1. Pengukuran dan pemetaan-pemetaan tanah serta menyelenggarakan tata usahanya.
2. Pendaftaran hak serta peralihannya dan pemberian surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Dari ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa pendaftaran tanah dilaksanakan pemerintah guna memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak
atas tanah yang ada di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Kepastian hukum terhadap hak atas tanah tersebut ditandai dengan adanya
sertifikat sebagai alat bukti kepemilikan tanah.
2.4.3 Asas Pendaftaran Tanah
Asas merupakan fundamen yang mendasari terjadinya sesuatu merupakan dasar dari suatu kegiatan, hal ini berlaku pula pada pendaftaran tanah. Oleh
karena itu, dalam pendaftaran tanah ini terdapat asas yang harus menjadi patokan dasar dalam melakukan pendaftaran tanah. Dalam Pasal 2 Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dinyatakan bahwa pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan 4 asas, yaitu:
1. Asas Sederhana. Asas Sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar ketentuan-
ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama hak atas tanah.
2. Asas Aman.
Asas Aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan
jaminan kepastian hukum sesuai dengan pendaftaran tanah itu sendiri. 3. Asas Terjangkau.
Asas Terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan,
khususnya dengan
memperhatikan kebutuhan
dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam
rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh pihak yang memerlukan.
4. Asas Mutakhir. Asas Mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam
pelaksanaannya dan keseimbangan dalam pemeliharaan datanya. Dan data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu pelu
diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari. Asas ini menuntut pula dipeliharanya data
pendaftaran tanah secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan
nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat, dan itulah yang berlaku pula pada asas terbuka.
2.4.4 Tujuan Pendaftaran Tanah
Usaha yang menuju kearah kepastian hukum atas tanah tercantum dalam ketentuan-ketentuan dari pasal-pasal yang mengatur tentang pendaftaran tanah,
dalam pasal 19 UUPA disebutkan untuk menjamin kepastian hukum dari hak- hak atas tanah, UUPA mengharuskan pemerintah untuk mengadakan
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia yang bersifat “Recht
kadaster artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum, dengan di selenggarakannya pendaftaran tanah, maka pihak-pihak yang bersangkutan
dengan mudah dapat mengetahui status hukum dari tanah tertentu yang dihadapinya, letak, luas dan batas-batasnya, siapa yang empunya dan beban-
beban apa yang melekat pada tanah tersebut A.P. Parlindungan:1990: 59. Menurut para ahli disebutkan tujuan pendaftaran ialah untuk kepastian hak
seseorang, disamping untuk pengelakkan suatu sengketa perbatasan dan juga untuk penetapan suatu perpajakan. AP Parlindungan; 1990: 6.
1. Kepastian hak seseorang.
Maksudnya dengan suatu pendaftaran, maka hak seseorang itu menjadi jelas misalnya apakah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atau hak-
hak lainnya. 2. Pengelakkan suatu sengketa perbatasan.
Bila sebidang tanah yang dimiliki oleh seseorang sudah terdaftar, maka dapat dihindari terjadinya sengketa tentang perbatasannya, karena dengan
didaftarnya tanah tersebut, maka telah diketaui berapa luasnya serta batas- batasnya.
3. Penetapan suatu perpajakan.
Dengan diketahuinya berapa luas sebidang tanah, maka berdasarkan hal tersebut dapat ditetapkan besar pajak yang harus dibayar oleh
seseorang. Dalam lingkup yang lebih luas dapat dikatakan pendaftaran itu selain
memberi informasi
mengenai suatu
bidang tanah,
baik penggunaannya, pemanfaatannya, maupun informasi mengenai untuk apa
tanah itu sebaiknya dipergunakan, demikian pula informasi mengenai kemampuan apa yang terkandung di dalamnya dan demikian pula informasi
mengenai bangunannya sendiri, harga bangunan dan tanahnya, dan pajak yang ditetapkan.
Sejalan dengan asas yang terkandung dalam pendaftaran tanah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari adanya pendaftaran tanah tersebut diatur
lebih lanjut pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, dinyatakan pendaftaran tanah bertujuan:
1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas tanah suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
pemegang hak yang bersangkutan. 2.
Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang
dibutuhkan dalam mcngadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar. Untuk
terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
2.5 Tinjauan tentang sengketa pertanahan