil proyek sesuai tujuan yang ingin dicapai
3. Apakah sarana atau kegiatan yang dibuat benar-benar dapat dicapai atau
dimanfaatkan oleh orang-orang yang benar-benar membutuhkannya 4.
Apakah sarana yang disediakan benar-benar dilakukan untuk tujuan semula 5.
Berapa persen jumlah atau luas sasaran sebenarnya yang dapat dijangkau oleh program
6. Bagaimana mutu pekerjaan atau sasaran yang dihasilkan oleh program
kualitas hidup, kualitas barang 7.
Berapa banyak sumber daya dan kegiatan yang dilakukan benar-benar dimanfaaatkan secara maksimal
8. Apakah kegiatan yang dilakukan benar-benar memberikan masukan terhadap
perubahan yang diinginkan Suwito, 2002:4
2.2 Pengertian Program
Sedangkan Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dengan program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih
mudah untuk dioperasionalkan Jones, 1994 :296.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam
program tersebut telah dimuat berbagai aspek antara lain :
1. Adanya tujuan yang ingin dicapai
2. Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus diambil dalam
pencapaian tujuan itu. 3.
Adanya aturan-aturan yang dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4.
Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5.
Adanya strategi dalam pelaksanaan Jones, 1994 :296.
Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program yaitu adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang
tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan
manfaat pada kelompok orang maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan Berhasil tidaknya suatu program dilaksanakan tergantung dai unsur
pelaksananya. Unsur pelaksana itu merupakan unsur ketiga. Pelaksana penting artinya karena pelaksana baik itu organisasi ataupun perorangan bertanggung
jawab dalam pengolahan maupun pengawasan dalam pelaksanaan Jones, 1994 :298
2.3 Bantuan Langsung Tunai
BLT sebagai program konpensasi jangka pendek yang tujuan utamanya adalah menjaga agar tingkat konsumsi RTS, yaitu rumah tangga yang tergolong
Universitas Sumatera Utara
sangat miskin, miskin, dan dekat miskinnear poor, tidak menurun pada saat terjadi kenaikan harga BBM dalam negeri. Dengan demikian, walaupun program
BLT bukan satu-satunya program yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan, namun diharapkan dapat mendorong pengurangan tingkat kemiskinan
pada saat terjadi penyesuaian harga-harga kebutuhan pokok menuju keseimbangan yang baru
Departemen Sosial RI, 2008 :5
Bantuan Langsung Tunai BLT adalah sejumlah uang tunai yang diberikan oleh pemerintah kepada rumah tangga yang perlu dibantu agar
kesejahteraannya tidak menurun jika harga BBM dinaikkan. sedangkan pengertian RTS adalah rumah tangga yang masuk dalam kategori sangat miskin, miskin, dan
hampir miskin
Departemen Sosial RI, 2008 :6
Penyaluran BLT tahap pertama Juni-Agustus mencapai jumlah realisasi bayar 18.832.053 Rumah Tangga Sasaran RTS dengan jumlah realisasi rupiah
sebesar Rp. 5.694.615.900.000. Artinya daya serapnya mencapai 99,02 persen dari jumlah RTS sebanyak 19.020.763 RTS. Provinsi dengan penyaluran tertinggi
adalah Jawa Tengah sebesar 99,87 persen, sedangkan provinsi dengan penyaluran terendah adalah Kalimantan Tengah sebesar 83,53 persen. Penyaluran BLT tahap
kedua September-Desember mencapai jumlah realisasi bayar 18.778.134 RTS dengan jumlah realisasi rupiah sebesar Rp. 7.511.253.600.000. Artinya daya
serapnya mencapai 98,74 persen dari jumlah RTS. Provinsi dengan penyaluran tertinggi adalah Jawa Tengah sebesar 99,72 persen, sedangkan provinsi dengan
penyaluran terendah adalah Kalimantan Tengah sebesar 83,32 persen
Universitas Sumatera Utara
http:www.menkokesra,go,id Capaian Program BLT, Raskin, BOS, Jamkesmas dan PKH Tahun 2008 dan Awal Tahun 2009, diakses tanggal 15 oktober 2009, pukul 09:00 .
2.3.1 Tujuan BLT
Tujuan dari Program Bantuan Langsung Tunai bagi Rumah Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM adalah:
1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya;
2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan
ekonomi. 3.
Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama Departemen Sosial RI, 2008:7.
2.3.2 Dasar Hukum BLT
Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 disalurkan dasar hukumnya adalah :
1. Dasar Hukum I Keputusan dalam UU APBN-P, Pasal 14 ayat 2: Dalam hal terjadi perubahan
harga minyak yang sangat signifikan dibandingkan asumsi harga minyak yang ditetapkan, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah kebijakan yang
diperlukan di bidang subsidi BBM danatau langkah-langkah lainnya untuk mengamankan pelaksanaan APBN 2008.
2. Dasar Hukum II Dilaksanakan berdasarkan INPRES No 3 tahun 2008 tentang pelaksanaan
program BLT untuk RTS. Tugas KL dalam pelaksanaan BLT: 1.
MENKO POLHUKAM: Koordinasi bidang KAMTIB.
Universitas Sumatera Utara
2. MENKO Perekonomian: Koordinasi penyiapan kondisi perekonomian.
3. MENKO KESRA: Koordinasi pelaksanaan program BLT dan pengaduan
masyarakat. 4.
MENKEU: Penyediaan dana, penyusunan dan pengendalian anggaran. 5.
MENNEG PPN Kepala BAPPENAS: Koordinasi perencanaan program, penyusunan organisasi pelaksanaan dan evaluasi program.
6. Menteri Sosial: Pelaksana program.
7. MENDAGRI: Koordinasi pelaksanaan dan pengendalian program bersama
PEMDA. 8.
MENKOMINFO: Koordinasi sosialisasi dan konsultasi publik mengenai BLT bersama MENDAGRI.
9. MENNEG BUMN: Integrasi BUMN Peduli kedalam BLT
10. Jaksa Agung: Penegakan hukum atas penyimpangan dan penyelewengan
pelaksanaan program. 11.
Panglima TNI: Mendukung dan membantu pengamanan pelaksanaan program. 12.
KAPOLRI: Penjagaan KAMTIBMAS untuk pelaksanaan program 13.
Kepala BPS: Penyediaan data RTS dan pemberian akses data kepada instansi yang berkepentingan.
14. Kepala BPKP: Pelaksanaan audit pelaksanaan program.
15. Para Gubernur beserta jajarannya: Mendukung pelaksanaan dan pengawasan
program di wilayah masing-masing. 16.
Para BupatiWalikota beserta jajarannya Mendukung pelaksanaan dan pengawasan program di wilayah masing-masing Bappenas, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Istilah Dalam BLT
Istilah-istilah yang digunakan dalam Petunjuk Teknis antara lain adalah: 1.
Bantuan Langsung Tunai BLT adalah bantuan langsung berupa uang tunai sejumlah tertentu untuk Rumah Tangga Sasaran.
2. Rumah Tangga Sasaran RTS adalah rumah tangga yang masuk dalam
kategori Sangat Miskin, Miskin dan Hampir Miskin. 3.
Daftar Nominatif adalah rekapitulasi jumlah penerima dana dan jumlah besar uang berdasarkan kecamatan kabupaten kota dan provinsi yang dikeluarkan
oleh Badan Pusat Statistik BPS. 4.
Kartu Kompensasi BBM KKB adalah Kartu Identitas Penerima Kompensasi Subsidi BBM yang berisikan data penerima untuk keperluan penarikan.
5. Giro Utama adalah Rekening Giro atas nama PT. Pos Indonesia yang dibuka di
Kantor Cabang BRI Jakarta untuk menampung Dana Bantuan Langsung 6.
Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran dari Kas Negara atas permintaan Departemen Sosial sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.
7. Kanca BRI adalah Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia seluruh Indonesia
yang mengelola Giro Kantor Pos yang menampung Dana Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran Departemen Sosial RI 2008 :9.
2.3.4 Mekanisme dan Tahapan Kegiatan BLT
Secara umum, tahapan yang dilaksanakan berkaitan dengan penyaluran dana BLT-RTS adalah:
1. Sosialisasi Program Bantuan Langsung Tunai, dilaksanakan oleh Departemen
Komunikasi dan Informatika, Departemen Sosial, bersama dengan
Universitas Sumatera Utara
KementerianLembaga di Pusat bersama-sama Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten Kota, Aparat Kecamatan dan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Masyarakat Karang Taruna, Kader Taruna Siaga Bencana TAGANA, Pekerja Sosial Masyarakat PSM, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
2. Penyiapan data Rumah Tangga Sasaran dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik BPS Pusat. Daftar nama dan alamat yang telah tersedia disimpan dalam sistem database BPS, Departemen Sosial dan PT Pos Indonesia.
3. Pengiriman data berdasarkan nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran dari
BPS Pusat ke PT Pos Indonesia. 4.
Pencetakan KKB Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran KKB berdasarkan data yang diterima oleh PT Pos Indonesia.
5. Penandatanganan KKB oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
6. Pengiriman KKB ke Kantor Pos seluruh indonesia
7. Pengecekan kelayakan daftar Rumah Tangga Sasaran di tingkat Desa
Kelurahan. 8.
Penerima Program Keluarga Harapan juga akan menerima BLT-RTS, sehingga dimasukkan sebagai Rumah Tangga Sasaran yang masuk dalam
daftar. 9.
Pembagian KKB kepada Rumah Tangga Sasaran oleh Petugas Kantor Pos dibantu aparat desa kelurahan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat, serta
aparat keamanan setempat jika diperlukan. 10.
Pencairan BLT-RTS oleh Rumah Tangga Sasaran berdasarkan KKB di Kantor Pos atau di lokasi-lokasi pembayaran yang telah ditetapkan. Terhadap KKB
Universitas Sumatera Utara
Penerima dilakukan pencocokan dengan Daftar Penerima Dapem, yang kemudian dikenal sebagai KKB Duplikat.
11. Pembayaran terhadap penerima KKB dilakukan untuk
periode Juni s.d Agustus sebesar Rp. 300.000,- dan
periode September s.d Desember sebesar Rp.
400.000,-. Penjadwalan pembayaran pada setiap periode menjadi kewenangan dari PT. Pos Indonesia.
12. Jika kondisi penerima KKB tidak memiliki identitas sebagai persyaratan
kelengkapan verifikasi proses bayar, maka proses bayar dilakukan dengan verifikasi bukti diri yang sah KTP, SIM, Kartu Keluarga, Surat Keterangan
dari Kelurahan, dll. 13.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyaluran BLTRTS oleh tim terpadu. 14.
Pelaporan bulanan oleh PT. Pos Indonesia kepada Departemen Sosial Departemen Sosial RI 2008 :9.
Program jangka pendek ini bersifat sementara diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan serta tidak mendorong
menguatnya culture of poverty. Besarnya BLT adalah Rp 100.000 per bulan per rumah tangga sasaran, bentuk uang tunai diberikan untuk mencegah turunnya
daya beli masyarakat miskin yang disebabkan oleh naiknya harga BBM http:www.bappenas.go.id, diakses tanggal 30 september 2009, pukul 21:00
2. 4. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air
minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang
Universitas Sumatera Utara
juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai
warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah negara berkembang biasanya digunakan untuk
merujuk kepada negara-negara yang miskin Remi, 2002: 6.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara, Pemahaman utamanya mencakup:
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar. 2.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik
dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna memadai disini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
http:id.wikipedia.orgwikiKemiskinan, diakses tanggal 21 November 2009
Universitas Sumatera Utara
Kemisikinan secara sosial psikologis merujuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan
peningkatan produktivitasnya Syaifullah, 2008:19.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum,
hal- hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu
mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara
http:indonetasia.comdefinisionline?p=70, diakse tanggal 1 Oktober 2009
Ada beberapa tipe orang miskin berdasarkan pada pendapatan yang diperoleh setiap orang dalam setiap bulan. Ketiga tipe tersebut adalah:
1. Miskin: Orang miskin yang berpenghasilan jika diwujudkan dalam bentuk beras
adalah 32 Kgorangtahun 2.
Sangat miskin: Orang yang dikatakan sangat miskin adalah orang yang berpenghasilan jika diwujudka dalam bentuk beras adalah 240kgorangtahun
3. Termiskin: Orang termiskin adalah orang yang berpenghasilan jika diwujudkan
dalam bentuk beras adalah 180 kgorangtahun. BPS, 2008
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Kriteria rumah tangga miskin menurut Badan Pusat Statistik
No Variabel Kriteria Rumah tangga miskin
1 Luas lantai bangunan tempat tinggal Kurang dari 8 morang
2 Jenis lantai bangunan tempat tinggal Tanahbambukayu murahan
3 Jenis dinding bangunan tempat
tinggal Bamburumbiakayu berkualitas
rendahtembok tanpa plester 4
Fasilitas tempat buang air besar dan sumber penerangan rumah tangga
Tidak punyabersama-sama dengan rumah tangga lain
5 Sumber air minum
Bukan listrik, sumurmata air tidak terlindung
6 Bahan bakar untuk memasak sehari-
hari Kayu bakararangminyak tanah
7 Konsumsi dagingsusuayam per
minggu Tidak pernah mengkonsumsihanya
dalam satu kali dalam seminggu 8
Pembelian pakaian baru untuk setiap ART dalam setahun
Tidak pernah membelihanya membeli satu stel dalam setahun
9 Makanan dalam sehari
Hanya sekali makandua kali makan sehari
10 Kemapuan untuk membayar berobat ke PuskesmasPoliklinik
Tidak mapu membayar untuk berobat
11 Lapangan Pekerjaan utama kepala rumah tangga
Petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan berpendapatan dibawah
600.000bulan 12 Pendidikan tertinggi kepala rumah
tangga keluarga Tidak sekolahtidak tamat SDhanya
tamat SD 13 Kepemilikan asettabungan
Tidak punya tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp.
Universitas Sumatera Utara
500.000, seperti sepeda motor, emas, ternak, kapal motor atau barang modal
lainnya
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
Ketentuan:
1. Rumah tangga yang layak mendapatkan Bantuan Langsung Tunai adalah
rumah tangga yang memenuhi 9 atau lebih kriteria dari indikator diatas. 2.
Rumah tangga yang tidak layak mendapatkan Bantuan Langsung tunai adalah :
a. Rumah tangga yang tidak memenuhi 9 atau lebih dari 13 indikator dari ciri
rumah tangga miskin. b.
PNSTNIPOLRIPensiunanVeteran c.
Penduduk yang tidak bertinggal tetap d.
Karyawan BUMN e.
Ada anggota keluarga yang memiliki aset kendaraan bermotor, banyak hewan ternak, sawahkebun, kapal motor, handphone, atau barang
berharga lainnya BPS, 2008.
2.4.1 Jenis-Jenis Kemiskinan
Dalam membicarakan kemiskinan, ada beberapa jenis kemiskinan yaitu:
1 Kemiskinan absolut yaitu seseorang dapat dikatakan miskin jika tidak mampu
memenuhi kebutuhan minimum hidupnya untuk memelihara keadaan fisiknya agar dapat bekerja penuh dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
2 Kemiskinan relatif yaitu muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok
orang dibandingkan dengan kondisi orang lain di suatu daerah. 3
Kemiskinan struktural yaitu lebih menuju kepada orang atau sekelompok orang yang tetap miskin atau menjadi miskin karena struktur masyarakatnya
yang timpang yang tidak meguntungkan bagi golongan yang lemah. 4
Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan penduduk yang terjadi karena kultur budaya masyarakatnya yang sudah turun temurun yang membuat mereka
menjadi miskin
2.4.2 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Adapun faktor-faktor penyebab kemiskinan adalah:
1. Sikap dan pola pikir yang rendah dan malas bekerja
2. Kurang Keterampilan
3. Adanya gep antara orang kaya dan orang miskin
4. Pendidikan Rendah
5. Faktor alam lahan sempit
6. Tidak dapat memanfaatkan SDA sumber daya alam dan SDM sumber daya
manusia setempat Syaifullah, 2008:19. 7.
Populasi penduduk yang tinggi 8.
Belenggu adat dan kebiasaan Syaifullah, 2008:21.
2.4.3 Beberapa Dampak Kemiskinan
Kemiskinan mempunyai dampak negatif yang bersifat menyebar multiplier effects ke seluruh tatanan masyarakat. Kemiskinan dapat membunuh mimpi
Universitas Sumatera Utara
generasi muda indonesia dalam menatap masa depan. Berbagai peristiwa konflik yang terjadi sepanjang krisis ekonomi di tanah air menunjukkan bahwa persoalan
kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat. Persoalan kemiskinan mampu
mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan ketahanan nasional. Meningkatnya angka pengangguran, kriminalitas, bunuh diri, dan bentuk frustasi
lainnya
Selain itu, kemiskinan membuat seseorang simiskin merasa dirinya semakin terasing dan imperior dari lingkungan sekitar. Kemiskinan membuat
seseorang menjadi kaku berinteraksi dalam masyarakat yang menyebabkan individu kehilangan kebebasan, situasi dan kondisi ini berpotensi melahirkan
kekerasan dan kriminalitas.
2.5 Peranan Pekerja Sosial
1. Educator: Dalam menjalankan Peran sebagai pendidik educator, pekerja
sosial diharapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja sosial harus mampu berbicara di depan publik untuk menyampaikan
informasi mengenai bebarapa hal tertentu, sesuai dengan bidang yang ditanganinya.
2. Broker: Seorang Broker berperan dalam menghubungkan individu ataupun
kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat comunity service, tetapi tidak tahu dimana dan bagaimana
mendapatkan bantuan tersebut. Broker dapat diaktakan menjalankan peran
Universitas Sumatera Utara
sebagai mediator yang menghubungkan pihak yang satu klien dengan pihak pemilik sumber daya.
3. Social Planner: Seorang perencana social mengumpulkan data mengenai
masalah sosial yang terdapat dalam masyarakat tersebut, menganalisanya dan menyajikan data alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah
tersebuit. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mencari alternatif sumber pendanaan, dan mengembangkan konsensus dalam
kelompok yang mempunyai berbagai minat ataupun kepentingan. 4.
Expert: Dalam kaitannya dengan peranan seorang comunity worker sebagai
tenaga ahli expert, ia lebih banyak memberikan adivise saran dan dukungan informasinya dalam berbagai bidang. Seorang expert harus sadar bahwa usulan
dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak harus mutlak dijalnkan masyrakat, tetapi usulan dan saran tersebut lebih merupakan masukan gagasan untuk bahan
pertimbangan masyarakat ataupun organisasi dalam masyarakat tersebut. 5.
Activist: Seorang activist adalah seorang community worker melakukan
perubahan institusional yang lebih mendasar dan sering kali tujuannya adalah pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan power pada kelompok yang
kurang mendapatkan keuntungan disadvantage group dari yang kurang menguntungkan, kurang berdaya menjadi lebih mampu dan kemudian menjadi
kelompok penekan preassure group. Taktik yang dilakukan adalah melalui konflik, konfrontasi melalui demonstrasi dan negoisasi Nurdin, 1989:10
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Pemikiran