Teknik dan Alat Pengumpulan Data

masalah kewenangan Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa, maupun sumber lain yang terkait dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Termasuk dalam data sekunder adalah data dari hasil studi pustaka yaitu data yang diperoleh dengan jalan membaca literatur-literatur atau peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kewenangan Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa serta dengan membaca bahan-bahan bacaan yang ada dan catatan-catatan kuliah yang dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan skripsi.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri dari studi kepustakaan, pengamatan observasi, wawancara interview, dan penggunaan daftar pertanyaan kuesioner Ronny Hanitijo Soemitro, 1990:51. Sedangkan menurut Maman Rachman 1999:71, bahwa penelitian disamping menggunakan metode yang tepat juga perlu memiliki teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penulis menggunakan beberapa metode atau tehnik pengumpulan data dari obyek penelitian, diantaranya yaitu : 1. Wawancara Interview. “Wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut” Moleong, 2002:135. Alasan penggunaan wawancara dalam penelitian ini adalah: 1. Merupakan metode terbaik untuk menilai keadaan pribadi. 2. Tidak dibatasi umur atau tingkat pendidikan subyek yang akan diteliti. 3. Umumnya semua penelitian menggunakan metode ini. 4. Dapat dilakukan sambil observasi. Sutrisno Hadi, 1995:213. Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, antara lain : 1. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. 2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check- list. Suharsimi, 2002: 65. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur yaitu dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis terlebih dahulu sebagai pedoman, akan tetapi unsur keabsahan masih dipertahankan sehingga kewajaran masih dicapai secara maksimal untuk memperoleh data secara mendalam. Wawancara berstruktur dipilih karena dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis terlebih dahulu sebagai pedoman akan dapat mencapai fokus permasalahan yang diteliti dan kewajaran dapat dicapai secara maksimal untuk memperoleh data secara mendalam dengan variasi-variasi pertanyaan yang dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi ketika wawancara dilakukan. Tujuannya adalah memperoleh keterangan yang rinci dan mendalam mengenai suatu peristiwa, situasi dan keadaan tertentu.Wawancara dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terkait secara langsung dengan masalah kewenangan Badan Pertanahan Nasional terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa, yaitu Pihak yang bersengketa dalam kasus tanah belum terdaftar di Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan, Kepala seksi sengketa, konflik, dan perkara pada Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan. Wawancara berstruktur dilakukan untuk memudahkan peneliti guna menjaring informasi sebanyak-banyaknya dan sedetail mungkin yang berkenaan dengan masalah kewenangan Kantor Pertanahan Kabupatem Grobogan terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa. Wawancara akan dilakukan pada : 1. Pihak yang bersengketa dalam kasus tanah belum terdaftar di Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan. 2. Kepala seksi sengketa, konflik, dan perkara pada Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan. 2. Studi Dokumen. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melalui benda-benda, majalah-majalah, dokumen-dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat serta catatan harian Maman Rachman, 1999:82. Dalam hal ini peneliti memperoleh dokumen dari buku-buku literatur dan berkas-berkas yang berkaitan dengan masalah kewenangan Kantor Pertanahan Kabupaten Grobogan terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa.

3.6 Validitas Data