Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Kerangka Berpikir

Tugas Pokok dan Fungsi BPN Dalam Praktek belum bisa terlaksana dengan baik Sengketa pertanahan Tanah Negara Tanah Hak Pendaftaran tanah pasal 19 UUPA Penguasaan Hak Atas Tanah Tanah Terdaftar Tanah Belum Terdaftar Tanah Badan Pertanahan Nasional BPN Hak Menguasai Negara Pasal 2 UUPA Pancasila sila ke 5 Pasal 33 UUD 1945 UUPA No. 5 Tahun 1960 Penyelesaian sengketa diluar pengadilan Keterangan : Penulis merumuskan secara skematis alur penulisan skripsi. Sebagai langkah awal penulisan skripsi akan membahas masalah tanah belum terdaftar. Tanah belum terdaftar adalah tanah yang belum didaftarkan di Kantor Badan Pertanahan Nasional, belum ada sertifikatnya, dan hanya memiliki surat berupa bukti girik, letter, petok, rincik, atau ketitir. Badan Pertanahan Nasional memiliki visi yaitu menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia kemudian salah satu misinya adalah mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari. Dari visi dan misi tersebut BPN memiliki cita-cita luhur untuk menuangkan falsafah pancasila, sila ke 5 tentang keadilan. Keadilan dalam urusan agraria nasional demi mewujudkan kemakmuran masyarakat. Pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa tanah adalah bagian dari hajat hidup orang banyak dan harus dikuasai oleh negara. Pasal 2 UUPA No. 5 Tahun 1960 menjelaskan bagaimana tanah dikuasai oleh negara untuk tujuan mencapai kemakmuran rakyat dalam masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Pasal 19 UUPA No. 5 Tahun 1960 negara wajib mendaftarkan tiap-tiap tanah yang belum terdaftar demi kepastian hukum terhadap tanah-tanah tersebut. Pendaftaran tanah yang dilakukan oleh BPN belum mencapai hasil yang memuaskan, BPN dinilai belum dapat melaksanakan pendaftaran tanah dengan baik karena rasio tanah yang belum terdaftar baru mencapai 30 dari total perkiraan bidang tanah yang ada sebanyak 78 juta bidang Litbang BPN 2010. Sosialisi dan program jemput bola seperti Prona dan Larasita dalam penyertifikatan tanah yang dilakukan oleh BPN juga dinilai belum banyak memberikan respon positif untuk masyarakat yang memiliki tanah belum terdaftar. Tanah belum terdaftar secara hukum adalah belum memliki kekuatan hukum yang kuat meskipun keberadaannya diakui di masyarakat, sehingga Tanah belum terdaftar sangat rentan terhadap sengketa pertanahan. Menurut segi kepastian hukum BPN memang tidak mempunyai kewenangan penuh terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa, dengan alasan tanah tersebut belum disertifikatkan sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum yang kuat untuk beracara di pengadilan. BPN terkesan lepas tangan terhadap sengketa tanah belum terdaftar. BPN adalah lembaga tertinggi dalam tatanan hukum Indonesia yang mengurusi tentang pertanahan , jadi sudah seharusnya BPN melakukan langkah dan menerapkan kebijakan yang lebih baik lagi untuk tanah belum terdaftar. Langkah dan kebijakan pertanahan yang dilakukan oleh BPN selama ini dirasa masih kurang berhasil oleh masyarakat yang memiliki tanah belum terdaftar untuk mencapai keadilan sesuai dengan amanat pancasila yang dicanangkan dalam visi dan misi BPN tersebut. Penulis akan mengerucut untuk membahas bagaimana kewenangan dari BPN terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa, kemudian membahas pula upaya diluar pegadilan yang dilakukan oleh BPN terhadap tanah belum terdaftar jika terjadi sengketa. 69

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Soetrisno Hadi penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah Soetrisno Hadi, 1993: 4. Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukanya sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu obyek yang mudah terpegang di tangan Bambang Sunggono, 2007: 27. Penelitian merupakan sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian bertujuan untuk mengungkapkan secara sistematis, metodologis, konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah. Sedangkan metodologi berasal dari ka ta metode yang berarti “jalan ke”. Metodologi penelitian adalah suatu cara atau jalan yang harus digunakan untuk tujuan menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Soerjono Sukanto, 1985: 45 Pada hakekatnya, metodologi sebagai cara yang lazim dipakai dalam penelitian memberikan pedoman tentang cara-cara mempelajari, menganalisa, dan memahami permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa