kelas yang meliputi model pembelajaran langsung, model pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran kooperatif.
Selanjutnya Suprijono berpendapat bahwa model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran di mana guru terlibat aktif dalam
mengusung isi pelajaran kepada siswa dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Model pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajar siswa. Sedangkan model pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran berbasis sosial yang mengutamakan kerja sama dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif antara lain meliputi: Jigsaw, Think
Pair Shared, Numbered Heads Together, Group Investigation, Picture and Picture, Two Stay Two Stray, Make a Match, Listening Team, Bamboo Dancing,
dan sebagainya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dijadikan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.
2.1.6 Model Pembelajaran Number Heads Together NHT
2.1.6.1 Pengertian NHT
Model pembelajaran NHT atau penomeran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memepengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pembelajaran.
Trianto 2007:62 mengemukkan bahwa NHT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas trdisional. NHT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya
bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling
memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya Shoimin, 2014:108.
Pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap
kelompok terdiri atas 6-8 siswa dan tiap-tiap siswa diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus
dijawab setiap kelompok, guru memberikan kesempatan setiap kelompok menemukan jawabannya dengan menyatukan kepalanya Heads Together
berdiskusi memikirkan jawabannya. Selanjutnya guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok, mereka diberi
kesempatan untuk memberikan jawaban dan guru memberikan penguatan terhadap jawaban dari mereka Suprijono, 2009:92.
2.1.6.2 Tujuan dan Manfaat Model NHT
Tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu.
a. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik.
b. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Ada beberapa manfaat pada model kooperatif tipe NHT terhadap peserta didik yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren
dalam Ibrahim, 2000, antara lain adalah. 1
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2
Memperbaiki kehadiran 3
Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4
Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 5
Konflik antara pribadi berkurang
6 Pemahaman yang lebih mendalam
7 Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi hasil belajar
lebih tinggi
2.1.6.3 Tahap-Tahap Model NHT