Tanah Hak Tinjauan tentang tanah belum terdaftar

2.1.3 Tanah Hak

Menurut Effendi Perangin pengertian Tanah Hak adalah tanah yang diatasnya ada hak seseorangsuatu badan hukum Effendi Perangin:1991:6. Jadi di atas Tanah Hak telah melekat hak seseorangsuatu badan hukum terhadap tanah tersebut, untuk memperjelas tentang pengertian tanah belum terdaftar maka penulis mengklasifikasikan tanah hak menjadi tanah terdaftar dan tanah belum terdaftar. Tanah terdaftar adalah tanah yang sudah disertifikatkan dan terdaftar di Kantor Badan Pertanahan Nasional. Tanah terdaftar memiliki kekuatan hukum yang kuat karena telah disertifikatkan. Tanah terdaftar meliputi tanah-tanah dengan sertifikat Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai serta Hak Pengelolaan. Tanah belum terdaftar yang dimaksudkan penulis adalah tanah yang berasal dari tanah adat atau tanah-tanah lain yang belum di konversi menjadi salah satu tanah hak tertentu Hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, hak guna usaha dan belum didaftarkan atau di sertifikat-kan pada Kantor Pertanahan setempat, dan hanya memiliki surat berupa bukti girik, letter, petok , rincik, atau ketitir. Secara hukum bukti tersebut tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat, padahal pada kenyataanya masih banyak sekali masyarakat yang merasa “nyaman” dengan hanya memiliki tanah dengan bukti girik, letter, petok, rincik, atau ketitir saja. Istilah LetterPethok atau Petuk Pajak Bumi terdapat di dalam penjelasan Pasal 24 Ayat 1 huruf k Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997. “Petuk Pajak Bumi adalah surat yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menetapkan subyek hukum yang dikenai kewajiban untuk membayar pajak atas suatu tanah tertentu”. Petuk pajak bumi yang dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 diakui sebagai bukti kepemilikan yang sah dan dapat beralih kepada ahli waris pemegang hak sampai dilakukannya pendaftaran. Pensertifikatan tanah-tanah yang berstatus letter dalam istilah pertanahan disebut dengan pengakuan hak, dimana hak-hak yang dimiliki seseorang yang berasal secara turun temurun diakui oleh negara untuk kemudian dikeluarkan sertifikat tanah hak milik. Serifikat hak milik inilah yang mempunyai kekuatan hukum sebagai bukti kepemilikan tanah pasca dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 serta Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

2.2 Tinjauan tentang hak menguasai negara