“pembelajaran keterampilan proses sains dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas ilmiah siswa”. Melalui pengembangan keterampilan memproseskan
perolehan, anak akan mampu mengemukakan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Oleh karena
itu, keterampilan tersebut menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan pengembangan sikap dan nilai.
2.3 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran tetapi yang
mengolah dan menentukan adalah siswa, sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Kemajuan metodologi dewasa ini, asas aktivitas lebih ditonjolkan
sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang memadai.
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas, banyak jenis aktivitas yang dapat
dilakukan oleh siswa. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich
Sardiman, 2011: 101 mengelompokkan jenis-jenis aktivitas belajar sebagai berikut:
1 visual activities: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain;
2 oral activities: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi;
3 listening activities: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; 4 writing activities: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin;
5 drawing activities: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6 motor activities: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, berternak; 7 mental activities: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, mengambil keputusan; 8 emotional activities: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, tenang dan gugup. Jenis aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa dapat bermacam-macam
akan tetapi mempunyai satu tujuan akhir yang sama yaitu memperoleh hasil belajar yang optimal. Menurut Purba et al. 2006, dalam pembelajaran di kelas
diperlukan aktivitas siswa dalam setiap kegiatan yang dilakukan sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pada penelitian ini, model BTL
menggunakan pola pembelajaran kontekstual dan kooperatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian Munda et al. 2012 menunjukkan bahwa:
“pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan antusias siswa
dalam proses pembelajaran”. Pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada model BTL memberikan kesempatan siswa untuk saling berinteraksi sehingga
menyebabkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Hal ini sesuai hasil penelitian Nurfaidah et al. 2010 yang menunjukkan bahwa:
“aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan pembelajaran kooperatif”. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini
yaitu aktivitas melihat, mendengar, menulis dan mengucap. Pada penelitian ini, hasil belajar yang diungkap adalah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Aspek hasil belajar afektif yang diamati yaitu kehadiran di dalam kelas, tanggung jawab dan kerjasama dalam kelompok. Hasil belajar
psikomotorik yang diamati pada penelitian ini berkaitan dengan percobaan. Aspek psikomotorik yang diamati yaitu menyiapkan alat percobaan, melakukan
percobaan dan mengacungkan tangan.
2.4 Hasil Belajar