BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hemodialisis 2.1.1 Definisi
Hemodialisis merupakan suatu proses terapi pengganti ginjal dengan menggunakan selaput membran semi permeabel dialiser, yang berfungsi seperti
nefron sehingga dapat mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal Black
Hawks, 2005; Ignatavicius, 2006.
2.1.2 Angka Kejadian
Insiden penyakit gagal ginjal kronik meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah pasien dengan gagal ginjal kronik menyebabkan kenaikan
jumlah pasien yang menjalani hemodialisis. Pada akhir tahun 2004 angka kejadian gagal ginjal diseluruh dunia meningkat sehingga mencapai jumlah 1.371.000
pasien yang menjalani terapi hemodialisis Grassmann, Giobere, Moeller, Brown, 2005.
Insiden penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat terjadi 268 kasus baru per satu juta populasi setiap tahunnya Black Hawks, 2005. Gilbertson et
al. 2005 meramalkan bahwa pada tahun 2015 akan ada 136.166 insiden pasien gagal ginjal kronik setiap tahunnya dan 107.760 angka kematian gagal ginjal
kronik setiap tahun khusus di negara Amerika Serikat. Di Malaysia dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal pertahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Dinegara berkembang lainnya, insiden diperkirakan sekitar 40–60 kasus perjuta penduduk pertahun.
Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal kronik yang cukup tinggi diperkirakan penderita gagal ginjal terjadi 100 persejuta
penduduk atau sekitar 20.000 kasus dalam setahun Litbang Depkes, 2008. Data dari ASKES tahun 2012 sebanyak 24.141 orang menderita gagal ginjal Namawi,
2013. Data yang diperoleh dari RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2012 berjumlah 126 orang, tahun 2013 berjumlah 184 orang dan diperkirakan
meningkat setiap tahunnya Catatan medical record RSUD Dr.Pirngadi.
2.1.3 Indikasi Hemodialisis
Indikasi hemodialisis dibedakan menjadi 2 yaitu : hemodialisis emergency atau hemodialisis segera dan hemodialisis kronik. Keadaan akut tindakan dialisis
dilakukan pada : Kegawatan ginjal dengan keadaan klinis uremik berat, overhidrasi, oliguria produksi urine 200 ml12 jam, anuria produksi urine 50
ml12 jam, hiperkalemia terutama jika terjadi perubahan EKG, biasanya K 6,5 mmolI, asidosis berat PH 7,1 atau bikarbonat 12 meqI, uremia BUN 150
mgdL, ensefalopati uremikum, neuropatimiopati uremikum, perikarditis uremikum, disnatremia berat Na160 atau 115 mmolI, hipertermia, keracunan
akut alkohol, obat-obatan yang bisa melewati membran dialisis. Indikasi hemodialisis kronis adalah hemodialisis yang dilakukan
berkelanjutan seumur hidup penderita dengan menggunakan mesin hemodialisis, dialisis dimulai jika GFR 15 mlmnt, keadaan pasien yang mempunyai GFR 15
mlmnt tidak selalu sama, sehingga dialisis dianggap baru perlu dimulai jika
Universitas Sumatera Utara
dijumpai salah satu dari : 1 GFR 15 mlmnt, tergantung gejala klinis, 2 gejala uremia meliputi: lethargi, anoreksia, nausea dan muntah, 3 adanya malnutrisi
atau hilangnya massa otot, 4 hipertensi yang sulit dikontrol dan adanya kelebihan cairan, 5 komplikasi metabolik yang refrakter Daugirdas et al., 2007.
2.1.4 Komplikasi Hemodialisis