1.8 Sistematika Skripsi
Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah dibahas secara urut dan terarah. Secara garis besar skripsi ini terdiri dari
tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir. 1. Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran, daftar
tabel, dan daftar gambar. 2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab yakni sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bagian ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, serta sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori Bagian ini berisi teori-teori yang digunakan untuk melandasi
penelitian dan hipotesis yang dirumuskan yang merupakan tinjauan pustaka.
Bab III Metode Penelitian Bagian ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian,desain
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis instrumen penelitian, dan metode analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini meliputi persiapan pelaksanaan dan analisis data serta
pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup
Berisi simpulan dari penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan berkaitan dengan penelitian bagi guru maupun
penelitian selanjutnya. 3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir merupakan bagian yang terdiri dari daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan, lampiran-lampiran yang melengkapi uraian pada
bagian isi, dan tabel-tabel yang digunakan.
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sains sehingga fisika juga memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan sains pada
umumnya. Dalam pembelajaran fisika subyek belajar siswa harus dilibatkan secara aktif dalam pemecahan masalah-masalah. Hal ini dipertegas oleh Wiyanto
dan Yulianti 2009: 2 yang menyatakan bahwa: Dalam pembelajaran fisika diperlukan obyek nyata dan interaksi
dengan lingkungan belajar serta diskusi yang intensif sehingga kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep fisika. Pembelajaran sains termasuk fisika lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsunguntuk mengembangkan kompetensi siswa agar mampu memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran sains
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendasar tentang alam sekitar.
Istilah “sains” berasal dari bahasa Latin “scientia” yang berarti pengetahuan. Menurut Putra 2013: 40, definisi sains adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, yang
didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Pembelajaran yang memfokuskan pada pemberian pengalaman secara
langsung dengan menerapkan konsep yang telah dipelajari akan membantu siswa
untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Menurut Wiyanto dan Yulianti 2009: 3, pada dasarnya sains terdiri dari empat komponen yaitu sikap
ilmiah, proses ilmiah dan produk ilmiah, serta aplikasi. Keempat komponen tersebut diharapkan dapat diterapakan dengan baik sehingga siswa dapat
mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah dan meniru cara ilmuwan bekerja
dalam menemukan fakta baru. Tahap-tahap pembelajaran fisika terdiri dari tahap pendahuluan, kegiatan
inti, dan diskusi motivasi. Pendahuluan yang baik akan menuntut terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang bermakna meaningful learning. Sebaliknya
pendahuluan yang tidak baik akan membuat kegiatan pembelajaran tidak mengenai sasaran. Teknis pelaksanaannya dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain dengan menanyakan bahan pelajaran sebelumnya yang ada hubungannya dengan materi pelajaran yang akan dibahas.
Kegiatan inti adalah bagian pokok dari kegiatan pembelajaran atau proses belajar-mengajar. Pada kegiatan ini guru dituntut memiliki beberapa metode
mengajar dan cara pendekatan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa. Siswa mulai mengobservasi,
mengamati, mengumpulkan data, menganalisis dan sintesa permasalahan serta diskusi kelompok untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang telah dipelajari.
2.2 Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition AIR