menunjukkan karakter tidak bertanggung jawab, tidak bekerja sama segera diingatkan . Guru perlu menekankan
perlunya jujur dalam menjawab pertanyaan. Guru meminta siswa untuk bertanggung jawab terhadap hasil
jawaban yang telah ditulis dalam daftar pertanyaan -
Melakukan evaluasi formatif dengan cara setelah siswa- siswi saling berdiskusi salah satu anggota kelompok
diminta mempresentasikan atau membacakan hasil kerja
kelompoknya, dan mengkomunikasikan pekerjaannya
kepada kelas dengan melakukan yang terbaik untuk memberi kemudahan guru melakukan evaluasi formatif
dan memberi kesempatan siswa lain untuk belajar menjadi pendengar yang baik, tidak mencela teman dengan kasar
ketika terdapat perbedaan pendapat serta belajar bertoleransi.
15 menit
Kegiatan Penutup + 10 menit
- Membimbing siswa, merangkum hasil diskusi tentang
kondisi masyarakat Indonesia masa kolonial, dan perlawanan masyarakat Indonesia terhadap kekuasaan
asing dengan bantuan Media Slide Power Point. -
Guru mengucapkan salam penutup. 8 menit
2 menit
K. Sumber Pembelajaran
- Buku Siswa:
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah SMA Kelas XI IPS Jilid 2. Erlangga : Jakarta Djoened P, Marwati, et al. 1984. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : Depdikbud
- Tabel Spesifikasi
- Silabus
- Media Pendukung Materi Pembelajaran
L. Penilaian
Lembar Penilaian Diskusi HariTanggal
: Topik diskusidebat
:
No SikapAspek yang dinilai
Nama peserta didik
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Penilaian kelompok 1.
Menyelesaikan tugas kelompok
dengan baik 2
Kerjasama kelompok
3 Hasil tugas
Jumlah Nilai Kelompok Penilaian Individu Peserta didik
1. Berani
mengemukakan pendapat
2. Berani menjawab
pertanyaan 3.
Inisiatif 4.
Ketelitian Jumlah Nilai Individu
Mengetahui, Magelang, 1 April 2014
Guru Mata Pelajaran Observer
Prijadji, S.Pd Aprillia Nur Fitriana
---------------------------------- ------------------------
NIP. 19720614 200501 1 009 NIM. 3101410010
Kriteria Penilaian : Kriteria
Indikator Nilai
Kualitatif Nilai
Kuantitatif 80-100
Memuaskan 4
70-79 Baik
3 60-69
Cukup 2
45-59 Kurang
cukup 1
WACANA SIKLUS I
Kebijakan Pemerintah Kolonial di Indonesia
A. Indonesia pada masa VOC
VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie didirikan atas anjuran Johan van Olden Barnevelt karena alasan adanya persaingan di antara pedagang Belanda sendiri, adanya
ancaman dari komisi dagang lain, seperti EIC Inggris, dan dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Untuk mendapatkan keleluasaan usaha di Indonesia, VOC
memiliki hak oktroi, yaitu hak istimewa. VOC juga mendapat hak memungut pajak yang disebut:
1. Verplichte Leverantie, yaitu kewajiban bagi raja pribumi untuk membayar pajak hasil
bumi kepada Belanda. 2.
Contingenten, yaitu pajak sewa tanah yang harus dibayar rakyat dengan hasil bumi. VOC mampu menguasai Indonesia pada masa itu disebabkan oleh:
1. VOC adalah organisasi dagang yang tertib dan para pengurusnya bekerja keras sehingga
maju dengan pesat. 2.
Banyak kerajaan di Indonesia yang mudah dikuasai VOC karena politik adu domba. 3.
Para pedagang di Nusantara belum memiliki kesatuan dan persatuan yang kuat. Ada beberapa bukti politik adu domba VOC yang berhasil menguasai Kerajaan
Nusantara. 1.
VOC berhasil membantu Sultan Haji dalam merebut Banten dari tangan Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dalam permusuhan antara Aru Palaka Raja Bone dan Hasanuddin Sultan Makassar,
VOC membantu Aru Palaka sehingga terjadilah Perjanjian Bongaya yang menyebabkan Makassar jatuh ke tangan VOC.
3. VOC berhasil memecah belah Mataram menjadi tiga: kasunanan, kesultanan, dan
mangkunegaran. Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran, bahkan VOC
runtuh pada tanggal 31 Desember 1799. Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut:
1. Pada akhir abad Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal
hasil dari bumi Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur terkirim ke negeri Belanda. VOC tidak kuat lagi membiayai perang-perang tersebut.
2. Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung
jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat. Untuk lebih memperkaya diri, mereka melakukan tindak korupsi. Merajalelalah korupsi di Indonesia maupun di negeri
Belanda. 3.
Terjadinya jual beli jabatan. Seorang VOC yang ingin pulang ke negerinya karena sudah terlampau kaya atau pensiun dapat menjual jabatannya kepada orang lain dengan harga
tinggi. Hal ini akan menjadi sistem suap yang merajalela. 4.
Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir. Pemerintah yang kekurangan biaya untuk membiayai pemerintahannya dan perang terpaksa menjual tanah-tanah yang luas kepada
orang-orang partikelir dengan hak pertuanan. 5.
Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, utang VOC semakin besar.
6. Pada Abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa lainnya
Inggris, Prancis, Jerman yang dengan leluasa berdagang di Nusantara sehingga monopoli VOC hancur.
B. Indonesia pada masa penjajahan Belanda I